30
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Strategi Penerjemahan Dan Pergeseran Makna Kata Mu
ḍᾱ’af Yang Terdapat Dalam Surat
Al-W ᾱqi’ah
Kata mu ḍᾱ’af yang terdapat pada surat Al-Wᾱqi’ah berjumlah 9 kata yang
terdapat pada ayat 04, 05, 06, 23, 30,51, 79, 92 dan 95. Berikut ini merupakan analisis penerjemahan kata mu
ḍᾱ’af pada surat Al- W
ᾱqi’ah :
Data 1: Ayat 04
Bunyi ayat:
ﺎًّﺟَﺭ ُﺽ ْﺭﻷﺍ ِﺖﱠﺟُﺭ ﺍَﺫِﺇ
Iżᾱ rujjatil-arḍu rajjᾱ apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya.
Kata mu ḍᾱ’af yang terdapat pada data ini adalah
ّﺝﺭ
rujj ᾱ tergoyang,
terguncang Yunus. 1990: 138, kata ini merupakan fi’il madhi mabni majhul yang berasal dari lafazh
ّﺝﺭ -
ّﺝﺮﻳ -
ﺎّﺟﺭ
rajja-yarujju-rajjan dan
ﺎﺟﺮ
rajjan bergoyang, berayun-ayun,bergerak merupakan masdar dari lafazh
ﺝﺮ
rajja Munawir. 2002: 474.
Ayat tersebut menjelaskan tentang kejadian hari kiamat. Pada hari kiamat manusia terbagi kepada tiga golongan, yaitu: golongan kanan para
penghuni surga, golongan kiri para penghuni neraka, dan golongan orang-orang yang paling dahulu beriman seluruh ummat nabi-nabi sebelum nabi Muhammad
31
SAW. Ketika terjadi hari kiamat, bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya dan gunng-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya seperti debu yang
beterbangan, ketika kiamat terjadi, orang-orang yang mendustakannya akan tertunduk tak berdaya, serta mengakui kebenarannya, namun sudah terlambat.
Kata ini diterjemahkan dengan bergoyang, berayun-ayun dan bergerak,
sedangkan dalam penerjemahan keseluruhan ayat kata itu bermakna digoncangkan. Pada data hasil penerjemahan menurut kamus berbeda dengan
hasil penerjemahan keseluruhan tetapi masih memiliki keterkaitan makna yaitu menggetarkan atau menggoyangkan dan digoncangkan merupakan suatu peristiwa
yang sama-sama bergerak, bergetar, bergoyang ataupun bergoncang. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan pada data di atas merupakan
strategi produksi asosiasi spontan dan reformulasi merupakan padanan makna yang dilakukan penerjemah dalam mencari makna yang sesuai antara BSu kepada
BSa karena penerjemah dianggap hanya mencari padanan kata yang sepadan dengan konteks dari teks sumber sehingga makna yang terkandung pada teks
dapat disampaikan dengan baik. Pada contoh ini tidak terjadi pergeseran makna kalimat, karena penerjemah hanya meneyesuai makna kalimat dengan
menghubungkan teks terhadap tujuan wacana.
Data 2: Ayat 05
Bunyi ayat:
ًﺎّﺴَﺑ ُﻝﺎَﺒِﺠْﻟﺍ ِﺖﱠﺴُﺑَﻭ
Wa bussatil-jib ᾱlu bassᾱ dan gunung-
gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya.
32
Pada ayat di atas ditemukan kata mu ḍᾱ’af
ﺖﺴﺒ
bussati dan
ﺎﺴﺒ
bassan. Kata
ﺖﺴﺒ
bussati dihancurkan Munawir, 2002: 83 merupakan fi’il madhi majhul bersambung dengan dhamir rafak mutaharrik yang berasal dari kata
ّﺲﺑ -
ّﺲﺒﻳ -
ﺎّﺴﺑ
bassa-yabussu-bassan, dan kata
ﺎﺴﺒ
bassan mengiringi pelan- pelan Munawir, 2002: 83 adalah masdar dari kata
ّﺲﺑ -
ّﺲﺒﻳ -
ﺎّﺴﺑ
bassa- yabussu-bassan.
Ayat ini menjelaskan tentang hari kiamat juga sama seperti penjelasan ayat 4 yaitu: Pada hari kiamat manusia terbagi kepada tiga golongan, yaitu: golongan
kanan para penghuni surga, golongan kiri para penghuni neraka, dan golongan orang-orang yang paling dahulu beriman seluruh ummat nabi-nabi sebelum nabi
Muhammad SAW. Ketika terjadi hari kiamat, bumi diguncangkan sedahsyat- dahsyatnya dan gunng-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya seperti debu
yang beterbangan, ketika kiamat terjadi, orang-orang yang mendustakannya akan tertunduk tak berdaya, serta mengakui kebenarannya, namun sudah terlambat.
Kata ini diterjemahkan berbeda yaitu menurut kamus artinya adalah mengiringi pelan-pelan, sedangkan dalam penerjemahan keseluruhan ayat tersebut
diberi arti dihancurkan. Dapat diketahui bahwa hasil penerjemahan menurut kamus sangat berbeda dengan hasil penerjemahan keseluruhan karena makna dari
mengiringi pelan-pelan tidak berhubungan dengan makna dihancurkan. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan pada data di atas
merupakan strategi evaluasi penerimaan secara utuh makna dan bentuk yang ada pada BSu untuk diterjemahkan kepada BSa karena penerjemah menganggap dari
33
segi bentuk dan makna padanan kata tersebut telah berterima di BSa karena penerjemah dianggap menyesuaikan padanan kata dalam penerjemahan agar hasil
terjemahan dapat berterima dan makna yang terkandung pada teks dapat disampaikan dengan baik. Pada contoh ini tidak terjadi pergeseran makna kalimat,
karena penerjemah hanya menyesuaikan makna kalimat dengan menghubungkan teks terhadap tujuan wacana.
Data 3: Ayat 06
Bunyi ayat:
ﺎًّﺜَﺒْﻨُﻣ ًءﺎَﺒَﻫ ْﺖَﻧﺎَﻜَﻓ
Fak ᾱnat habᾱ’am mumbaṣṣᾱ maka jadilah
ia debu yang beterbangan Pada data di atas menunjukkan bahwa kata mu
ḍᾱ’af
ﺎﺜﺒﻨﻤ
mumba ṣṣᾱ
pingsan Munawir, 2002: 57 berasal dari kata
ﺚﺑ ﱠ-
ﺚُﺒﻳ ﱡ-
ﺎﺜﺑ ﱟ
ba ṣṣa-yabuṣṣu-
ba ṣṣan menyiarkan Munawir, 2002: 56. Kata
ﺎﺜﺒﻨﻤ
mumba ṣṣᾱ
adalah bentuk ism dari kata
ﺚﺑ ﱠ
ba ṣṣa.
Ayat ini juga menjelaskan tentang hari kiamat, sama seperti penjelasan ayat 4 dan 5. Ketika terjadi hari kiamat, manusia terbagi kepada tiga golongan
yaitu pertama mukmin biasa yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanan, kedua orang-orang kafir yang menerima catatan amalnya dengan tangan
kiri dan ketiga mukmin khusus yang lebih dahulu beriman dan bersemangat di dalam beramal saleh. Pada hari kiamat bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya
dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya seperti debu yang beterbangan.
34
Kata ini diterjemahkan berbeda yaitu menurut kamus artinya adalah menyiarkan, sedangkan dalam penerjemahan keseluruhan ayat tersebut diberi arti
berterbangan. Dapat diketahui bahwa hasil penerjemahan menurut kamus sangat berbeda dengan hasil penerjemahan keseluruhan karena makna dari menyiarkan
tidak berhubungan dengan makna berterbangan. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan pada data di atas merupakan strategi evaluasi
penerimaan secara utuh makna dan bentuk yang ada pada BSu untuk diterjemahkan kepada BSa karena penerjemah menganggap dari segi bentuk dan
makna padanan kata tersebut telah berterima di BSa karena penerjemah dianggap menyesuaikan padanan kata dalam penerjemahan agar hasil terjemahan dapat
berterima dan makna yang terkandung pada teks dapat disampaikan dengan baik. Pada contoh ini tidak terjadi pergeseran makna kalimat, karena penerjemah hanya
menyesuaikan makna kalimat dengan menghubungkan teks terhadap tujuan wacana.
Data 4: Ayat 23
Bunyi ayat:
ِﻥﻮُﻨْﻜَﻤْﻟﺍِﺆُﻟْﺆﱡﻠﻟﺍ ِﻝﺎَﺜْﻣَﺄَﻛ
ka’am ṡᾱlil-lu’luil maknūn laksana
mutiara yang tersimpan baik. Data di atas menunjukkan bahwa kata mu
ḍᾱ’af
ﺆﻠﺆﻠﻠﺍ
lu’lua mutiara Munawir, 2002: 1245 adalah bentuk ism.
Ayat ini menjelaskan tentang balasan kepada orang-orang yang paling dahulu beriman. Allah berpirman dalam ayat-ayatnya: orang-orang yang
melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya pada hari kiamat berada
35
dalam surga yang penuh dengan kenikmatan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda yang tidak bertambah usianya, sehingga jadi tua dan tidak
pula wajah dan tinggi badan mengalami perubahan, bahkan tetap muda satu usia dan satu keadaan, dengan membawa gelas berisi minuman yang diambil dari air
yang mengalir, namun tidak memabukkan dan tidak pula merusak jaringan otak, berbagi jenis buah-buahan yang terdapat di dalamnya, seperti kurma dan delima,
rasa dan bentuknya berlainan dengan yang ada di dunia, setiap kali dipetik, buahan-buahan di surga kembali muncul di pohonnya, sehingga tidak pernah
habis, dan daging burung yang telah matang dan sangat lezat rasanya. Mereka tidak mendengar kegaduhan, kekacauan, dan ucapan-ucapan tidak berarti,
semuanya berada dalam kedamaian. Kata ini diterjemahkan sama baik menurut kamus ataupun menurut
penerjemahan keseluruhan ayat tersebut yang diberi arti mutiara. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan pada data di atas merupakan
strategi produksi asosiasi spontan dan reformulasi merupakan padanan makna yang dilakukan penerjemah dalam mencari makna yang sesuai antara BSu kepada
BSa karena penerjemah menganggap makna yang terdapat pada kamus dapat
berterima untuk menghasikan penerjemahan yang utuh dan akurat. Pada contoh ini tidak terjadi pergeseran makna kalimat, karena makna yang terdapat di dalam
kamus sama dengan makna yang diterjemahkan.
36
Data 5: Ayat 30
Bunyi ayat:
ٍﺩﻭُﺪْﻤَﻣ ﱟﻞِﻅَﻭ
wa ẓillim mamdūd dan naungan yang
terbentang luas. Data di atas dapat dilihat bahwa kata mu
ḍᾱ’af:
ﺩﻭﺪﻤﻣ
mam ḍūd yang
terbentang, terhampar Munawir, 2002: 1319 merupakan
ﻞﻮﻌﻔﻤ ﻡﺴﺍ
ism maf’’ūl dari kata
ﺪﻤ -
ﺪﻤﻴ -
ﺍﺪﻤ
madda-yamuddu-maddan membentang Munawir, 2002: 1317.
Ayat ini menjelaskan tentang balasan kepada golongan kanan orang-orang yang menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kanan. Mereka berada
di bawah pohon bidara yang dimuliakan dan tidak berduri, pohon pisang yang bersusun-susun buahnya yakni pohon pisang yang terhimpun dan tiada terputus,,
dan naungan yang terbentang luas. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pohon yang apabila penunggang
kuda menyusuri bayangannya selama seratus tahun tetap saja tidak dapat mencapai ujungnya”.
Ṣaḥīḥ Al-Bukhᾱri dan Ṣaḥīḥ Muslim. Dan air yang mengalir terus menerus, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti
berbuah dan tidak terlarang mengambilnya. Buah-buahan ini bukanlah buah musiman di mana pohon tidak berbuah jika sudah melewati musimnya, bahkan di
surga segala macam buah-buahan selalu tersedia setiap saat, dan disediakan kasur-kasur yang tebal lagi empuk yang sebelumnya tidak pernah dirasakan
37
kenyamanannya, dan bidadari-bidadari senantiasa perawan yang penuh cinta serta sebaya.
Kata ini diterjemahkan dengan terhampar dan terbentang, sedangkan dalam penerjemahan keseluruhan ayat kata itu bermakna terrbentang luas. Pada
data hasil penerjemahan menurut kamus berbeda dengan hasil penerjemahan keseluruhan tetapi masih memiliki keterkaitan makna yaitu terhampar, terbentang
dan terbentang luas. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan pada data di atas merupakan strategi produksi asosiasi spontan dan
reformulasi merupakan padanan makna yang dilakukan penerjemah dalam mencari makna yang sesuai antara BSu kepada BSa karena penerjemah dianggap
hanya mencari padanan kata yang sepadan dengan konteks dari teks sumber sehingga makna yang terkandung pada teks dapat disampaikan dengan baik.
Dari data di atas, terjadi pergeseran makna generik ke spesifik yakni kata terbentang ke terbentang luas dalam kata
mamdūd. Terjemahan kata mamdūdin
dalam kamus adalah terbentang dan terhampar, akan tetapi dalam penerjemahan kata
mamdūdin menggunakan makna konteks yaitu terbentang luas. Unsur yang
mempengaruhi perbedaan makna kata mamdūdin dengan makna konteks adalah
kata ẓillim yang diartikan naungan. Oleh karena itu penerjemah menyesuaikan
dan mencari makna kata yang sepadan sehingga dapat mencapai hasil penerjemahan yang utuh, berterima dan akurat.
38
Data 6: Ayat 51
Bunyi ayat:
َﻥﻮُﺑﱢﺬَﻜُﻤْﻟﺍ َﻥﻮﱡﻟﺎﱠﻀﻟﺍ ﺎَﻬﱡﻳَﺃ ْﻢُﻜﱠﻧِﺇ ﱠﻢُﺛ
ṡumma innakum ayyuhaḍ- ḍᾱllūnal-mukażżibūn Kemudian sesungguhnya kamu, hai orang-orang yang
sesat lagi mendustakan. Data di atas menunjukkan bahwa kata mu
ḍᾱ’af
ﻦﻮﻠﺎﺿ
ḍᾱllūn yang sesat Munawir, 2002: 827 merupakan
ﻡﻠﺎﺴﻠﺍ ﺭﻜﺬﻤ ﻊﻤﺠ
jamak mużakkarim
salim dari kata
ﻻﻼﺿ
-
ﻞﺿﻴ- ﻞﺿ
ḍalla-yaḍillu-ḍalᾱlan sesat, menyimpang dari kebenaran Munawir, 2002: 826.
Ayat ini menjelaskan tentang azab untuk golongan kiri orang-orang yang menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kiri. Mereka berada dalam
siksaan angin yang mengenaskan, yaitu angin yang sangat panas dan kabut hitam yang sangat menyesakkan. Imam A
ḍ-Ḋaḥak berkata: api neraka berwarna hitam, penghuni neraka juga berwajah hitam, dan apa yang ada di neraka semuanya
berwarna hitam. Manusia yang mengingkari akhirat dan tidak pernah berhenti dari berbuat dosa besar akan masuk golongan kiri dengan siksaan yang tidak pernah
terbayangkan di dunia, sesunggunhnya mereka hidup bermewah-mewah selama di dunia. Mereka memakan pohon zakum, Zakum adalah jenis pohon di neraka
yang mengakibatkan derita yang luar biasa bagi yang memakannya, meskipun mereka tidak suka memakan buah zakum yang sangat buruk, menjijikkan, dan
pahit rasanya, namun rasa lapar mendorong mereka untuk memakannya, dan meminum cairan panas yang melelehkan perut, setelah memakan buah zakum,
39
mereka meminum air yang sangat panas, dan mereka meminumnya seperti unta kehausan yang tidak pernah merasa kepuasan.
Kata ini diterjemahkan sama yaitu menurut kamus artinya adalah yang sesat, dalam penerjemahan keseluruhan ayat tersebut diberi arti sesat. Dapat
diketahui bahwa hasil penerjemahan menurut kamus dengan hasil penerjemahan keseluruhan sama. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan
pada data di atas merupakan strategi evaluasi penerimaan secara utuh makna dan bentuk yang ada pada BSu untuk diterjemahkan kepada BSa karena penerjemah
menganggap dari segi bentuk dan makna padanan kata tersebut telah berterima di
BSa karena penerjemah dianggap menyesuaikan padanan kata dalam
penerjemahan agar hasil terjemahan dapat berterima dan makna yang terkandung pada teks dapat disampaikan dengan baik. Pada contoh ini tidak terjadi pergeseran
makna kalimat, karena makna yang terdapat di dalam kamus sama dengan makna yang diterjemahkan.
Data 7: Ayat 79
Bunyi ayat:
َﻥﻭُﺮﱠﻬَﻄُﻤْﻟﺍ ﻻِﺇ ُﻪﱡﺴَﻤَﻳ ﻻ
l ᾱ yamassuhu illᾱl-muṭahharūn tidak
menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Data di atas dapat dilihat bahwa kata mu
ḍᾱ’af
ّﺲﻤﻳ
yamussu menyentuh Munawir, 2002: 1334 merupakan fi’il mudharik dari kata
ﺱﻤ
massa. Ayat ini menjelaskan sumpah Allah tentang kemuliaan Al-Qur’an. Allah
menegaskan bahwa alam ini hanya diciptakan oleh satu kekuasaan, yaitu dirinya,
40
tanpa dibantu oleh siapapun. Secara lahir, manusia menanam pohon-pohonan dan biji-bijian, namun secara hakikat Allahlah yang menumbuhkannya, air yang ada di
muka bumi ini didatangkan dari langit oleh Allah dan dia berkuasa menahannya hingga tidak turun. Allah berkuasa melakukan apa saja terhadap benda-benda
ciptaannya, seperti air menjadikan terasa asin seluruhnya, namun dia menjadikan rasa air sesuai dengan kebutuhan manusia, salah satu karunia Allah kepada
manusia adalah diciptakannya api di dunia yang sangat dibutuhkan oleh manusia, di mana pun mereka berada, yakni: orang-orang musafir yang berjalan di padang
pasir dan hutan-hutan mengambil manfaat dari kayu tersebut sebagi cahaya, menghangatkan badan dan bahan bakar. Rasulullah saw bersabda, kaum muslim
berserikat di dalam tiga hal yaitu: api, rerumputan, dan air, Sunan Abu Dawud. Sesungguhnya Al-Qur’an yang sangat mulia adalah kitab yang terpelihara Lua
ḥul Ma
ḥfūẓ tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan, yakni, Al-qur’an merupakan kitab suci yang tidak pernah disentuh oleh makhluk-
makhluk tidak suci, seperti setan. Informasi Al-Qur’an berkenaan dengan surga dan neraka serta berbagai hal yang ada di dalamnya, merupakan kebenaran yang
tidak perlu diragukan. Kata ini diterjemahkan sama baik menurut kamus ataupun menurut
penerjemahan keseluruhan ayat tersebut yang diberi arti menyentuh. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan pada data di atas merupakan
strategi produksi asosiasi spontan dan reformulasi merupakan padanan makna yang dilakukan penerjemah dalam mencari makna yang sesuai antara BSu kepada
BSa karena penerjemah menganggap makna yang terdapat pada kamus dapat
41
berterima untuk menghasilkan penerjemahan yang utuh dan akurat. Pada contoh ini tidak terjadi pergeseran makna kalimat, karena makna yang terdapat di dalam
kamus sama dengan makna yang diterjemahkan.
Data 8: Ayat 92
Bunyi ayat:
َﻦﻴِﺑﱢﺬَﻜُﻤْﻟﺍ َﻦِﻣ َﻥﺎَﻛ ْﻥِﺇ ﺎﱠﻣَﺃَﻭ َﻦﻴﱢﻟﺎﱠﻀﻟﺍ
wa’amm ᾱ in kᾱna minal-
mukażżibīnaḍ-ḍᾱllīn dan adapun jika dia termasuk golongan orang yang mendustakan lagi sesat.
Data di atas menunjukkan bahwa kata mu ḍᾱ’af
ﻦﻴﻠﺍﺿ
ḍᾱllīn yang sesat Munawir, 2002: 827 merupakan
ﻡﻠﺎﺴﻠﺍ ﺭﻜﺬﻤ ﻊﻤﺠ
jamak mużakkarim salim dari kata
ﻻﻼﺿ
-
ﻞﺿﻴ- ﻞﺿ
ḍalla-yaḍillu-ḍalᾱlan sesat, menyimpang dari kebenaran Munawir, 2002: 826.
Ayat ini menjelaskan golongan orang yang ingkar terhadap kekuasaan Allah swt. Allah swt telah menyediakan rezeki bagi seluruh makhluknya, tugas
makhluknya adalah mencari keberadaan rezeki tersebut, namum, banyak manusia yang mengingkarinya dan merasa bahwa rezeki itu yang didapat hasil jerih payah
sendiri. Mereka meremehkan Al-Qur’an dan meniggalkan ajarannya, padahal Al- Qur’an lebih pantas dijadikan sebagai pedoman hidup. Dan mereka ingkar bahwa
mereka memiliki Tuhan pencipta alam semesta dan pasti akan datang satu hari di mana Tuhan membalas semua perbuatan mereka.
42
Kata ini diterjemahkan sama yaitu menurut kamus artinya adalah sesat, dalam penerjemahan keseluruhan ayat tersebut diberi arti sesat. Dapat diketahui
bahwa hasil penerjemahan menurut kamus dengan hasil penerjemahan keseluruhan sama. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan
pada data di atas merupakan strategi evaluasi penerimaan secara utuh makna dan bentuk yang ada pada BSu untuk diterjemahkan kepada BSa karena penerjemah
menganggap dari segi bentuk dan makna padanan kata tersebut telah berterima di
BSa karena penerjemah dianggap menyesuaikan padanan kata dalam
penerjemahan agar hasil terjemahan dapat berterima dan makna yang terkandung pada teks dapat disampaikan dengan baik. Pada contoh ini tidak terjadi pergeseran
makna kalimat, karena makna yang terdapat di dalam kamus sama dengan makna yang diterjemahkan.
Data 9: Ayat 95
Bunyi ayat:
ﻦﻴﻘﻴﻟﺍ ﱡﻖﺤ ﻭﻬﻟ ﺍﺬﻫ ﱠﻦﺇ
inna h ᾱżᾱ lahuwa ḥaqqul-yaqīn
sesungguhnya yang disebutkan ini adalah suatu keyakinan yang benar. Data di atas menunjukkan bahwa kata mu
ḍᾱ’af
ﻖﺤ
ḥaqqa nyata, pasti, benar Munawir, 2002: 282 adalah bentuk fi’il madhi.
Ayat ini menjelaskan semua yang diterangkan dalam Al-Qur’an adalah kebenaran yang tidak perlu diragukan. Informasi Al-Qur’an berkenaan dengan
surga dan neraka serta berbagai hal yang ada di dalamnya. Diatas telah dijelaskan, bahwa orang yang taat kepada perintah Allah swt akan masuk surga yang di
43
dalamnya penuh dengan kenikmatan, yaitu: orang-orang yang menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kanan mukmin biasa yaitu: “ummat Nabi
Muhammad saw, dan orang-orang yang paling dahulu beriman mukmin khusus yaitu: “seluruh ummat Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad saw”. Allah
menempatkan mukimin khusus dekat di sisinya karena mereka paling terdepan di dalam beramal dan mereka juga paling dahulu beriman, sedangkan mukmin biasa
mereka juga di tempatkan di sisinya, hanya saja derajat mukmin biasa lebih rendah dari pada mukmin khusus.
Adapun mukmin biasa, mereka berada di bawah pohon bidara yang dimuliakan dan tidak berduri, pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, dan
disediakan kasur-kasur yang tebal lagi empuk yang sebelumnya tidak pernah dirasakan kenyamanannya.
Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda yang tidak bertambah usianya, sehingga jadi tua dan tidak pula wajah dan
tinggi badan mengalami perubahan, bahkan tetap muda satu usia dan satu keadaan, dengan membawa gelas berisi minuman yang diambil dari air yang
mengalir, namun tidak memabukkan dan tidak pula merusak jaringan otak, berbagi jenis buah-buahan yang terdapat di dalamnya, rasa dan bentuknya
berlainan dengan yang ada di dunia, dan daging burung yang telah matang dan sangat lezat rasanya. Mereka tidak mendengar kegaduhan, kekacauan, dan
ucapan-ucapan tidak berarti, semuanya berada dalam kedamaian. Sedangkan golongan kiri, yaitu: golongan orang-orang yang menerima
buku catatan amal mereka dengan tangan kiri. Mereka berada dalam siksaan angin
44
yang sangat panas dan kabut hitam yang sangat menyesakkan. Mereka memakan pohon zakum, meskipun mereka tidak suka memakan buah zakum yang sangat
buruk, menjijikkan, dan pahit rasanya, namun rasa lapar mendorong mereka untuk memakannya, mereka meminum air yang sangat panas, dan mereka meminumnya
seperti unta kehausan yang tidak pernah merasa kepuasan. Allah dapat memeperlakukan apa saja bagi makhluknya, baik yang menyenangkan maupun
tidak. Allah tidak berawal dan tidak berakhir, karena dia yang menciptakan awal dan akhir.
Kata ini diterjemahkan sama yaitu menurut kamus artinya adalah sesat, dalam penerjemahan keseluruhan ayat tersebut diberi arti sesat. Dapat diketahui
bahwa hasil penerjemahan menurut kamus dengan hasil penerjemahan keseluruhan sama. Oleh karena itu maka strategi penerjemahan yang diaplikasikan
pada data di atas merupakan strategi evaluasi penerimaan secara utuh makna dan bentuk yang ada pada BSu untuk diterjemahkan kepada BSa karena penerjemah
menganggap dari segi bentuk dan makna padanan kata tersebut telah berterima di
BSa karena penerjemah dianggap menyesuaikan padanan kata dalam
penerjemahan agar hasil terjemahan dapat berterima dan makna yang terkandung pada teks dapat disampaikan dengan baik. Pada contoh ini tidak terjadi pergeseran
makna kalimat, karena makna yang terdapat di dalam kamus sama dengan makna yang diterjemahkan.
45
BAB IV PENUTUP