Pengertian Bank Syariah Perbankan Syariah

36 Untuk kepentingan likuiditas pemilik dana, mereka dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. d. Efisiensi efficiency Peranan bank dan lembaga keuangan bukan bank adalah mempertemukan pemilik dan pengguna modal. Lembaga keuangan memperlancar dan mempertemukan pihak-pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif.

4. Perbankan Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Menurut pasal 1 dalam UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dijelaskan bahwa bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam undang-undang ini juga mengatur jenis bank berdasarkan prinsip atau instrument yang digunakan, yaitu : 1 Bank konvensional adalah bank yang dalam operasinya mengambil keuntungan dari selisih antara bunga pinjaman dengan bunga simpanan dan mendasarkan segala aktivitasnya mengambil keuntungan dari bunga. 2 Bank berdasarkan prinsip syariah, hal ini juga dibedakan menjadi dua jenis : 37 a Bank umum syariah. Pada dasarnya sama dengan bank umum akan tetapi segala aktifitasnya didasarkan pada prinsip-prinsip syariat islam dimana adanya pelarangan pengambilan bunga yang dalam syariat islam termasuk salah satu jenis riba yang dilarang dalam syariat islam. b Unit usaha syariah. Pada prinsipnya sama dengan bank umum syariah akan tetapi keberadaanya merupakan cadangan dari bank konvensional yang secara pengelolaanya dipisahkan dari aktifitas bank konvensionalinduknya. Dasar hukum perbankan unit usaha syariah di bank konvensional adalah UU. No 21 Tahun 2008. Pengertian Bank Syariah itu sendiri menurut praktisi ekonomi islam yaitu Syafi‟i Antonio dan Karnaen Perwaatmadja, Bank Syariah dibedakan menjadi dua, yaitu: 1 Bank Islam, adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Quran dan Hadits 2 Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam, adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dalam tata cara bermuamalat tersebut menjauhi praktek-praktek yang dikhawatirkan 38 mengandung unsur-unsur riba yang selanjutnya memakai kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan perdagangan. Syaikh Mahmud Syalthut Lestari, 2006: 33 mengatakan bahwa syariah adalah peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah SWT untuk dipatuhi oleh kaum muslimin. Syariah ini merupakan salah satu penghubung antara Allah SWT dengan umat manusia, maka jelas bahwa bank syariah merupakan bank yang berdasarkan aturan – aturan yang ada pada diri Islam. Sedangkan Bank Indonesia memberikan pengertian bahwa Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga riba, bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian maysir, bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan gharar, berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Dasar sistem perbankan syariah sebenarnya dapat dikemukakan secara sederhana. Operasi institusi keuangan Islam terutama berdasarkan pada prinsip profit and loss sharing. Bank Islam tidak membebankan bunga, melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Pada deposan juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan pada akad yang telah disepakati. Dengan demikian, ada kemitraan antara bank Islam dan para deposan di satu pihak, dan antara bank dan 39 nasabah investasi sebagai pengelola sumber daya para deposan dalam berbagai usaha produktif di pihak lain. Sistem ini berbeda dengan bank konvensional yang pada intinya meminjam dana dengan membayar bunga pada satu sisi neraca dan memberikan pinjaman dana dengan menarik bunga pada sisi lainnya. Secara kompleks perbedaan imbalan berdasarkan bunga dan bagi hasil dapat di jabarkan pada Tabel II.1. Tabel II.1 Perbedaan Imbalan Berdasarkan Bunga dan Berdasarkan Bagi-Hasil Bunga Bagi-hasil 1. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad, tanpa berpedoman pada untung rugi 2. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang modal yang dipinjamkan 3. Bunga dapat mengambang atau variabel, dan besarnya naik turun sesuai dengan naik turunnya bunga patokan atau kondisi ekonomi 4. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan, tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi 5. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat ganda 6. Eksistensi bunga diragukan kalau tidak dikecam oleh semua agama 1. Penentuan besarnya rasio bagi-hasil dibuat pada waktu akad dengan pedoman pada kemungkinan untung- rugi 2. Besarnya rasio bagi-hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh 3. Rasio bagi hasil tetap tidak berubah selama akad masih berlaku, kecuali diubah atas kesepakatan bersama 4. Bagi-hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama 5. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan keuntungan 6. Tidak ada yang meragukan keabsahan keuntungan bagi-hasil Sumber: Ascarya PPSK BI, 2005: 6 Bank Syariah memiliki keunggulan dibandingkan dengan bank konvensional yaitu ketepatannya dalam menyalurkan dana. Bank Syariah memperoleh keuntungan dari nisbah dan margin fee atas jasa perbankan yang dilakukan bank, oleh karena itu semua dana di Bank Syariah benar-benar diinvestasikan untuk usaha dan pembiayaan bagi kepentingan nasabah. Sedangkan pada Bank Konvensional pendapatan 40 keuntungan didapatkan dengan cara mengalokasikan sebagian besar dananya dengan berspekulasi di pasar uang. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional dapat dijelaskan secara singkat pada Tabel II.2. Tabel II.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Bank Konvensional Bank Syariah Fungsi dan Kegiatan Bank Intermediasi, jasa keuangan Intermediasi, manager investasi, investor, sosial, jasa keuangan Prinsip Dasar Operasi Tidak anti riba dan antimaysir Antiriba dan antimaysir Prioritas Pelayanan  Bebas nilai prinsip materialis  Uang sebagai komoditi  Bunga  Tidak bebas nilai prinsip syariah Islam  Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi  Bagi hasil, juial beli, sewa Orientasi Kepentingan pribadi Kepentingan publik Bentuk Keuntungan Tujuan sosial ekonomi Islam, keuntungan Evaluasi Nasabah Bank komersial Bank komersial, bank pembangunan, bank universal atau multi- purpose Hubungan Nasabah Kepastian pengembalian pokok dan bunga creditworthiness dan collateral Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko Sumber Likuiditas Jangka Pendek Terbatas debitor-kreditor Erat sebagai mitra usaha Pinjaman Yang Diberikan Pasar uang , Bank Sentral Terbatas Lembaga Penyelesai Sengketa Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba Komersial dan nonkomersial, berorientasi laba dan nirlaba Risiko Usaha Pengadilan, Arbitrase Pengadilan, Badan Arbitrase Syariah Nasional Struktur Organisasi Pengawas  Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank  Kemungkinan terjadi negative spread  Dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran  Tidak mungkin terjadi negative spread Investasi Dewan Komisaris Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, Dewan Syariah Nasional halal atau haram halal Sumber: Ascarya PPSK BI, 2005: 12 41

b. Produk Perbankan Syariah