Sarana Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan Prosedur Pemberian Kredit

4. Monitoring dan pengawasan kredit dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam setiap tahap pemberian kredit sehingga perencanaan kredit dapat dilaksanakan dengan baik. 5. Pembinaan portofolio, baik secara individual, maupun secara keseluruhan dapat dilakukan sehingga bank mempunyai kualitas aktiva yang produktif dan mendukung menjadi bank yang sehat.

F. Sarana Pengawasan atau Pemantauan Pembiayaan

Sarana pengawasan atau pemantauan pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah sebagai berikut: a. Data laporan keuangan Neraca dan Laba-Rugi debitur yang terkini minimal dua periode dengan periode yang sama yaitu 12 bulan misalnya: Desember 2008 Desember 2009, Maret 2008 Maret 2009, atau September 2008 September 2009. b. Data checklist kriteria Watch List berupa informasi sebagai berikut: 1. Karakter dan Reputasi. 2. Kinerja rekening nasabah. 3. Kinerja keuangan. 4. Informasi pasar dan produksi. 5. Informasi manajemen. 6. Agunan dan persyaratan pembiayaan. 7. Historical Rating. 8. Temuan On The Spot. 9. Proses Review Pembiayaan. 10. Pengaruh perubahan peraturan kebijakan pemerintah. Universitas Sumatera Utara c. Data Nota Review Account Watch List. Sebagian besar data nasabah sudah tercantum dalam Nota Analisa Pembiayaan NAP awal, namun data yang tercantum dalam Nota Review Account Watch List perlu di up dating data terkini, berupa informasi sebagai berikut: 1. Informasi fasilitas nasabah. 2. Kewenangan memutus. 3. Rating summary jika ada. 4. Informasi nasabah. 5. Riwayat kolektibilitas. 6. Agunan. 7. Aspek Keuangan nasabah Audited atau Inhouse. 8. Alasan masuk Watch List. 9. Perkembangan triwulan terakhir. 10. Laporan hasil kunjungan pembicaraan dengan debitur yang terakhir. 11. Strategy penanganan. 12. Usulan tindakan.

G. Kredit Bermasalah Non Performing Loan

1. Pengertian Kredit Bermasalah

Kredit Bermasalah adalah kredit yang di dalam pelaksanaannya belum mencapaimemenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank. Kredit bermasalah timbul karena kredit tersebut mengalami kesulitan di dalam penyelesaian kewajiban-kewajibannya baik dalam bentuk pembayaran kembali pokoknya dan Universitas Sumatera Utara atau pembayaran bunga, denda keterlambatan, serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan. Menurut Kuncoro dan Suharjono dalam Ismail, 2010:224, “Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan maupun pendapatan bunga yang tidak dapat diterima”. Bagi bank, semakin dini mengatasi kredit yang bermasalah maka semakin mudah pula penyelesaiannya karena akan berdampak semakin dini pula upaya penyelamatannya sehingga tidak semakin parah dan sulit menyelesaikannya. Jika bank tidak ingin rugi karena kredit yang diberikan menjadi bermasalah, bank harus mampu mengidentifikasi gejala-gejalanya secara dini sehingga bank dapat segera mengambil langkah-langkah untuk menangani kredit yang bermasalah tersebut sebelum masalahnya menjadi semakin parah. Perlu diketahui, kredit bermasalah tidak hanya disebabkan oleh kesalahan debitur tetapi kredit bermasalah juga dapat terjadi karena berbagai hal seperti kondisi eksternal ataupun bank yang menjadi pemberi kredit sendiri. Dalam hal ini salah satu upaya yang dilakukan bank untuk menyelesaikan kredit yang bermasalah itu adalah dengan melakukan pengawasan kredit. Pengawasan kredit merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupaya menjaga dan mengamankan kredit sebagai kekayaan bank dan dapat mengetahui terms of lending serta asumsi-asumsi sebagai dasar persetujuan kredit tercapai atau terjadi penyimpangan. Berikut ini beberapa teknik dalam menyelesaikan kredit bermasalah yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Penagihan intensif oleh bank. 2. Restrukturisasi kredit. Restructuring adalah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan dan equity bank, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau reconditioning. Restrukturisasi kredit diberikan kepada debitur yang tidak dapat memenuhi kewajibannya atau debitur yang diperkirakan tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran angsuran pokok danatau bunga sesuai dengan jadwal yang diperjanjikan. Bank melakukan restrukturisasi kredit kepada debitur berdasarkan pertimbangan ekonomi atau hukum, yang pemberiannya terbatas pada adanya kesulitan keuangan debitur sehingga perlu dibantu oleh bank dalam menyelesaikannya. Restrukturisasi kredit dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain; modifikasi syarat-syarat kredit, penambahan fasilitas kredit, pengambilalihan agunanasset dan konversi kredit. 3. Rescheduling Kredit Rescheduling adalah upaya penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali kredit atau jangka waktu, termasuk grace period, baik termasuk besarnya jumlah angsuran maupun tidak. Rescheduling kredit dapat diberikan kepada debitur yang masih menunjukkan iktikad baik untuk melunasi kewajibannya, yang berdasarkan pembuktian secara kuantitatif merupakan alternatif yang terbaik. Universitas Sumatera Utara 4. Reconditioning Kredit Reconditioning adalah upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit, yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan. Reconditioning kredit ini dilakukan karena nasabah mengalami kekurangan modal kerja. 5. Management Assistancy Management Assistancy adalah bantuan konsultansi dan manajemen professional yang diberikan bank kepada nasabah yang masih mempunyai prospek dan mempunyai iktikad baik untuk melunasi kewajibannya, namun lemah di dalam pengelolaan perusahaannya, baik dengan cara menempatkan petugas bank, maupun meminta bantuan pihak ketiga konsultan sebagai anggota manajemen. Pemberian bantuan manajemen management assistancy dapat diberikan kepada nasabah yang mengalami kesulitan manajemen yang mengakibatkan perencanaan perusahaan nasabah kurang terarah, organisasi lemah, pembagian tugas dan tanggung jawab tidak jelas, sistem internal kontrol lemah. 6. Penyertaan Bank Penyertaan bank adalah penempatan dana dalam bentuk saham yang dilakukan tidak melalui pasar modal. Bank dapat melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit dengan izin dari Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara

H. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur dalam pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah dengan menerapkan prinsip kehati- hatian melalui beberapa tahapan yang sudah ditentukan bank sebelum memperoleh kredit. Dalam hal ini pihak bank harus memperhatikan prinsip 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition. Bank Syariah Mandiri dalam memberikan pelayanan kepada nasabah- nasabahnya berupa produk pembiayaan seperti pembiayaan murabahah yang memberikan margin dalam setiap pembiayaan yang dilakukan. Dalam menetapkan margin yang diberikan ke nasabah ada faktor yang menjadi pertimbangan dari Bank Syariah Mandiri, yaitu: 1. Kemampuan nasabah. 2. Kebijakan dari Bank Syariah Mandiri. Bank syariah mempunyai peranan untuk membantu para nasabahnya yang ingin memajukan kegiatan usahanya. Barang yang akan dipesan oleh nasabah kepada Bank syariah akan berguna untuk kemajuan usaha dari pihak nasabah itu sendiri. Bank Syariah Mandiri memandang peranan bank syariah dalam perekonomian adalah sebagai kerangka ekonomi makro dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat dalam lingkup mikro kecil sampai dengan korporasi. Pemberian kredit pada PT Bank Syariah Mandiri kepada nasabah tentunya melewati suatu prosedur pengajuan kredit dan analisis bank terhadap nasabah itu sendiri. Analisis yang dilakukan oleh bank antara lain mengenai prinsip 5C. Jika Universitas Sumatera Utara prinsip 5C ini terpenuhi maka nasabah akan mendapatkan pembiayaan yang diinginkan. Prinsip 5C tersebut adalah sebagai berikut: 1. Character adalah keadaan watak sifat debitur, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikadkemauan debitur untuk memenuhi kewajibannya willingness to pay sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. 2. Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahuimengukur kemampuan calon debitur dalam mengembalikan atau melunasi utang-utangnya ability to pay secara tepat waktu, dari usaha yang diperolehnya. 3. Capital adalah jumlah danamodal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Kemampuan modal sendiri juga diperlukan bank sebagai alat kesungguhan dan tanggung jawab debitur dalam menjalankan usahanya karena ikut menanggung risiko terhadap gagalnya usaha. 4. Collateral adalah barang-barang yang diserahkan debitur sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Penilaian terhadap agunan ini meluputi jenis jaminan, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya. 5. Condition adalah situasi dan kondisi politik, social, ekonomi, budaya, yang mempengaruhi usaha calon debitur di kemudian hari. Secara umum ada penilaian kredit dengan metode analisis 7P kredit adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Personality Personality adalah menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu nasabah. 2. Party Party adalah pengklasifikasian nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank. 3. Perpose Perpose adalah penilaian kredit untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit ini dapat bermacam-macam seperti contoh untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan sebagainya. 4. Prospect Prospect adalah penilaian kredit untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah. 5. Payment Payment adalah ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Universitas Sumatera Utara Sehingga jika salah satu usahanya merugi maka akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. 6. Profitability Profitability adalah menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection Protection bertujuan untuk menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Di samping menggunakan prinsip 5C dan penilaian kredit dengan metode analisis 7P, maka penilaian suatu kredit layak atau tidak untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek ini dikenal dengan nama studi kelayakan usaha. Penilaian ini biasanya digunakan untuk proyek-proyek yang bernilai besar dan berjangka waktu panjang. Aspek- aspek yang dinilai tersebut adalah sebagai berikut: 1. Aspek YuridisHukum Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian ini dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga dapat diketahui siapa- siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing pemilik. Universitas Sumatera Utara 2. Aspek Pemasaran Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana. 3. Aspek Keuangan Dalam aspek ini yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping itu, hendaknya dibuatkan cash flow daripada keuangan perusahaan. 4. Aspek TeknisOperasi Aspek ini membahas tentang masalah yang berkaitan dengan produk seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan dan mesin- mesin termasuk jenis mesin yang digunakan. 5. Aspek Manajemen Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada dan pertimbangan lainnya. 6. Aspek Sosial Ekonomi Aspek ini digunakan dengan menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti: meningkatkan ekspor barang, mengurangi pengangguran atau lainnya, meningkatkan pendapatan masyarakat, tersedianya sarana dan prasarana dan membuka isolasi daerah tertentu. 7. Aspek Amdal Aspek ini menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara Universitas Sumatera Utara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya. Untuk hal margin, pihak Bank Syariah Mandiri dapat menurunkan margin dari pinjaman nasabah. Namun ada beberapa ketentuan yang berlaku untuk menurunkan margin ini. Salah satu faktornya adalah usia pembiayaan sudah lebih dari 6 bulan dan lancar. Bank Syariah Mandiri memandang bahwa nasabah tersebut adalah nasabah yang taat untuk membayar pinjaman. Pembentukan cadangan penyisihan bagi aktiva produktif pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan ini sesuai dengan SK BI No. 31148KEPDIR dan didukung pernyataan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2001:III.8D.2 sebagai berikut: a. Cadangan Umum, sekurang-kurangnya 1 dari aktiva yang digolongkan lancar. b. Cadangan Tujuan Penggolongan Persentase Dalam Perhatian Khusus 5 Kurang lancar 15 Diragukan 50 Macet 100 PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan melakukan penghapusbukuan pembiayaan jika penagihan terhadap pembiayaan itu tidak dapat ditagih lagi. Namun jika pembiayaan ini telah dihapusbukukan, hak tagih tidak ikut dihapus. Dalam Hal ini, Penghapusbukuan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu belawan terbagi 2 dua, yaitu Hapus buku dan Hapus tagih. Penghapusbukuan yang dilakukan pada PT Bank Syariah Mandiri Universitas Sumatera Utara Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah dengan menghapus buku pembiayaan macet dari neraca sebesar kewajiban nasabah tanpa menghapus hak tagih bank kepada nasabah dan tidak diperbolehkan untuk diberitahukan kepada nasabah. Sedangkan Hapus Tagih yang dilakukan adalah dengan melakukan analisis restrukturisasi yaitu berdasarkan prospek usaha dan kemampuan membayar debitur sesuai proyeksi arus kas, melakukan penyelesaian pembiayaan yang dianalisis sesuai kemampuan membayar pihak nasabah dan penghapusan jumlah MarginBagi hasilDendaBiaya-biaya lainnya dengan menggunakan pendekatan antara lain analisis NPV, nilai likuidasi agunan atau pendekatan lainnya dengan mempertimbangkan hasil yang paling optimal dan terbaik bagi Bank. Penentuan Kolektibilitas kredit dapat digunakan untuk penghitungan tingkat Non Performing Loan NPL pembiayaan pada bank tersebut. Hal ini sangat berpengaruh penting terhadap tingkat kesehatan bank dan mengetahui kemampuan pengawasan kredit pada bank dari periode ke periode. Berikut ini adalah Daftar Kolektibilitas Pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan pada Desember 2013 sampai Maret 2014. Tabel 3.1 Daftar Kolektibilitas Pembiayaan Desember 2013 sampai Maret 2014 PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan Kredit Kepada Pihak Ketiga Lancar Rp Dalam Pengawasan Khusus Rp Kurang Lancar Rp Diragukan Rp Macet Rp Jumlah Rp Desember 34.478.251.295 6.646.996.252 967.750.404 1.690.606.988 785.796.663 44.718.909.741 Januari 29.325.981.279 9.483.926.069 3.296.369.133 587.218.022 798.292.715 43.491.787.219 Februari 31.423.755.499 7.056.828.641 1.669.268.447 577.049.445 798.292.715 41.525.194.749 Maret 26.912.428.954 9.566.990.002 2.359.583.080 376.995.330 1.217.075.077 40.433.072.445 Sumber: PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan, 2014 Data Diolah Universitas Sumatera Utara Perhitungan tingkat NPL: 1. Desember 2013 = . . + . . . + . . . . . x = 7,70 2. Januari 2014 = . . . + . . + . . . . . x = 10,7 3. Februari 2014 = . . . + . . + . . . . . x = 7,33 4. Maret 2014 = . . . + . . + . . . . . . x = 9,77 Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa tingkat NPL Non Performing Loan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan pada Desember 2013 mengalami penurunan, pada Januari 2014 mengalami kenaikan, pada Februari 2014 mengalami penurunan sedangkan pada Maret 2014 mengalami kenaikan. Dapat disimpulkan bahwa Tingkat NPL pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan tidak sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia yaitu suatu bank dikatakan baik jika tingkat NPL bank tersebut 5. Tingkat NPL pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan telah melebihi 5 yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Hal ini disebabkan oleh perpanjangan administratif dan Restrukturisasi yang tidak memadai dan menyebabkan masalah ini tidak dapat terselesaikan. Nasabah yang ingin mendapatkan kredit tidak dapat memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh pihak bank, contohnya: nasabah tidak mempunyai IMB Izin Mendirikan Bangunan dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 51

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 2. Prosedur dalam pemberian pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan adalah dengan menerapkan prinsip kehati-hatian melalui beberapa tahapan yang sudah ditentukan bank sebelum memperoleh kredit. Dalam hal ini pihak bank harus memperhatikan prinsip 5C, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition. 3. Sistem pemberian dan pengawasan pembiayaan pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Belawan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur SOP yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh tingkat NPL melebihi 5 dari yang sudah ditentukan oleh Bank Indonesia dan pihak bank tidak dapat menyelesaikan masalah kredit ini.

B. Saran

1. Bagi nasabah yang menjadi penerima pembiayaan sebaiknya perlu memahami konsep dan peraturan yang ditentukan oleh Bank Syariah Mandiri agar prosedur pemberian pembiayaan dapat berjalan dengan lancar. Universitas Sumatera Utara