114 konfrontasi tersebut terlihat nyata ketika Belanda harus menyerahkan Irian Barat
kepada Indonesia atas Perjanjian New York. Keadaan AURI seperti ini masih terus berlanjut sampai masa Dwikora. Memang pengadaan peralatan perang juga
tidak terlepas dari peta politik satu negara. Ancaman-ancaman perang dan tekanan-tekanan ekonomi, politik maupun militer yang dialami suatu negara bisa
menjadi pemicu maraknya pengadaan perangkat militer, selain alasan klasik yaitu peremajaan.
153
D. Dwikora
Gagasan pembentukan Federasi Malaysia yang kemudian diproklamasikan pada tanggal 16 September 1963. Negara Federasi Malaysia yang dimaksud
adalah penggabungan negara-negara bekas jajahan Inggris di Asia Tenggara yang terdiri atas persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Sabah, Sarawak dan Brunai.
Hal ini dinilai oleh Pemerintah Indonesia dan Fillipina sebagai suatu pelanggaran persetujuan bersama yang sebelumnya telah diadakan antara pemerintah Malaya,
Fillipina dan Indonesia dalam suatu konfrensi di Manila pada tahun 1963 yang kemudian menghasilkan Manila Agreement.
154
Pemerintah Fillipina dan Indonesia tidak mengakui adanya federasi Malaysia tersebut, sehingga memutuskan
hubungan diplomatik. Persengketaan ini semakin memanas yang akhirnya membawa politik Indonesia kembali kepada politik konfrontasi seperti di Irian
Barat. Puncak dari politik Konfrontasi ini adalah dikeluarkannya Dwi Komando Rakyat Dwikora oleh Presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964.
153
Majalah Angkasa No.7, edisi 7 April 2001 th ke XI.
154
Gelora Konfrontasi Mangganjang Malaysia, Departemen Penerangan RI, 1964, halaman 80.
115 Pemerintah Indonesia memutuskan untuk meningkatkan ketahanan
perjuangan nasionalnya. Indonesia menganggap negara Malaysia itu hanya sebagai negara boneka buatan Inggris yang mewakili kembali pendudukan
imperialisme dan neo kolonialisme, dan Indonesia sangat menentang hal tersebut. Indonesia juga menganggap bahwa Malaysia adalah alat Inggris untuk
mengepung Indonesia di bidang politik, ekonomi dan militer. Kedok sebagai negara Malaysia tetapi sebenarnya tujuan Inggirs untuk
tetap melanjutkan penjajahannya di daerah-daerah tersebut dimana kekuasaan utama tetap di tangan mereka. Selain itu wilayah antara Indonesia dan Malaysia
yang berbatasan langsung sehingga ditakutkan akan mengancam wilayah kedaulatan Indonesia, karena saat itu Inggris telah membangun pengkalan-
pangkalan militer mereka di sana. Inggris secara terus menerus telah memperkuat Angkatan Darat, Laut dan udaranya di Asia Tenggara yang secara langsung telah
mengancam Indonesia. Mereka telah memperkuat kekuatan militer hingga empat sampai lima kali lipat di Kalimantan Utara dan secara nyata pesawat-pesawatnya
telah berkali-kali melanggar wilayah darat dan udara Indonesia yang terdeteksi oleh radar.
155
Bahkan ketika Federasi Malaysia dicetuskan pasukan Inggris dan Australia di Malaysia hanya tinggal 2000 orang saja, tetapi ketika Indonesia
menyatakan konfrontasinya, jumlah pasukan tersebut bertambah menjadi 50.000 orang.
Pada masa Dwikora pemerintah meneruskan untuk memeruskan pembangunan angkatan bersenjata di bidang modernisasi peralatan persenjataan,
155
Arsip, Hasil-hasil Perdjalanan Missi Nasution Ke Luar Negeri, Staff Angkatan Bersenjata, Departemen Penerangan Republik Indonesia, halaman 17.
116 organisasi komando dan personalia.
156
Kenyataan bahwa pembangunan dilaksanakan simultan dengan konfrontasi total terhadap proyek Nekolim
Malaysia yang merupakan salah satu mata rantai dari garis hidup imperialisme, maka mutlak pula pembangunan kekuatan angkatan bersenjata diteruskan.
157
Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam bidang militer pada masa Dwikora yaitu masih meneruskan pemeliharaan dan pembangunan angkatan besenjata sebagai
kekuatan militer di Asia Tenggara yang efisien untuk keamanan dunia umumnya dan keamanan revolusi khususnya antara lain dengan upaya berusaha mengadakan
fasilitas-fasilitas pemeliharaan peralatan militer dan perindustrian militer.
158
Membangun, memperbaiki dan memperluas lapangan-lapangan terbang yang vital untuk pelaksanaan operasi Dwikora, dan lapangan-lapangan terbang di tempat-
tempat terpencil yang sementara sukar dicapai dengan cara pengangkutan juga terus dilakukan.
159
Pembentukan negara Malaysia didukung sepenuhnya oleh Inggris termasuk dalam bidang militer. Inggris merupakan sekutu utama Amerika
sehingga pemerintah untuk menguatkan Angkatan bersenjatanya masih kembali kepada Uni Soviet. Untuk itu pemerintah mengutus Nasution untuk kembali
berkunjung ke Uni Soviet. Setelah menjelaskan beberapa hal yang dianggap perlu pihak Uni Soviet juga sangat mendukung Indonesia, maka telah tercapai
156
Resolusi MPRS No. IResMPRS1963 Pasal 7 Bidang Peerintahan dan PertahananKeamanan.
157
Arsip, Kesimpulan-Kesimpulan dan Kertas Kerdja 2 pada rapat Paripurna Kedua Muppenas, Sekkretariat Muppenas, 1965.
158
A. H. Nasution, Menudju Tentera Rakjat, Yayasan Penerbit Minang, 1963, halaman 252.
159
Kesimpulan-Kesimpulan dan Kertas Kerdja 2 pada rapat Paripurna Kedua Muppenas, ibid.
117 persetujuan-persetujuan
yang penting
artinya bagi
pembangunan dan
perkembangan Angkatan Bersenjata Indonesia. Misi Nasution kali ini juga sukses yaitu dengan mendapatkan peralatan
tempur termasuk bagi AURI. Misalnya suku cadang kekuatan AURI khususnya pesawat tempur tetap disuplai dan diperbaharui bahkan jumlahnya akan ditambah.
Misi ini juga sebagai usaha dalam mendobrak blokade militer Inggris yang telah berusaha di berbagai negara untuk mengadakan larangan penjualan peralatan
militer dan suku cadangnya kepada Indonesia.
160
Sebenarnya pada masa Dwikora sikap Uni Soviet untuk mendukung Indonesia berbeda dengan masa Trikora yaitu menanggapinya secara lebih hati-
hati..
161
Bahkan waktu itu Indonesia condong lebih dekat dengan Cina yang mendukung penuh perjuangan Dwikora dan Cina dalam dukungannya juga
menawarkan peralatan militer untuk Indonesia.
162
Melihat perkembangan yang demikian Uni Soviet merasa khawatir hubungan erat Indonesia dengan Cina akan
menjauhkan Indonesia dari Uni Soviet dan karena itu Uni Soviet pada tahun 1964 mengirim Menteri Pertahanan Mikoyan ke Indonesia untuk menjelaskan posisi
Uni Soviet dalam masalah Dwikora. Pertemuan Mikoyan dengan Soekarno menghasilkan pernyataan bersama yang antara lain berisi bahwa Uni Soviet akan
160
Arsip, Penerbitan chusus tentang Hasil-hasil Perdjalanan Missi Nasution Ke Luar Negeri, Staf Angkatan Bersenjata dan Departemen Penerangan, 1963, halaman 25.
161
Sikap Uni Soviet dalam masalah ini berbeda dengan sikapnya terhadap Irian Barat. Dalam masalah ini sikap Uni Soviet menunjukkan sikap yang lunak karena menganggap masalah
Malaysia ini sebagai sengketa antara dua negara independen dan bukan masalah negara baru serta kekuatan kolonial. Uni Soviet ketika itu juga baru saja menandatangani perjanjian pembatasan uji
coba senjata nuklir dengan Amerika dan karena itu tidak ingin merusak perjanjian dengan melibatkan diri secara langsung dalam masalah antara Indonesia dan Malaysia.
162
Harold Crouch, Militer dan Politik Di Indonesia, Sinar Harapan, Jakarta, 1999, halaman 70. Lihat juga Mozinggo 1965 untuk survai tentang hubungan-hubungan antara Cina dan
Indonesia, tahun 1955-1965.
118 tetap mendukung kebijaksanaan konfrontasi Indonesia dan akan meningkatkan
bantuan persenjataannya kepada Indonesia.
163
Mungkin dalam masalah Dwikora, disini membuktikan kemahiran Soekarno menggunakan hubungannya dengan
Cina untuk kembali menarik dukungan militer Uni Soviet. Dapat ditarik kesimpulan walaupun jumlahnya tidak sebesar sewaktu
pembebasan Irian Barat, namun AURI tetap dapat menambah kekuatan udaranya pada masa Dwikora, sehingga kekuatan AURI yang saat itu sudah menjadi kuat
akan bertambah menjadi kuat.
E. Hubungan AURI dan Soekarno