Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Teori

Pemilihan Umum tentang pembatasan alat peraga kampanye kurang berjalan dengan baik dalam rangka mencapai tujuannya, karena masih banyak calon legislatif melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Maka dari perumusan masalah diatas dapat ditarik pertanyaan penelitian, yakni: “Mengapa masih banyak terdapat pelanggaran Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2013 di Kecamatan Medan Sunggal?” C. Pembatasan Masalah Dalam melakukan penelitian, perlu membuat pembatasan masalah terhadap apa yang akan diteliti, dengan tujuan untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dan hasil penelitian yang dihasilkan tidak menyimpang dari tujuan awal penulisan yang ingin dicapai. Penelitian ini hanya berfokus pada implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2013 tentang pembatasan alat peraga kampanye di kecamatan Medan Sunggal oleh calon legislatif Kota Medan daerah Pemilihan II. Di luar calon legislatif Kota Medan di Kecamatan Medan Sunggal tidak dibahas dalam penelitian ini.

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelanggaran yang menyebabkan tidak terlaksananya peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang pembatasan alat peraga kampanye di Kecamatan Medan Sunggal. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tidak terlaksananya peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang pembatasan alat peraga kampanye di Kecamatan Medan Sunggal.

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat, baik bagi peneliti maupun bagi orang lain. Terutama untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan yang baru bagi peneliti serta manfaat dalam mengembangkan kemampuan berfikir peneliti untuk menulis suatu karya ilmiah. 2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada Komisi Pemilihan Umum dalam pembuatan peraturan yang berkaitan dengan kampanye Pemilu, agar apa yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum dapat berjalan dengan baik. Selain itu, sebagai masukan baru kepada Peserta Pemilu dalam melaksanakan peraturan yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum. 3. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat agar paham dan menyadari pentingnya peraturan Komisi Pemilihan Umum mengenai pedoman kampanye dalam pelaksanaan pemilihan umum. Universitas Sumatera Utara

F. Kerangka Teori

Kerangka teori yang menjadi landasan berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: F.1. Kampanye Menurut Rogers dan Storey, “Kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. 2 Sedangkan Rajasundaram mengatakan, “Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya”. 3 Berdasarkan pengertian diatas, kampanye dibagi kedalam beberapa jenis. Membicarakan jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah untuk membicarakan motivasi yang melatarbelakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan ke arah mana kampanye akan di gerakkan dan apa tujuan yang akan dicapai. Charles U. Larson membagi jenis kampanye kedalam tiga kategori, yaitu: 4 2 Antar Venus, Op.cit., hal.7. 3 Ibid, hal.8. 4 Ibid, hal. 10-12. Universitas Sumatera Utara 1. Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi dilingkungan bisinis. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. 2. Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat pula disebut sebagai political campaigns kampanye politik tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Kampanye pemilu, kampanye penggalangan dana bagi partai politik, kampanye perempuan di Dewan Perwakilan Rakyat merupakan contoh- contoh kampanye jenis ini. 3. Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial. Kampanye ini ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku public yang terkait. Secara umum siapapun yang terlibat dalam menggagas, merancang, mengorganisasikan dan menyampaikan pesan dalam sebuah kegiatan kampanye dapat disebut sebagai pelaku kampanye. Hal ini berarti kegiatan kampanye tidak dikerjakan oleh pelaku tunggal melainkan sebuah tim kerja. Zalman dkk. Membagi tim kerja kampanye dalam dua kelompok, yakni: 5 Thayer membedakan dua jenis pelaku kampanye atau mediator, yakni: Leaders pemimpin-pemimpin atau tokoh-tokoh supporters pendukung di tingkat akar rumput. Dalam kelompok leaders terdapat koordinasi pelaksana, penyandang dana, petugas administrasi kampanye, dan pelaksana teknis. Sementara dalam kelompok supporters terdapat petugas lapangan atau kader, penyumbang, dan simpatisan yang meramalkan acara kampanye. 6 5 Ibid, hal. 54. Universitas Sumatera Utara Instrumental mediator yang berfungsi sebagai komunikator anonim, dan consumatory mediator yang mempersentasikan lingkungan nyata dari situasi atau gagasan yang dikampanyekan. Consumatory mediator terdiri dari mereka yang pernah mengalami hal-hal yang dianjurkan atau mereka yang memiliki simpati keterlibatan mendalam tenang hal-hal yang dikampanyekan. Sedangkan instrumental mediator pada prinsipnya meliputi semua orang yang dapat dijadikan ‘penyambung lidah’ sumber atau penyelenggara kampanye campaign makers. Mereka bisa jadi orang yang mendukung gagasan atau tujuan yang dikampanyekan, atau sepenuhnya orang netral yang sekadar melakukan kewajibannya karena terikat kontrak kerja dengan penyelenggara kampanye. Pengertian kampanye pemilu dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 disebutkan bahwa. “Kampanye pemilu adalah kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program peserta pemilu.” Kampanye pemilu adalah bagian dari demokrasi. Meskipun kritik terhadap partai yang disampaikan melalui karikatur sering memberikan kesan tidak baik, tetapi kampanye pemilu tidak dapat dianggap sebagai tidak legitim ataupun tidak bermoral. Kampanye pemilu merupakan instrumen yang sah di mana kelompok kepentingan politik berupaya menjelaskan kebenaran tujuannya kepada masyarakat umum. Kampanye politik mendapatkan legitimasi dari arti pemilu itu sendiri, karena pemilu adalah fondasi kebebasan individu. Kampanye politik 6 Ibid, hal. 55. Universitas Sumatera Utara adalah suatu usaha yang terkelola, terorganisir untuk mengikhtiarkan orang dicalonkan, dipilih, atau dipilih kembali dalam suatu jabatan resmi. 7 Menurut Arnold Steinberg, Kampanye politik modern adalah cara yang digunakan para warga Negara dalam demokrasi untuk menentukan siapa yang akan memerintah mereka. Sedangkan Pfau dan Parrot mengatakan, Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tentu dengan tujuan mempengaruhi sasaran yang telah ditetapkan. 8 Kampanye Pemilu merupakan bagian dari pendidikan politik masyarakat dan dilaksanakan secara bertanggung jawab, kampanye Pemilu dilaksanakan oleh pelaksana kampanye, kampanye Pemilu diikuti oleh peserta kampanye, kampanye Pemilu didukung oleh petugas kampanye. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan daerah, pada pasal 77 dan 78 disebutkan bahwa: 9 Pelaksana Kampanye Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupatenkota terdiri atas pengurus partai politik, calon anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupatenkota, juru Kampanye Pemilu, orang seorang, dan organisasi yang ditunjuk oleh Peserta Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupatenkota. Peserta Kampanye Pemilu terdiri atas anggota Pelaksana, petugas dan peserta Kampanye pemilu Legislatif sebagaimana disebutkan dalam pasal 79, bahwa: 7 Toni Andrianus Pito, SIP. Dkk. 2006. Mengenal Teori-Teori Politik Dari Sistem Politik Sampai Korupsi. Bandung: Penerbit Nuansa. Hal.185-186. 8 Ibid, hal 186-187 .A 9 Lihat Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang pemilihan umum anggota DPR, DPD dan DPRD, Pasal 77 dan 78. Universitas Sumatera Utara masyarakat. Petugas Kampanye Pemilu terdiri atas seluruh petugas yang memfasilitasi pelaksanaan Kampanye Pemilu. 10 Materi kampanye Partai Politik Peserta Pemilu yang dilaksanakan oleh calon anggota DPR, anggota DPRD provinsi, dan anggota DPRD kabupatenkota meliputi visi, misi, dan program partai politik. Materi kampanye Perseorangan Peserta Pemilu yang dilaksanakan oleh calon anggota DPD meliputi visi, misi, dan program yang bersangkutan. Metode kampanye dapat dilakukan melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan Kampanye Pemilu kepada umum, pemasangan alat peraga di tempat umum, iklan media massa cetak dan media massa elektronik, rapat umum, dan kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye Pemilu dan ketentuan peraturan perundang- undangan. Terkait Materi dan Metode Kampanye, diatur dalam pasal 81 dan pasal 82, disebutkan bahwa: 11 Kampanye Pemilu dilaksanakan sejak 3 hari setelah calon Peserta Pemilu ditetapkan sebagai Peserta Pemilu sampai dengan dimulainya masa tenang. Kampanye Pemilu dilaksanakan selama 21 hari dan berakhir sampai dengan dimulainya masa tenang. masa tenang berlangsung selama 3 hari sebelum hari pemungutan suara. Selama masa tenang pelaksana, peserta, atau petugas Kampanye Pemilu dilarang menjanjikan atau memberikan imbalan kepada Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya, menggunakan hak pilihnya dengan memilih Peserta Pemilu dengan cara tertentu sehingga surat suaranya 10 Ibid, Pasal 79 11 Ibid, Pasal 81 dan 82. Universitas Sumatera Utara tidak sah, memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu, memilih calon anggota DPD tertentu. Larangan dalam kampanye dalam pasal 86 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 disebutkan bahwa: 1. Pelaksana, peserta, dan petugas Kampanye Pemilu dilarang: a. Mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. c. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, danatau Peserta Pemilu yang lain. d. Menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat; e. Mengganggu ketertiban umum. f. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, danatau Peserta Pemilu yang lain. g. Merusak danatau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu. h. Menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan. i. Membawa atau menggunakan tanda gambar danatau atribut selain dari tanda gambar danatau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan. j. Menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye Pemilu. 2. Pelaksana kampanye dalam kegiatan Kampanye Pemilu dilarang mengikutsertakan: a. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, Hakim Agung pada Mahkamah Agung, dan hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan hakim konstitusi pada Mahkamah Konstitusi. b. Ketua, Wakil Ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan. Universitas Sumatera Utara c. Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia. d. Direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik negarabadan usaha milik daerah. e. Pegawai negeri sipil. f. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia. g. Kepala desa. h. Perangkat desa. 12 F.2. Alat peraga Kampanye Pengertian alat peraga kampanye dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2013, yaitu “Alat peraga kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang memuat visi, misi, program, danatau informasi lainnya yang dipasang untuk keperluan Kampanye Pemilu yang bertujuan mengajak orang memilih Peserta Pemilu danatau calon anggota DPR, DPD dan DPRD tertentu.” Pemasangan alat peraga kampanye yang tercantum dalam Undang-Undang nomor 8 Tahun 2012 pasal 102, disebutkan bahwa: 1. KPU, KPU Provinsi, KPU KabupatenKota, PPK, PPS, dan PPLN berkoordinasi dengan Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota, kecamatan, desa atau nama lainkelurahan, dan kantor perwakilan Republik Indonesia menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan Kampanye Pemilu. 2. Pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu oleh pelaksana Kampanye Pemilu dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, dan keindahan kota atau kawasan setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 12 Ibid, Pasal 86. Universitas Sumatera Utara 3. Pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu pada tempat yang menjadi milik perseorangan atau badan swasta harus dengan izin pemilik tempat tersebut. 4. Alat peraga Kampanye Pemilu harus sudah dibersihkan oleh Peserta Pemilu paling lambat 1 satu hari sebelum hari pemungutan suara. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasangan dan pembersihan alat peraga Kampanye Pemilu diatur dalam peraturan KPU. 13 F.3. Implementasi Definisi implementasi mengalami perubahan tersendiri seiring dengan perkembangan studi implementasi itu sendiri. Menurut Pressman dan Wildavsky, Implementasi dimaknai dengan beberapa kata kunci sebagai berikut: “Untuk menjalankan kebijakan to carry out, untuk memenuhi janji-janji sebagaimana dinyatakan dalam dokumen kebijakan to fulfill, untuk menghasilkan output sebagaimana dinyatakan dalam tujuan kebijakan to produce, untuk menyelesaikan misi yang harus diwujudkan dalam tujuan kebijakan to complete.” 14 Implementasi dipandang dalam pengertian yang luas mempunyai makna pelaksanaan Undang-Undang di mana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan kebijakan atau program-program. Implementasi pada sisi lain merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran maupun sebagai suatu dampak. Pada tingkat abstasi 13 Ibid, Pasal 102 14 Budi Winarno.2012. Kebijakan Publik. Yogyakarta: C A P S. hal. 151 Universitas Sumatera Utara yang paling tinggi, dampak implementasi mempunyai makna yang bahwa telah ada perubahan yang bisa diukur dalam masalah yang luas yang dikaitkan dengan program, undang-undang publik dan putusan yudisial. Ripley dan franklin berpendapat bahwa, Implementasi adalah apa yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan, keuntungan benefit, atau suatu jenis keluaran yang nyata tangible output. Istilah implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil-hasil yang diinginkan oleh para pejabat pemerintah.Implementasi mencakup tindakan-tindakan tanpa tindakan-tindakan oleh beberapa aktor, khususnya para birokrat, yang dimaksud untuk membuat program berjalan. 15 Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk memilih gubernur, bupati, dan walikota secara demokratis. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu. Badan Pengawas Pemilu, selanjutnya disingkat Bawaslu, adalah lembaga penyelenggara Pemilu yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panitia Pengawas Pemilu KabupatenKota, selanjutnya disingkat Panwaslu KabupatenKota, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu F.4. Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggara Pemilu Penyelenggara pemilu diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. Dalam pasal 1, disebutkan bahwa: 15 Ibid, hal. 152 Universitas Sumatera Utara Provinsi yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupatenkota. 16 a. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di kabupatenkota. Penyelenggara Pemilu berpedoman pada asas, mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 juga disebutkan bahwa Komisi Pemilihan Umum harus bebas dari pengaruh dari pihak manapun dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Tugas dan wewenang KPU KabupatenKota dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tercantum dalam pasal 10, meliputi: b. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan di kabupatenkota berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan. c. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya. d. Mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya. e. Menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi. f. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu danatau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih. g. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan sertifikat rekapitulasi suara. 16 Lihat Undang-Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Pasal 1. Universitas Sumatera Utara h. Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi di kabupatenkota yang bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK. i. Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu KabupatenKota, dan KPU Provinsi. j. Menerbitkan keputusan KPU KabupatenKota untuk mengesahkan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota dan mengumumkannya. k. Mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota terpilih sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di kabupatenkota yang bersangkutan dan membuat berita acaranya. l. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu KabupatenKota. m. Mengenakan sanksi administratif danatau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU KabupatenKota, dan pegawai sekretariat KPU KabupatenKota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkanterganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu KabupatenKota danatau ketentuan peraturan perundang-undangan. n. Menyelenggarakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu danatau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU KabupatenKota kepada masyarakat. o. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu. p. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, danatau peraturan perundang-undangan. 17 Dalam menjalankan tugas Komisi Pemilihan Umum mempunyai tanggung jawab, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 pasal 37, 38 dan, 39, yaitu: 17 Ibid, Pasal 10. Universitas Sumatera Utara a. Dalam hal keuangan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan. b. Dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan Pemilu dan tugas lainnya memberikan laporan kepada Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden. Dalam menjalankan tugasnya, KPU Provinsi bertanggung jawab kepada KPU, KPU Provinsi menyampaikan laporan kinerja dan penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada KPU, KPU Provinsi menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan gubernur kepada gubernur dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi. Dalam menjalankan tugasnya, KPU KabupatenKota bertanggung jawab kepada KPU Provinsi, KPU KabupatenKota menyampaikan laporan kinerja dan penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada KPU Provinsi, KPU KabupatenKota menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan bupatiwalikota kepada bupatiwalikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 18 a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupatenkota. Tugas dan tanggung jawab Panitia Pengawas Pemilu sebagai penyelenggara pemilu tercantum dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 pada pasal 77, sebagai berikut: Tugas dan wewenang Panwaslu KabupatenKota adalah: b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu. c. Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana. d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU KabupatenKota untuk ditindaklanjuti. e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang. f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya 18 Ibid,Pasal 37, 38 dan 39. Universitas Sumatera Utara tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh Penyelenggara Pemilu di tingkat kabupatenkota. g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU KabupatenKota, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU KabupatenKota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung. h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu. i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 19 Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Panwaslu KabupatenKota dapat memberikan rekomendasi kepada Komisi Pemilihan Umum untuk menonaktifkan sementara dan mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran, memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilu. Terdapat dua lembaga pengawas penyelanggaraan pemilu membantu panwaslu KabupatenKota dalam mengawasi pelaksanaan pemilu di tingkat Kecamatan dan DesaKelurahan, yaitu Panwaslu kecamatan dan Panitia Pengawas Lapangan. Tugas dan wewenang Panwaslu Kecamatan sebagaimana tercantum dalam pasal 79 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 adalah: a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah kecamatan yang meliputi: 1.Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap. 2.Pelaksanaan kampanye. 3.Logistik Pemilu dan pendistribusiannya. 19 Ibid, Pasal 77. Universitas Sumatera Utara 4.Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasil Pemilu. 5.Pergerakan surat suara dari TPS sampai ke PPK. 6.Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh PPK dari seluruh TPS. 7.Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan. b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilu yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu. c. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPK untuk ditindaklanjuti. d. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang. e. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu. f. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan mengenai tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilu. g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 20 Sementara tugas dan wewenang Pengawas Pemilu Lapangan dalam pasal 81 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 adalah: a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat desakelurahan yang meliputi: 1.Pelaksanaan pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan daftar pemilih tetap. 2.Pelaksanaan kampanye. 3.Logistik Pemilu dan pendistribusiannya. 4.Pelaksanaan pemungutan suara dan proses penghitungan suara di setiap TPS. 5.Pengumuman hasil penghitungan suara di setiap TPS. 6.Pengumuman hasil penghitungan suara dari TPS yang ditempelkan di sekretariat PPS. 7.Pergerakan surat suara dari TPS sampai ke PPK, dan 20 Ibid, Pasal 79 Universitas Sumatera Utara 8.Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan. b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilu yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu. c. Meneruskan temuan dan laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilu kepada instansi yang berwenang. d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPS dan KPPS untuk ditindaklanjuti. e. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan tentang adanya tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilu sesuai dengan peraturan perundang- undangan. f. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu; dan g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh Panwaslu Kecamatan. 21 Tanggung jawab Panitia Pengawas Pemilu sebagaimana tercantum dalam pasal 105, disebutkan bahwa: Dalam menjalankan tugasnya, Panwaslu KabupatenKota bertanggung jawab kepada Bawaslu Provinsi, Panwaslu KabupatenKota menyampaikan laporan kinerja dan pengawasan penyelenggaraan Pemilu secara periodik kepada Bawaslu Provinsi, Panwaslu KabupatenKota menyampaikan laporan kegiatan pengawasan setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan bupatiwalikota kepada bupatiwalikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota. 22

G. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penempatan Alat Peraga kampanye Di Transportasi Umum Dengan Pilihan Para Pemilih Dapil III (Kecamatan Medan Baru, Medan Petisah, Medan Barat, Medan Helvetia) DPRD Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif 2014

1 72 105

Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden Tahun 2009

1 79 98

Pemenuhan Hak-Hak Kaum Disabilitas dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di Kota Medan

6 62 116

Partisipasi Politik Masyarakat Pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010-2014 Di Kecamatan Medan Denai.

9 67 76

Rekrutmen Calon Kepala Daerah: Studi Terhadap Rekrutmen Calon Walikota Dan Wakil Walikota Dari Partai Demokrat Dalam Rangka Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010

3 57 72

Model Pemrograman Kuadratik Dalam Pembagian Daerah Pemilihan Umum .

2 32 59

Political Marketing Partai Politik Dalam Pemilihan Umum Presiden 2009 Di Sumut Studi Kasus: DPD Sumut Partai Demokrat

0 42 107

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Deskripsi Kecamatan Medan Sunggal - Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Keca

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

0 0 27

IMPLEMENTASI PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBATASAN ALAT PERAGA KAMPANYE (Studi: Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal) Fran Sabda Ginting 100906040

0 0 17