Defenisi Tingkat Kemampuan Kebijakan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Tingkat Kemampuan

Menurut Thoha, kemampuan merupakan salah satu unsur dalam kematangan berkaitan dengan pengetahuan atau keterampilan yang dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan suatu pengalaman. Kemampuan ditujukan seseorang baru sebagian dari potensi yang terdapat pada dirinya sendiri. Dalam hal ini pengusaha meminjam dan mengembalikan modal yang telah diterima ke bank . oleh karna itu perlu adanya motivasi untuk menggerakkan agar prestasi kerja semakin dapat dilihat dan dirasakan oleh pengusaha. Berdasarkan uraian di atas bahwa apabila ingin mencapai hasil yang maksimal seorang pengusaha harus bekerja dengan sungguh-sungguh beserta segenap kemampuan yang dimiliki ditunjang oleh sarana dan prasarana yang ada. Jika seorang pegawai bekerja dengan setengah hati maka pekerjaan yang dihasilkan tidaklah semaksimal yang diharapkan. Artinya bahwa kemampuan seseorang bisa diukur dari tingkat keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki dalam melaksanakan tugas yang dibebankan. Dengan keterampilan yang ada maka pengusaha akan berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya. Dari bahasan-bahasan di atas maka di dalam mengukur kemampuan kerja, menggunakan indikator sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Kemampuan teknis 1. Tingkat pendidikan dan jenis pendidikan 2. Tingkat pelaksanaan tugas sesuai dengan aturan dan target waktu yang telah ditetapkan 3. Tingkat pelaksanaan pekerjaan menggunakan peralatan sesuai dengan bidang tugasnya. 4. Tingkat penyelesaian terhadap masalah b. Kemampuan bersifat manusiawi 1. Tingkat kerja sama dengan orang lain 2. Tingkat membangun suasana kerja 3. Tingkat pelaksanaan kerja dengan inisiatif c. Kemampuan konseptual 1. Tingkat kejelasan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan bidang tugasnya. 2. Tingkat penggunaan skala prioritas dalam menyelesaikan pekerjaan.

2.2 Defenisi Usaha mikro dan kecil UMK

Menurut UU No.20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengahdisebutkan bahwa Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang peroranganatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badanusaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, Universitas Sumatera Utara dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

2.2.1 Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. Adapun kriteria usaha mikro : 1. Usaha mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 tigaratus juta rupiah. 3. Usaha yang memiliki pekerja kurang dari 5 orang, termasuk tambahan anggota keluarga yang tidak dibayar.

2.2.2 Usaha Kecil

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Adapun kriteria Usaha Kecil : 1 Usaha kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan tempat bangunan. Universitas Sumatera Utara 2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 3 Usaha yang memiliki pekerja 5-19 orang

2.2.3. Ciri-Ciri Usaha Mikro dan Kecil UMK

Ciri-ciri usaha mikromenurut Keputusan Menteri Keuangan No.40KMK.062003 tanggal 29 Januari 2003: 1. Jenis barang komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti. 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat. 3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai. 4. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah. 5. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank. 6. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

2.2.4. Jenis-Jenis Usaha Mikro dan Kecil UMK

Sektor-sektor Usaha Mikro dan Kecil UMK meliputi berbagai sektor bisnis, seperti sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri manufaktur, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan telekomunikasi, sektor keuangan, penyewaan dan jasa, dan jasa-jasa lainnya. Sektor industri terbagi lagi menjadi beberapa Universitas Sumatera Utara bagian, yakni makanan, minuman, tembakau, tekstil, pakaian jadi, kayu dan produk-produk kayu, kertas percetakan dan publikasi, serta kimia termasuk pupuk. Adapula produk-produk dari karet, semen dan produk-produk mineral non logam, produk-produk dari besi dan baja, alat-alat transportasi, mesin dan peralatannya, serta olahan-olahan lainnya.

2.2.5. Peran Usaha Mikro dan Kecil UMK

Peran usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM dalam perekonomian indonesia paling tidak dapat dilihat dari kementrian koperasi dan dan UKM,2005 : 1. kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor 2. Penyedia lapangan kerja yang terbesar 3. Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat 4. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi 5. Sumbangannya dalam neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor Peran UMKM selama ini diakui berbagai pihak cukup besar dalam perekonomian indonesia. Beberapa peran strategis UMKM menurut Bank Indonesia antara lain : 1. Jumlahnya besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi 2. Menyerap setiap tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja Universitas Sumatera Utara 3. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau

2.2.6. Azas-Azas Usaha Mikro dan Kecil UMK

Menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 3 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Perbedaan UKM dengan perusahaan yang berskala besar salah satunya dari asas. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berasaskan: 1. Kekeluargaan; 2. Demokrasi ekonomi; 3. Kebersamaan; 4. Efisiensi berkeadilan; 5. Berkelanjutan; 6. Berwawasan lingkungan; 7. Kemandirian; 8. Keseimbangan kemajuan; dan 9. Kesatuan ekonomi nasional.

2.2.7. Permasalahan Usaha Mikro dan Kecil UMK

Perkembangan usaha mikro dan kecil di Indonesia tidak lepas dari berbagai macam masalah. Tingkat intensitas dan sifat dari masalah-masalah tersebut tidak bisa berbeda tidak hanya menurut jenis produk atau pasar yang dilayani, tetapi juga berbeda antar wilayah atau lokasi, antar sentra, antar sektor Universitas Sumatera Utara atau subsektor atau jenis kegiatan, dan antar unit usaha dalam kegiatan atau sektor yang sama Tambunan, 2002. Meski demikian masalah yang sering dihadapi oleh usaha mikro dan kecilmenurut Tambunan 2002 adalah: 1. Kesulitan pemasaran Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan usaha mikro dan kecil.Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran adalah tekanan-tekanan persaingan, baik pasar domestic dari produk serupa buatan usaha besar dan impor, maupun di pasar ekspor. 2. Keterbatasan Financial Usaha mikro dan kecil, khususnya di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek financial :mobilitas modal awal star-up capital dan akses ke modal kerja, financial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. 3. Keterbatasan SDM Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala serius bagi banyak usaha mikro dan kecil di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek enterpreunership, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi, data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Keterbatasan ini menghambat usaha mikro dan kecil Indonesia untuk dapat bersaing di pasar domestik maupun pasar internasional. 4. Masalah bahan baku Keterbatasan bahan baku juga sering menjadi salah satu kendala serius Universitas Sumatera Utara bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi banyak usaha mikro dan kecil di Indonesia. Keterbatasan ini dikarenakan harga baku yang terlampau tinggi sehingga tidak terjangkau atau jumlahnya terbatas. 5. Keterbatasan teknologi Usaha mikro dan kecil di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologilama atau tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksiyang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuatrendahnya total factor productivity dan efisiensi di dalam proses produksi,tetapi juga rendahnya kualitas produk yang dibuat. Menurut Lestari 2007 untuk memenuhi kebutuhan permodalan, UMK paling tidak menghadapi empat masalah, yaitu: a. Masih rendahnya atau terbatasnya akses UMK terhadap berbagai informasi, layanan, fasilitas keuangan yang disediakan oleh keuangan formal, baik bank, maupun non bank misalnya dana BUMN, ventura. b. Prosedur dan persyaratan perbankan yang terlalu rumit sehingga pinjaman yang diperoleh tidak sesuai kebutuhan baik dalam hal jumlah maupun waktu, kebanyakan perbankan masih menempatkan agunan material sebagai salah satu persyaratan dan cenderung mengesampingkan kelayakan usaha. c. Tingkat bunga yang dibebankan dirasakan masih tinggi. d. Kurangnya pembinaan, khususnya dalam manajemen keuangan, seperti perencanaan keuangan, penyusunan proposal dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara

2.2.8. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Mikro dan Kecil UMK

Kelebihan dari Usaha Mikro dan Kecil adalah dapat menjadi dasar pengembangan kewirausahaan, dikarenakan organisasi internal dewasa ini mampu meningkatkan ekonomi kerakyatanpadat karya lapangan usaha dan lapangan kerja yang berorientasi pada ekspor dan substitusi impor struktur industri dan perolehan devisa. Selain itu Usaha Mikro dan Kecil UMK aman bagi perbankan dalam member kredit karena bergerak dibidang usaha yang cepat menghasilkan. Usaha Mikro dan Kecil juga mampu memperpendek rantai distribusi, lebih fleksibel dan ada abilitas dalam pengembangan usaha. Sumber:www.wikipedia.org Adapun kekurangan dari Usaha Mikro dan Kecil adalah rendahnya kemampuan Sumber Daya manusia SDM dalam kewirausahaan dan manajerial yang menyebabkan munculnya ketidakefisienan dalam menjalankan proses usaha. Terdapat pula masalah keterbatasan keuangan yang menyulitkan dalam pengembangan berwirausaha. Ketidakmampuan aspek pasar, keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, sarana dan prasarana, dan ketidakmampuan menguasai informasi juga merupakan kekurangan yang sering dialamai dalam Usaha Mikro dan Kecil. Usaha Mikro dan kecil juga tidak didukung kebijakan dan regulasi yang memadai, serta pelakuan dari pelaku usaha besar yang tidak terorganisasi dalam jaringan dan kerja sama, sehingga sering tidak memenuhi standar dan tidak memenuhi kelengkapan aspek legalitas. Sumber:www.wikipedia.org. Universitas Sumatera Utara

2.3. Kebijakan Kredit

Menurut Muljono 2007 dalam menetapkankebijaksanaan perkreditan tersebut harus diperhatikan 3 tiga asaspokok yaitu : 1. Asas likuiditas Asas likuiditas adalah suatu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau dari masyarakat luas. Suatu bank dikatakan likuid apabila memenuhi kreteria antara lain : a. Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya. b. Bank tersebut memiliki assets lainnya yang dapat dicairkan sewaktuwaktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarnya. c. Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash assets baru melalui berbagai bentuk utang. 2. Asas solvabilitas Asas solvabilitas, usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit. 3. Asas rentabilitas Asas rentabiltas, sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan mengembangkan dirinya. Universitas Sumatera Utara

2.4. Penyaluran Kredit oleh Bank terhadap UKM