Dimana: Y
1
= BOPO perusahaan sampel Y
2
= CAR perusahaan sampel Y
3
= NIM perusahaan sampel Y
4
= ROA perusahaan sampel Y
5
= ROE perusahaan sampel X = Good Corporate Governance
a = Konstanta b = Koefisien regresi
e = Error
4. Pengujian Hipotesis
Hipotesis diuji dengan uji t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu pengaruh GCG secara parsial berpengaruh terhadap
variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diproksikan dengan BOPO, CAR, NIM, ROA dan ROE. Dilanjutkan dengan analisis R
2
.
a. Uji- t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji-t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
H : b = 0 : GCG tidak mempunyai pengaruh
terhadap
BOPO, CAR, NIM, ROA dan ROE..
Universitas Sumatera Utara
H
a
: b ≠ 0 : GCG mempunyai pengaruh
terhadap
BOPO, CAR, NIM, ROA dan ROE..
Kriteria uji t sebagai berikut: H
diterima dan Ha ditolak jika t-hitung t-tabel 0,05. H
ditolak dan Ha diterima jika t-hitung t-tabel 0,05.
b. Koefisien Determinasi - R
2
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1 0 ≤ koefisien
determinasi R
2
≤ 1 atau antara 0 sampai dengan 100. Nilai R
2
yang kecil mengindikasikan bahwa kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Imam Ghozali, 2009: 83
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum BEI
1.1. Sejarah Singkat BEI
Pada awal berdirinya, Bursa Efek Indonesia dikenal sebagai Bursa Efek Jakarta. Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat
memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan
juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.
Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda,
Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial
juga mengoperasikan Bursa Paraler di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara
Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham di buka lagi di Jakarta dengan
memperdagangkan Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan- perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian
berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
Tidak sampai 1977, Bursa Saham di buka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal Bapepam, institusi baru di bawah Departemen Keuangan.
Universitas Sumatera Utara