berada di dapil 2. Irsal juga adalah salah satu tokoh dari organisasi kepemudaan berlandaskan keagamaan yang memiliki kawan-kawan dari unsur pimpinan
kecamatan dari organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila. Berharap kepada kawan-kawannya untuk bisa mengarahkan dukungan suara dari anggota yang ada
pada wilayahnya masing-masing. Hubungan yang terjalin antara Irsal dengan para kawan-kawannya dari unsur pimpinan organisasi kemasyarakatan Pemuda
Pancasila yaitu memberikan “uang rokok”
118
Pemilihan Umum dipandang sebagai tolak ukur demokrasi pada sebuah negara. Keyakinan kuat pada Pemilu sebagai ukuran utama demokrasi didasarkan
pada tiga pertimbangan. Pertama, Pemilu merupakan kegiatan proses terbaik untuk mendapatkan suara. Irsal Fikri
adalah calon anggota legislatif dapil 2 DPRD Kota Medan yang terpilih dari Partai Persatuan Pembangunan.
Bentuk komitmen yang terjalin antara tokoh atau pimpinan organisasi kemasyarakatan dengan calon anggota legislatif adalah bentuk dukungan suara,
kegiatan sosialisasi dan pasca pemilihan. Pimpinan atau tokoh organisasi kemasyarakatan diminta untuk memberikan suara kepada calon anggota legislatif
yang didukung. Kemudian, untuk mendapatkan suara itu maka calon anggota legislatif tadi akan memberikan bantuan dana untuk setiap kegiatan yang
berkaitan dengan sosialisasi dalam rangka mendapatkan suara. Salah satu dari kegiatan sosialisasi tersebut adalah melakukan kegiatan bakti sosial seperti
membagikan sembako. Pasca terpilihnya sebagai anggota legislatif DPRD, maka calon yang telah didukung harus selalu membantu kelancaran kegiatan organisasi
secara umum seperti membantu memberikan sumbangan dana buat acara organisasi.
3.3. Bentuk Transaksional Antara Calon Anggota Legislatif dengan Tokoh Organisasi Kemasyarakatan
118
Pengertian dari Uang Rokok Adalah penggunaan bahasa orang lapangan yaitu sejumlah uang untuk upah atas sesuatu kerjaan.
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan penunjukan atau pengangkatan untuk menentukan pemimpin politik. Kedua, Pemilu memungkinkan pergantian kekuasaan secara
berkala dan membuka akses bagi aktor-aktor baru yang masuk dalam arena kekuasaan. Ketiga, Pemilu memungkinkan partisipasi rakyat untuk menentukan
pemimpin sesuai dengan kehendak rakyat. Atas dasar parliamentary threshold, setiap calon anggota legislatif
memiliki peluang yang besar untuk menjadi pemenang. Oleh karena itu, calon anggota legislatif akan mencari dukungan suara sebanyak-banyaknya dan
cenderung tidak peduli dengan calon yang diusung dari Partai Politik yang sama apalagi antar calon anggota legislatif yang berbeda Partai Politik. Seluruh elemen-
elemen yang ada di masyarakat adalah target bagi para calon anggota legislatif untuk melakukan pendekatan-pendekatan demi tercapainya dukungan suara
terbanyak pada Pemilu Legislatif 2014. Sistem komando yang dimiliki oleh para organisasi kemasyarakatan yang ada di Kota Medan, membuat para calon anggota
legislatif mendekati para tokoh atau pimpinan dari organisasi kemasyarakatan yang telah memiliki basis-basis keanggotaan yang cukup banyak di masyarakat
Kota Medan. Relasi yang terjalin antara pimpinan organisasi kemasyarakatan dengan
calon anggota DPRD itu dilakukan atas dasar hubungan yang saling menguntungkan. Keberhasilan memelihara basis anggota organisasi, serta
menjalin komitmen dengan calon anggota DPRD dapil 2 Kota Medan dilakukan atas dasar kepentingan yang beragam di antara pengurus organisasi Pemuda
Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh John Sidel tentang bosisme bahwa penyanggah utama pola hubungan antara
birokrat, bos-bos partai, pengusaha, dan preman terjalin atas dasar pola hubungan yang saling menguntungkan Simbiosis Mutualisme.
119
119
Penjelasan Sidel yang Revelan dengan penelitian dukungan saling menguntungkan calon anggota DPRD dapil 2 kota medan dengan organisasi kemasyarakatan pada Pemilu legislatif 2014, lihat John T. Sidel. 2005.
“Bosisme dan Demokrasi di Fillipina, Thailand, dan Indonesia” dalam John Harris, Kristian Stokke, dan Olle Tornquist ed. Politisasi Demokrasi : Politik Lokal Baru. Jakarta: Demos. hal. 72
Oleh karena itu, organisasi kemasyarakatan menginginkan menguasai sumber-sumber daya lokal,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan para calon anggota DPRD dapil 2 membutuhkan dukungan kekuatan organisasi kemasyarakatan untuk mendapatkan suara melalui aksi-aksi kegiatan
sosial yang dilakukan oleh organisasi kemasyarakatan. Organisasi kemasyarakatan di Kota Medan seperti, bagi mayoritas
anggotanya merupakan menjadi salah satu wadah untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Organisasi adalah jembatan untuk mencari makan bagi setiap
anggota-anggotanya.
120
“……..jadi kita harus tau apa yang diinginkan anggota gitu, kita berusaha mewujudkannya, ibaratnya aspirasi dari anggota itu kita harus mencapai itu,
dengan demikian kalau kita mencapai itu, otomatis puas dan loyalitas merekapun terbentuk, ada kapasitas kita sebagai ketua, ada juga batasan
sebagai ketua, kapasitas kita sebagai ketua berusaha memenuhi apa yang diinginkan oleh anggota, tapi batasan kita sebagai ketua ada yang tidak bisa
dipenuhi oleh ketua kepada anggotanya, dengan demikian ada batasan ketua tidak bisa memenuhi permintaan anggota disitu anggota harus memaklumi.
Ibaratnya, tidak semua ketua itu bisa mewujudkan apa yang diinginkan anggota, tapi dengan demikian, walaupun tidak bisa ketua itu mewujudkan
keinginan anggota kita, anggota kita itulah yang mengerti, memaklumi keterbatasan ketua mereka sendiri.”
Kesetiaan anggota organisasi kepada ketuanya menjadi indikator utama untuk menentukan jalannya perintah pimpinan. Kesetiaan dan
loyalitas itu juga yang membuat roda organisasi dapat berlangsung secara terus menerus.
121
120
Wawancara dengan INR, calon anggota DPRD dari dapil 2 Kota Medan, 26 Januari 2016, Pukul 13.50 WIB di Kantor DPRD Kota Medan. Penjelasan yang serupa juga diperoleh dari wawancara dengan Tombos,
Ketua Pimpinan Anak Ranting Anggrung II Polonia, 21 Januari 2016, Pukul 16.05 WIB di Medan.
121
Wawancara dengan Tombos, 21 Januari 2016, Pukul 16.05 WIB di Medan.
Ketergantungan oleh anggota organisasi kemasyarakatan kepada pimpinan dan institusinya berlangsung atas dasar pemenuhan kebutuhan hidup. Oleh karena
itu, para calon anggota legislatif dari dapil 2 Kota Medan melihat bahwa ada kesempatan untuk mendapatkan dukungan suara pada Pemilu dengan mendekati
para pimpinan dan tokoh dari organisasi kemasyarakatan yang ada di Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Mayoritas dari anggota organisasi kemasyarakatan yang mendapatkan uang dengan cara memberikan jasa keamanan ataupun petugas parkir di wilayah-
wilayah tertentu. Oleh karena itu, organisasi adalah jembatan untuk cari makan bagi para anggota-anggota organisasi kemasyarakatan. Ketergantungan hampir
seluruh anggota terhadap organisasi didasari oleh pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“......Peran ormas tadi sebagai wadah dari masyarakat, ibaratnya gimana menyejahterakan anggotanya supaya bisa hidup. Supaya bisa makan, ya
dengan cara begitu membuat proposal ke hermes mengajukan proposal ke hermes, apa saja yang bisa dilakukan di hermes, atau kerjaan apa yang bisa
dilakukan di hermes, apa yang dapat dilakukan di hermes itu, seperti mau jadi sekuriti, tukang parkir, pegawai toko, atau pegawai kebersihan apa
segala macam, jadi disitulah sosialisasi tadi, bahwasanya ada dewan masyarakat disitu ingin bekerja sama dengan pihak pengusaha tadi,
bagaimana bisa menyejahterakan anggotanya. Gitulah, jadi ormas itu bukan semata-mata, minta-minta dana bantuan tidak, ormas itu mengedepankan
gimana bisa, hidup, makan, dengan cara halal, dengan cara yang tidak melanggar hukum gitu.”
122
Dukungan dari pimpinan organisasi kemasyarakatan kepada calon anggota DPRD dari Daearah Pemilihan 2 yaitu memberikan perintah dan cara
memenangkan calon legislatif yang telah disepakati yang akan disebar keseluruh wilayah yang akan disesuaikan dengan daerah pemilihan. Untuk daerah pemilihan
2 Kota Medan, yaitu Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Polonia, Medan Maimun, dan Medan Johor, maka perintah pengurus
Jarang ditemukan bahwa anggota organisasi kemasyarakatan yang aktif dalam kegiatan organisasi bekerja untuk organisasi atas pengabdian dirinya untuk
melakukan aktivitas sosial yang membuat nama baik organisasi terangkat harkat dan martabat organisasi. Oleh karena itu, anggota organisasi kemasyarakatan sulit
untuk menjalankan arahan ataupun perintah dari pimpinan organisasi jika tidak diiringi dengan imbalan materi yang sesuai dengan perintah yang diberikan oleh
ketua.
122
Wawancara dengan Tombos, 21 Januari 2016, Pukul 16.05 WIB di Medan.
Universitas Sumatera Utara
organisasi tingkat Kota Medan memberikan wewenang sepenuhnya kepada pimpinan anak cabang yaitu setingkat kecamatan untuk mendukung siapa saja
yang datang untuk meminta bantuan kepada pimpinan organisasi ditingkat kecamatan. Keenam dari daerah pemilihan itu, menjadi arena kompetisi diantara
anggota organisasi kemasyarakatanya itu Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya. Masing-masing organisasi telah mempunyai “wilayah hukum”
123
“……Kalau dukungan organisasinya banyak yang didukung, gak bisa disebutkan satu-satu, salah satunya adalah Iswanda nanda ramli, anaknya
bangkit sitepu si ratna, jadi gini Pemilu legislatifnya itu kan ada daerah pemilihannya, 1,2,3 kan itukan kalau tingkat medan, mereka itukan, ada
yang dari partai dan ada yang independen, kalau independen itu langsung dari kader pemuda pancasila yang mengajukan diri gitu, kalau dari partai itu
seperti iswanda nanda ramli yang membawa partai golkar kan, karna partai golkarkan. Ketua golkar sumut nya kan Ajib, ya jadi otomatis, pemuda
pancasila se kota medan, kalau datang hajatan ke wilayah ranah hukum, atau wilayah kerja MPC kota medan harus disambut. Jadi iswanda harus
membawa nama golkar. Jadi buat ratna itu, dia itu independen kalau gak salah ya, karena menghargai BS sesepuh pemuda pancasila. Jadi berbicara
personal sama mpc kota medan. Jadi dukungannya di bagi perwilayah.” dan
wilayah tersebut adalah kesepakatan tidak tertulis. Satu organisasi kemasyarakatan tidak akan memasuki wilayah yang telah “dikuasai” oleh
organisasi yang lain.
124
Setiap organisasi kemasyarakatan, tidak hanya memberikan dukungan kepada salah satu calon anggota legislatif. Beberapa calon anggota DPRD yang
juga diberikan dukungan meskinpun berasal dari daerah pemilihan yang sama. Terkait dengan dukungan yang diberikan tersebut, pimpinan organisasi
kemasyarakatan itu menentukan skala prioritas kepada siapa dukungan itu diberikan. Pertimbangan-pertimbangan untuk menentukan skala prioritas itu
adalah hubungan baik yang terjalin selama ini dan bukan dilakukan atas dasar
123
Wilayah hukum yang dimaksud adalah basis-basis massa organisasi yang sudah ada dari dulu-dulunya yang dikuasai oleh salah satu organisasi dan anggota organisasi tersebut hidup dari wilayah tersebut salah
satunya adalah parkiran on the road. Wawancara dengan Tombos, 21 Januari 2016, Pukul 16.05 WIB di Medan.
124
Wawancara dengan Tombos, 21 Januari 2016, Pukul 16.05 WIB di Medan.
Universitas Sumatera Utara
program yang ditawarkan apalagi prestasi yang telah dilakukan oleh calon anggota DPRD di daerah pemilihannya tersebut.
“………pak acudan juga dulu calon legislatif tahun 2009, walaupun dia kalah pada waktu itu. Artinya saya gak mengaharapkan banyak pada
acudan, yang saya harap pada masyarakat yang ada dikecamatan medan polonia, walaupun saya bukan anggota pemuda pancasila, ada juga suara
dari pemuda pancasila karena pemuda pancasila kan mempunyai calon yang jelas untuk dipilih.”
125
“……kami itu punya 3 kader IPK yang maju kemarin pada Pemilu legislatif kemarin, dia itu Arfan Maksum, Terkelin Sembiring, Edwin ginting,
hasilnya bahwa orang itu, ketiganya caleg dari kader kita gagal…..Kalau di Semakin baik hubungan yang saling menguntungkan itu berlangsung maka
semakin tinggi skala prioritas yang ditentukan untuk didukung oleh pimpinan organisasi kemasyarakatan. Selain itu, faktor pendanaan menjadi pertimbangan
kedua untuk menentukan skala prioritas dukungan akan diberikan kepada calon anggota legislatif yang mendekati pimpinan organisasi kemasyarakatan.
Beberapa dari para calon anggota DPRD dapil 2 Kota Medan sangat percaya bahwa organisasi kemasyarakatan di Kota Medan dapat membantu mereka untuk
mendapatkan suara dalam Pemilu Legislatif 2014. Tidak semua calon anggota legislatif dari dapil 2 Kota Medan yang menjalin kesepakatan berhasil meraih
dukungan penuh dari pimpinan organisasi kemasyarakatan. Mereka yang relatif disebut berhasil karena memiliki hubungan emosional yang sangat dekat dan
disertai dengan pemenuhan kebutuhan materi yang diperlukan tidak hanya sebatas kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada Pemilu, tetapi berlangsung hingga terus
menerus tanpa melihat substansi kebutuhan yang disampaikan oleh anggota, pengurus maupun tokoh organisasi kemasyarakatan. Selain hubungan emosional
yang sudah terjalin, tidak semua tingkatan organisasi kemasyarakatan yang mentaati perintah dari struktur di atasnya atau tidak semua arahan organisasi
tingkat Kota Medan dapat dipastikanakan dijalankan oleh pengurus di tingkat anak cabang hingga anak ranting.
125
Wawancara dengan INR, calon anggota DPRD dari Dapil 2 Kota Medan, 26 Januari 2016, Pukul 13.50 WIB di Kantor DPRD Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
ranting yang bermain seperti itu kami gak tau itu, mereka kan, namanya juga duit, siapa sih yang nolak duit, kalau calegnya itu finansialnya
mendukung, gak akan ditolak sama pimpinan rantinglah…..kita bantu naikkan suara dia, nah kita kan gak tau kalau orang yang kita suruh tadi
bakalan milih dia atau enggak, namanya juga kan itu rahasia, kita mana tau kalau atasan perintahkan untuk milih caleg A, rupanya ada caleg yang lebih
banyak ngasih dia duit, atau caleg itu kawan dia…. Henry Jhon Hutagalung itu masih punya hubungan saudara dengan ketua DPP Budi Panggabean,
anaknya namborunya dari ketua DPP, dan dulunya si henry jhon ini adalah sekretarisnya abng saya di IPK…”
126
Pimpinan, tokoh, dan anggota organisasi kemasyarakatan diharapkan meminta seluruh calon anggota DPRD yang menjalin kesepakatan harus menjadi
bagian dari hidup dan matinya roda organisasi kemasyarakatan. Keterlibatan anggota organisasi kemasyarakatan dalam proses kegiatan Pemilu seharusnya
dapat mendorong mereka untuk menjalin kesepakatan dengan calon anggota DPRD agar memperhatikan kegiatan organisasi kemasyarakatan. Oleh karena itu,
proses regenerasi elit Partai Politik yang salah satu sumbernya dari organisasi Bentuk transaksional yang dilakukan sebagian pemimpin organisasi tidak
begitu mempertimbangkan hubungan emosional yang telah atau pernah terjalin sebelumnya dengan para calon anggota legislatif dari dapil 2 Kota Medan. Para
calon anggota legislatif tersebut datang dan mendekati para pimpinan organisasi kemasyarakatan berharap meraih dukungan suara di lokasi-lokasi yang telah
disepakati oleh para aktor yang menjalin hubungan. Kemudian, para calon anggota legislatif itu dimintai memberikan sejumlah dana “operasional” untuk
melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi kepada anggota-anggota organisasi kemasyarakatan pada lokasi-lokasi sebagaimana yang telah disepakati. Kegiatan
pertemuan dengan anggota organisasi kemasyarakatan tetap dilaksanakan, tetapi pada perhitungan suara hasil Pemilu di TPS, suara yang diperoleh tidak sesuai
seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang menjadi penyebab tidak tercapainya perkiraan perolehan suara dengan perolehan suara pada saat perhitungan di TPS.
126
Wawancara dengan Brando, Sekretaris IPK Kota Medan, 22 Maret 2016, Pukul 13.00 WIB di Kantor IPK Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
kemasyarakatan, dapat berlangsung secara berkelanjutan tidak hanya pada kegiatan selama Pemilu saja dalam kualitas dan kuantitasnya. Pimpinan organisasi
kemasyarakatan harus dapat memastikan bahwa mereka miliki wakil di DPRD yang secara serius memperhatikan aktivitas perkembangan di daerah khususnya di
daerah pemilihannya.
Tabel 3.2 Daftar Anggota DPRD Daerah Pemilihan 2 Kota Medan dari Organisasi
Kemasyarakatan
No. Nama Caleg
Jabatan di Organisasi Kemasyarakatan
Jabatan di Legislatif
1 Bangkit Sitepu
Mantan Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota
Medan Komisi B
2 Ilhamsyah
Wakil Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota
Medan Komisi D
3 Iswanda Nanda Ramli
Ketua AMPI Kota Medan
Wakil Ketua DPRD Kota Medan
4 Burhanuddin Sitepu
Anggota Pemuda Marga Silima
Wakil Ketua DPRD Kota Medan
5 Henry Jhon Hutagalung
Mantan Sekretaris Ikatan Pemuda Karya Sumatera
Utara Ketua DPRD Kota
Medan Sumber : Hasil Penelitian.
Dari daftar tabel diatas contoh beberapa tokoh ataupun pimpinan dari organisasi kemasyarakatan yang diawalnya dikenal sebagai preman dan masuk
menjadi anggota legislatif DPRD Kota Medan. Salah satu contoh dari tokoh
Universitas Sumatera Utara
organisasi kemasyarakatan yang berhasil duduk sebagai anggota legislatif dan memenangkan Pemilu secara 4 periode adalah Bangkit Sitepu. Sumber kekuasaan
yang dimiliki oleh para tokoh organisasi kemasyarakatan diperoleh dengan berbagai macam cara, yaitu paling dominan mengandalkan kekuatan otot atau
fisik. Teori Sidel yang serupa dengan tabel 3.2 bahwa bos lokal langgeng mempertahankan eksistensinya dalam jabatan-jabatan publik bukan karena
kepemilikan tanah yang besar yang dimiliki sebelumnya, tetapi keberhasilan mereka dalam menjalin hubungan yang mirip jaringan kepada birokrat atau
pemerintah yang berkuasa dan ikut bergabung di dalam pemerintahan. Oleh karena praktik kekuatan fisik dan uang itu pula yang kemudian banyak
pihak menyebut sebagian besar perilaku anggota organisasi kemasyarakatan mirip dengan premanisme. Namun, bukan berarti perilaku kekuasaan dan uang yang
sering dilakukan membuat tokoh organisasi kemasyarakatan tidak disukai oleh masyarakat. Sebagian dari tokoh ataupun pimpinan dari organisasi
kemasyarakatan itu menjadi anggota dan pengurus Partai Politik dan terpilih menjadi anggota legislatif DPRD Kota Medan.
“....apabila dia ada suatu permintaan, maupun dari lembaga maupun perorangan untuk mendukung dia menjadi calon kepala daerah ataupun
legislatif, mekanismenya ada, yaitu melalui rapat pleno di organisasi pemuda pancasila itu, biasanya apabila ada kader pemuda pancasila yang
maju, ini pasti diutamakan daripada kader yang lain, jadi akan bersifat perintah yang kolektif sampai ke tingkat anak ranting untuk memberikan
dukungan dan pilihan kepada yang diputuskan dalam rapat pleno tadi ditingkat MPC majelis pimpinan cabang kota medan, apabila permintaan itu
untuk pemerintah kota medan, maupun legislatif, baik DPR, jadi sesuai dengan tingkatan tadi, apabila gubernur, dipimpin oleh wilayah, dan akan
diperintahakan ke MPC, PAC, Ranting, dan Anak Ranting, se sumatera utara, apabila ada ketahuan yang tidak mendukung hasil rapat itu, bisa
dikenakan sanksi sanksi organisasi. ”
127
Kekuatan sekaligus kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh calon anggota legislatif yaitu potensi kekuatan fisik yang dimiliki oleh organisasi
127
Wawancara dengan Ahmad Bakhori Nasution, S.T, M.T, Sekretaris MPC Pemuda Pancasila Kota Medan, 1 April 2016, di Kantor MPC Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
kemasyarakatan di Kota Medan. Pada saat Pemilihan Umum Legislatif 2014 di daerah pemilihan 2 DPRD Kota Medan, tercatat beberapa nama calon anggota
legislatif yang menjadi anggota atau pengurus organisasi kemasyarakatan di tingkat cabang maupun anak cabang, seperti Iswanda Nanda Ramli AMPI,
Bangkit Sitepu dan Ilhamsyah Pemuda Pancasila, dan lain-lain. Keberadaan mereka akan berimplikasi pada perebutan basis suara yang diyakini dapat
mendulang suara. “…Basis massa saya tetap terkoordinasi…. menjelang Pemilu saya tetap
membentuk tim pemenangan…..”
128
“…..biasanya apabila ada kader pemuda pancasila yang maju, ini pasti diutamakan daripada kader yang lain, jadi akan bersifat perintah yang
kolektif sampai ke tingkat anak ranting untuk memberikan dukungan dan pilihan kepada yang diputuskan dalam rapat pleno tadi ditingkat MPC
majelis pimpinan cabang kota medan, apabila permintaan itu untuk pemerintah kota medan, maupun legislatif… apabila ada ketahuan yang
Perintah dan cara memenangkan calon anggota DPRD yang didukung dari organisasi Pemuda Pancasila Kota Medan disebarkan ke seluruh wilayah yang
disesuaikan dengan daerah pemilihannya masing-masing. Organisasi Pemuda Pancasila memberikan dukungan kepada kader-kadernya yang maju sebagai calon
anggota legislatif pada Pemilu Legislatif 2014. Pada daerah pemilihan 2 DPRD Kota Medan terdapat 2 kader Pemuda Pancasila yang berkompetisi pada
Pemilihan Umum Legislatif 2014. Ilhamsyah yang pada saat itu menduduki jabatan bendahara MPC Pemuda Pancasila Kota Medan dan Bangkit Sitepu
sebagai sesepuh yang juga mantan ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Medan. Kedua kader Pemuda Pancasila Kota Medan itu mempunyai ikatan emosional
dengan organisasi Pemuda Pancasila Kota Medan. Meskipun tidak ditemukan data yang pasti jumlah suara yang diperoleh berasal dari anggota Pemuda Pancasila
yang berada di daerah pemilihan 2 Kota Medan, namun secara organisatoris Pemuda Pancasila sangat mendukung dan membantu suara untuk para kader-
kadernya yang maju dalam Pemilihan Umum.
128
Wawancara dengan BS, 6 Mei 2014, Pukul 14.50 di Kantor DPRD Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
tidak mendukung hasil rapat itu, bisa dikenakan sanksi sanksi organisasi…. yang jelas itu adalah kebesaran daripada anggota tadi, tidak melihat siapa
tidak melihat berapa dan apa yang penting berada perintah pimpinan…”
129
Keberanian dengan mengandalkan kekuatan otot atau fisik menjadi salah satu sumber kekuatan yang dimiliki oleh anggota organisasi kemasyarakatan.
Oleh karena itu, ditingkatan para pimpinan organisasi kemasyarakatan yang sering disebut sebagai kepala preman, tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik atau
otot saja. Para pimpinan ataupun tokoh organisasi kemasyarakatan juga menggunakan kekuatan otak untuk mengatur anggota-anggotanya agar berbuat
sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian, pada saat kontestasi demokrasi, para calon anggota legislatif akan berupaya mendatangi para pimpinan atau tokoh
Bangkit Sitepu adalah seorang mantan Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila Kota Medan. Pada tahun 2006 musyawarah cabang XIV Kota
Medan digelar dan memenangkan Bangkit Sitepu sebagai Ketua MPC Kota Medan. Proses panjang dan ricuh terjadi pada saat di gelarnya musyawarah
cabang yang lawan dari Bangkit Sitepu yaitu, Anuar Shah. Bangkit Sitepu juga dikenal masyarakat Kota Medan Sebagai Anggota DPRD Kota Medan. Secara 4
periode berturut-turut Bangkit Sitepu memenangkan kontestasi demokrasi legislatif di Kota Medan. Pada tahun 1999-2004 dan tahun 2004-2009, Bangkit
Sitepu naik dari Partai Golkar. Kemudian pada tahun 2009-2014 naik dari Partai Patriot Pancasila yang notabenenya adalah partainya organisasi kemasyrakatan
Pemuda Pancasila dan juga diketuai oleh Yapto Soemarsono Ketua MPN Pemuda Pancasila. Pada tahun 2014-2019, Bangkit Sitepu naik dari partai
Hanura. Beliau juga dikenal sebagai orang berpengaruh di daerah kawasan perumnas simalingkar. Perebutan lahan pajak jahe simalingkar sekitar tahun 2003
dengan preman setempat yaitu Ucok Ketaren, membuat Bangkit Sitepu Semakin disegani di daerah simalingkar.
129
Wawancara dengan Ahmad Bakhori Nasution, S.T, M.T, Sekretaris MPC Pemuda Pancasila Kota Medan, 1 April 2016, di Kantor MPC Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
dari organisasi kemasyarakatan untuk mendapatkan dukungan suara pada Pemilu 2014.
“….Ada beberapa ketua pemuda ketua PP gitu ku pake, gak ada, waktu di proses kalo gak mau ku lempari rumahnya ini nanti katanya, sampe mamak-
mamak di depanku pun dimaki-makinya, karna dimaki-maki gini, saya kan bagi sembako, udah, sebelum membagi sembako kan data orang, terdata lah
dia, dia bilang oke mendukung saya gitulah, tiba-tiba ada lagi orang lain yang semarga dengan dia, ada mamak-mamak udah tua, tentu mungkin
semarganya kan datang lah, tau lah ini okp ini, di diamkannya, pas pembagian sembako, datang lah dia kan sesuai dengan kesepakatan awal, di
maki disitu, kau kmrin datang si b kerumah mu ya, kurang ajar, jangan kau kesini lagi kau, padahal udah opung-opung ini, artinya mau ku bilang sama
kau, tokoh pemuda yang kau impikan itu, itu gak faktanya, lari jadinya, sementara kita tadi kan politik, kalau yang dipake preman tadi kan….”
130
Dasar relasi organisasi kemasyarakatan dengan calon anggota legislatif dilakukan atas hubungan yang sudah disepakati. Calon anggota legislatif
Bentuk dari transaksi yang dilakukan oleh calon anggota legislatif dari dapil 2 DPRD Kota Medan dengan tokoh organisasi kemasyarakatan adalah
memberikan dukungan suara kepada calon anggota legislatif dari organisasi kemasyarakatan dengan beberapa persyaratan. Bentuk persyaratan itu seperti
menyerahkan bantuan dana untuk operasional kegiatan pemenangan dan memberikan bantuan untuk kelancaran organisasi dan pribadi tokoh organisasi
kemasyarakatan tersebut. Pola relasi yang dibentuk oleh kedua aktor ini adalah adanya koalisi yang saling menguntungkan Simbiosis mutualisme. Koalisi yang
dibangun antar kedua aktor tersebut adalah untuk membangun akses kekuatan kekuasaan negara dan sumber-sumber daya lokal dengan cara merasionalkan
pentingnya uang pada masyarakat yang sangat membutuhkannya. Pola relasi itu muncul dan tumbuh subur pada saat sistem Pemilu yang sangat memungkinkan
konstalasi kekuasaan relatif dikendalikan oleh kepentingan tokoh-tokoh ataupun elit-elit yang berada di organisasi kemayarakatan.
130
Wawancara dengan MTT, 4 Mei 2015, pukul 16.20 WIB di Kantor DPRD Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
menyerahkan sejumlah bantuan dana untuk operasional kegiatan pemengan kepada organisasi kemasyarakatan. Pada lokasi-lokasi tertentu, organisasi
kemasyarakatan akan membuat kegiatan sosialisasi seperti melakukan bantuan sosial kepada masyarakat kurang mampu, membuat acara keagamaan dan
melakukan kegiatan yang akan memperkenalkan calon anggota legislatif kepada masyarakat. Organisasi kemasyarakatan mempunyai basis-basis wilayah tertentu
membuat para calon anggota legislatif datang untuk bersilahturahmi dan meminta dukungan pada anggota-anggota organisasi kemayarakatan melalui pimpinan
ataupun tokoh dari organisasi kemasyarakatan tersebut. Oleh karena itu, calon anggota legislatif berharap untuk dapat mendulang banyak suara dari basis-basis
organisasi kemayarakatan dan dapat dengan aman menjalankan suatu kegiatan sosialisasi terhadap calon anggota legislatif. Hubungan yang dijalin antara
pimpinan organisasi kemasyarakatan dengan calon anggota legislatif itu dilakukan atas dasar hubungan yang saling menguntungkan. Satu sisi bahwa para calon
anggota legislatif itu membutuhkan kekuatan organisasi kemasyarakatan untuk dapat meraih suara melalui berbagi kegiatan. Sementara di sisi bahwa organisasi
kemasyarakatan itu menginginkan tetap memperoleh akses mendapatkan sumber- sumber daya lokal. Teori Jhon T. Sidel mengenai Local Bossism menjelaskan hal
yang sama yaitu Bosisme beroperasi dalam bayangan rezim daerah yang dicirikan oleh persekutuan birokrat, bos-bos partai, pengusaha, militer, dan preman yang
terjalin atas dasar hubungan saling menguntungkan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Bagan Hubungan Saling Menguntungkan Antara Calon Anggota Legislatif
dengan Organisasi Kemasyarakatan Pemilihan Umum
Legislatif 2014 Calon Anggota Legislatif
TokohPimpinan Organisasi Kemasyarakatan
Organisasi kemasyarakatan melaksanakan kegiatan sosialisasi dan
memperkenalkan anggota legislatif pada masyarakat setempat basis dari
i i k
k Calon Anggota Legislatif memberikan
bantuan dana untuk operasional kegiatan sosialisasi kepada organisasi
Pimpinan organisasi mengarahkan anggotanya untuk ikut terlibat dan
mengumpulkan masyarakat dalam kegiatan sosialisasi
Harapan calon anggota legislatif menginginkan dukungan suara dan
tambahan suara dari kesepakatan yang terjalin kepada organisasi kemasyarakatan
dan dapat mempertahankan hubungan yang ada untuk basis suara Pemilu selanjutnya.
Harapan jalinan hubungan relasi organisasi kemasyarakatan diberikan
kemudahan urusan lapangan, tembakan proposal dana kegiatan-kegiatan,
memperhatikan organisasi kemasyarakatan, memberikan papan
Sumber : Hasil Penelitian Meminta dukungan suara
pada Pemilu 2014 Meminta dana untuk
kegiatan pemenangan
Dana Sosialisasi, dan Dana Operasional
anggota Penetapan
jumlah suara yang diinginkan
dari anggota
d
Penetapan jumlah tambahan suara
masyarakat dari hasil sosialisasi yang
diadakan organisasi
Pemilu Legislatif 4 April
Meminta sejumlah dana untuk
memerintahkan anggota memilih,
dan mencari tambahan suara
Universitas Sumatera Utara
Perolehan hasil suara yang didapat calon anggota legislatif DPRD daerah pemilihan 2 Kota Medan yang terpilih pada Pemilihan Umum Legislatif 2014
merupakan upaya kinerja kolektif baik dari tim pemenangan maupun kekuatan sosok tokoh. Organisasi kemasyarakatan seperti Pemuda Pancasila dan Ikatan
Pemuda Karya di Kota Medan merupakan bagian dari tim pemenangan yang juga melakukan serangkaian kegiatan sosialisasi untuk pemenangan calon anggota
legislatif yang menjalin hubungan dengan mereka. Hubungan yang terjalin lama antara calon anggota legislatif dengan organisasi kemasyarakatan itu menjadi
modal yang cukup kuat untuk membantu memenangkan calon anggota legislatif yang didukung oleh organisasi kemasyarakatan dalam setiap kegiatan
pemenangan. Bagan hubungan yang dibentuk oleh kedua aktor yaitu, calon anggota
legislatif dengan tokoh organisasi kemasyarakatan ditandai dengan adanya hubungan yang saling menguntungkan. Koalisi yang dibangun tersebut bekerja
untuk membangun akses kekuasaan negara dan sumber-sumber daya lokal dengan cara merasionalkan pentingnya uang pada masyarakat yang sedang
membutuhkannya. Bagan hubungan saling menguntungkan menjadi tumbuh subur pada saat sistem Pemilihan Umum yang sangat memungkinkan konstelasi
kekuasaan dikendalikan oleh para elit organisasi kemasyarakatan. Serupa dengan teori local bossism Sidel yang menjelaskan bahwa peran elit lokal sebagai
predatory broker politik yang memiliki kontrol monopolistik terhadap kekuatan koersif dan sumber daya ekonomi dalam wilayah teritorial mereka yang
beroperasi dalam pemerintahan lokal dengan persekutuan birokrat, bos-bos partai, pengusaha, dan preman.
Hubungan simbiosis mutualisme yang dilakukan atas dasar transaksional dengan mengandalkan kekuatan materi uang menjadi penanda bahwa kebebasan,
kesetaraan dan akuntabilitas politik akan semakin sulit diwujudkan. Hubungan yang terjalin antara tokoh organisasi kemasyarakatan dengan calon anggota
DPRD dari daerah pemilihan 2 Kota Medan yang dilakukan atas dasar transaksional yang saling menguntungkan berpotensi akan menghambat
Universitas Sumatera Utara
konsolidasi demokrasi yang berlangsung pada tingkat lokal. Konsolidasi demokrasi itu salah satunya adalah memastikan bahwa penyelenggaraan
Pemilihan Umum Legislatif dilakukan dengan mengutamakan prinsip kebebasan, kesetaraan politik dan akuntabilitas politik lokal yang memadai. Oleh karena itu,
hubungan relasi yang dilakukan oleh calon anggota DPRD dengan organisasi kemasyarakatan pada saat Pemilihan Umum Legislatif 2014 tidak mencerminkan
dari ketiga prisnsip tersebut. Jika relasi dari yang dilakukan oleh calon anggota legislatif dengan tokoh organisasi kemasyarakatan menjadikan salah satu proses
regenerasi kepemimpinan, maka butuh proses panjang untuk pemantapan pelaksanaan demokrasi yang sesuai dengan konsolidasi demokrasi tingkat lokal.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan