Jenis Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Metode Pengumpulan Data Pengolahan Dan Analisis Data Pembahasan 1. Karekteristik Skor Child Pugh Berdasarkan Demografi

20 BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik, dengan pendekatan cross sectional dimana setiap sampel akan diperiksa satu kali dan pada satu saat berdasarkan data pengumpulan rekam medis.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus 2015 di RSUP Haji Adam Malik Medan. 4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Semua pasien yang didiagnosa menderita penyakit Sirosis Hati di RSUP Haji Adam Malik pada bulan Januari sampai dengan Desember 2014. Jumlah populasi tersebut diambil dari data rekam medis.

4.3.2. Sampel

Penelitian ini mengambil sampel dengan cara Total Sampling dimana semua subjek yang ada dan memenuhi kriteria pemilihan di masukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang di perlukan terpenuhi. Subjek pada penelitian ini adalah rekam medis pasien dengan diagnosa Sirosis Hati di RSUP Haji Adam Malik pada bulan Januari sampai dengan Desember 2014, dengan Kriteria Inklusi seluruh pasien yang menderita penyakit Sirosis hati yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Januari 2014 – Desember 2014. Sedangkan kriteria Eksklusi yaitu data rekam medis yang tidak lengkap tidak ada diagnosa dan tidak ada hasil pemeriksaan laboratorium. Universitas Sumatera Utara 21

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pencatatan rekam medis.

4.5. Pengolahan Dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari rekam medis akan diteliti : 1. Untuk melihat karakteristik dasar penelitian dengan menggunakan data rekam medis. 2. Untuk melihat hubungan antar child pugh dan komplikasi sirosis hati dengan menggunakan uji Post Hoc, nilai statistik di anggap bermakna bila nilai P 0,05. Universitas Sumatera Utara 22 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 KM. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kota madya Medan, Provinsi Sumatera Utara. Sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSKVII1990 Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A. Sesuai dengan SK Menkes No. 502MenkesSKIX1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik juga sebagai pusat rujukan wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatea Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berada di lantai satu gedung Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

5.1.2. Demografi Responden

Terdapat 200 data rekam medis pasien sirosis hati yang dirawat inap pada tahun 2014, dari kesesluruhan data rekam medis ini hanya 130 data yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk dilakukan penelitian selanjutnya. Demografi responden yang diamati adalah umur, dan jenis kelamin. Universitas Sumatera Utara 23

5.1.3. Hasil Penelitian Tabel 5.1 karakteristik dasar penelitian

Variabel Frekuensi N Nilai Mean+SD Usia 130 52,98+10,09 Jenis kelamin Laki-laki 95 73,1 Perempuan 35 26,9 Hb 130 10,43+5,78 Trombosit 130 180,61+116,72 Etiologi Hepatitis B 85 65,4 Hepatitis C 6 4,6 Non hepatitis 39 30,0 Komplikasi 3 120 92,3 3 10 7,7 Skor child pugh A Ringan 13 10,0 B Sedang 73 56,2 C Berat 44 33,8 Berdasarkan tabel diatas, rerata mean karakteristik responden berdasarkan usia adalah 52,98+10.09. Dan untuk karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, dengan frekuensi N laki-laki sebanyak 95 orang 73,1 , dan perempuan 35 orang 26,9 . Selain itu pada penderita sirosis hati, didapati rerata Mean karakteristik responden berdasarkan Hb adalah 10,43+5,78. Sedangkan rerata Mean karakteristik responden berdasarkan trombosit pada penderita sirosis hati adalah 180,61+116,72. Dan didapati, frekuensi N karakteristik responden berdasarkan etiologi hepatitis B sebanyak 85 orang 65,4 , hepatitis C 6 orang 4,6 , dan non hepatitis 39 orang 30,0 . Dengan frekuensi N karakteristik responden berdasarkan Skor Child Pugh A sebanyak 13 orang 10,0, skor B 73 orang 56,2, skor C 44 orang 33,8. Dan frekuensi N karakteristik responden dengan komplikasi 3 sebanyak 120 orang 92,3 , 3 sebanyak 10 oarang 7,7 . Universitas Sumatera Utara 24

5.1.4. Uji hipotesis

Untuk menilai hubungan antara skor child pugh dengan komplikasi pada pasien sirosis hati, dilakukan analisis menggunakan uji Kruskal Wallis. Tabel 5.2 Hasil Analisis Hubungan Antara Skor Child Pugh dengan Komplikasi Variabel independen N Nilai signifikasi A = Ringan 13 0,006 B = Sedang 73 C = Berat 44 Total 130 Berdasarkan tabel di atas, terdapat perbedaan antara skor child pugh dengan komplikasi pada pasien sirosis hati yang signifikan p = 0.0060.05. untuk menegahui antarkelompok yang mempunyai perbedaan dilakukan analisa Post Hoc . Tabel 5.3 Hasil Analisis Post Hoc Perbandingan Komplikasi Antarkelompok I Skor Child Pugh J Skor Child Pugh Nilai Signifikansi A skor ringan B 0,725 C 0,028 B skor sedang A 0,725 C 0,002 C skor tinggi A 0,028 B 0,002 Dengan melihat hasil analisis post hoc diatas, diperoleh hasil sebagai berikut : Secara statistik terdapat perbedaan komplikasi antara keompok skor child pugh A ringan dengan skor C berat dengan nilai p=0,028. Terdapat perbedaan komplikasi antara skor child pugh B sedang denngan skor C berat dengan nilai p=0,002. Tdak terdapat perbedaan antara skor A ringan dengan skor B sedang. Dengan demikian perbedaan komplikasi didapatkan antarkelompok skor child pugh A ringan-C berat, dan skor B sedang-Cberat. Universitas Sumatera Utara 25 5.2. Pembahasan 5.2.1. Karekteristik Skor Child Pugh Berdasarkan Demografi Hal-hal yang dapat diamati berdasarkan karakteristik skor child pugh berdasarkan demografi yaitu : Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rerata usia pada pasien sirosis hati adalah 52,98 tahun. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Simamora 2013 dalam penelitiannya menyatakan bahwa pasien sirosis hati lebih sering terdapat pada kelompok usia 50-59 tahun, jadi dapat disimpulkan bahwa penderita sirosis hati semakin banyak dijumpai seiring dengan bertambahnya usia. Ditinjau dari jenis kelamin pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penderita sirosis hati berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 95 orang 73,1 , dan perempuan berjumlah 35 orang 26,9 . Jadi berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penderita sirosis hati yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah pasien yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil peneltian Karina 2007 dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa pasien sirosis hati lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Hal ini dapat dikaitkan dengan kebiasaan laki-laki yang sering mengonsumsi alkohol dimana alkohol merupakan salah satu penyebab terjadinya sirosis hati. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rerata mean Hb pada pasien penderita sirosis hati adalah 10,43+5,78. Sesuai dengen penelitian sebelumnya oleh Saskara 2012. Pada pemeriksaan hematologi pada pasien dengan sirosis hati menunjukkan penurunan kadar hemoglobin dengan nilai MCV yang meningkat dan MCHC yang masih dalam batas normal. Dimana hal ini menunjukkan adanya anemia ringan normokromik makrositer. Ditinjau dari nilai trombosit pada tabel diatas dapat dilihat bahwa rerata mean trombosit pada pasien penderita sirosis hati adalah 180,61+116,72. Pada penelitian Wai dkk 2003, dikatakan bahwa pada penderita hepatitis B jumlah trombosit secara independen berhubungan dengan fibrosis dan sirosis. Trombosit cenderung menurun dengan meningkatnya fibrosis. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan penderita sirosis hati dengan trombosit yang cenderung menurun. Universitas Sumatera Utara 26 Ditinjau dari etiologi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa etiologi terbanyak yang menyebabkan sirosis hati pada pasien yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan adalah hepatitis B yang berjumlah 85 orang 65,4 . Hal ini sesuai dengan penelitian Wahyudo 2014 yang menyatakan bahwa penyebab tersering pada penderita sirosis hati di Indonesia kebanyakan disebabkan akibat hepatitis B atau C, dengan persentase Sekitar 57, pasien sirosis hati terinfeksi hepatitis B atau C. Patogenesis sirosis hati oleh karena virus hepatitis sama dengan etiologi lainnya. Menurut penelitian terakhir, memperlihatkan adanya peranan sel stelata. Dalam keadaan normal sel stelata mempunyai peran dalam keseimbangan pembentukan matriks ekstraselular dan proses degradasi. Pembentukan fibrosis menunjukkan perubahan proses keseimbangan. Jika terpapar terus menerus oleh virus hepatitis, maka sel stelata akan menjadi sel yang membentuk kolagen. Jika proses berjalan terus maka fibrosis akan berjalan terus di dalam sel stelata, dan jaringan hati yang normal akan diganti oleh jaringan ikat Nurdjanah, 2009 . Ditinjau dari skor child pugh pada tabel diatas dapat dilihat bahwa penderita sirosis hati yang di rawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan sebanyak 73 orang 56,2 , dengan skor child pugh terbanyak adalah skor B. Namun berbeda dalam penelitian yang dilakukan oleh Herlida, dkk 2015 di RSUD Dokter Soedarso Pontianak didapati pasien dengan sirosis hati terbanyak pada skor C 55,17. Ditinjau dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien penderita sirosis hati di RSUP Haji Adam Malik Medan yang memiliki komplikasi 3 adalah 120 orang 92,3. Hal ini sesuai dengan penelitian Karina 2007 yang dilakukan di RSUP dr. Kariadi Semarang. Sebagian besar 56,5 penderita kelompok kasus memiliki lebih dari satu komplikasi. Setelah melalui analisis pengolahan data diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor child pugh dengan komplikasi pada pasien sirosis hati di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2014. Dengan demikian dapat disimpulkan adanya perbedaan komplikasi antara skor child pugh A ringan dengan C berat, dan skor B sedang dan C berat. Hal ini sesuai dengan Universitas Sumatera Utara 27 penelitian yang dilakukan di RSUP dr. Kariadi Semarang oleh karina 2007 disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang bermakna antara skor child pug dengen komplikasi yaitu pada skor B dan C, hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi skor Child-Pugh maka semakin buruk prognosis penderita. Universitas Sumatera Utara 28 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan