Perbandingan Daya Yang Digunakan Pada KOH 0.178 M

32 lebih rendah.maka waktu yang terukur terlalu rendah dan hal ini mengakibatkan pengukuran tidak akurat. Berdasarkan pengukuran tersebut.terdapat ketidaksesuaian.yakni berapapun nilai resistor yang digunakan.seharusnya nilai kapasitor yang terukur adalah sama.atau bilapun berbeda.hanya berbeda sedikit. Namun pada Tabel 3.terlihat bahwa nilai kapasitor yang terukur berbeda cukup jauh pada masing- masing resistor yang berbeda . dan resistor dengan hambatan 984Ω. Sama seperti halnya pada penggunaan larutan KOH 0.178 M. pada larutan KOH 0.446 M juga tegangan minimum yang tidak dapat tercapai sebesar 0 volt seperti terlihat pada Tabel 4 Tegangan minimum pada larutan KOH 0.446 M lebih tinggi dibandingkan dengan pada larutan KOH 0.178 M karena tingkat konsentrasi elektrolit yang lebih tinggi menyebabkan tegangan yang dapat disimpan pada generator HHO tersebut lebih besar. Tabel 3. Data kapasitansi generator HHO dengan larutan KOH 0.178 M V sumber volt Resistor ohm V max volt V min volt Vpantau volt Waktu detik Nilai KapasitansimF 12.26 492 2.4 0.35 1.10 81.21 165.05 12.26 984 2.06 0.35 0.98 245.12 249.10 12.26 1973 1.58 0.35 0.80 392.57 198.97 Tabel 4. Data kapasitansi generator HHO dengan larutan KOH 0.446 M V sumber volt Resistor ohm V max volt V min volt Vpantau volt Waktu detik Nilai Kapasitansi mF 12.26 495 1.97 0.9 1.294 83 167.68 12.26 984 1.76 0.9 1.21 127.8 129.88 12.26 1973 1.60 0.9 1.16 486.8 246.73 Sama seperti halnya pada larutan KOH 0.178 M. pada larutan KOH 0.446 per liter air juga peningkatan hambatan resistor berimplikasi pada semakin kecilnya tegangan maksimum yang dapat tercapai pada generator HHO. Pada larutan KOH 0.446 M ini.nilai kapasitansi yang terukur juga tidak konsisten.dan nilai kapasitansi yang paling tinggi berbeda dengan pada larutan 0.178 M. yakni terjadi pada penggunaan resistor 1973Ω.

D. Perbandingan Daya Yang Digunakan Pada KOH 0.178 M

Pada penelitian ini. larutan KOH dengan konsentrasi 0.178 M diuji performanya dengan cara menghitung energi spesifik yang diperlukan untuk menghasilkan tiap gram gas hidrogen. Pada konsentrasi ini. diuji efek resonansi dengan menggunakan 5 buah frekuensi tunggal dan 3 buah frekuensi termodulasi pada setiap kombinasi penggunaan induktor. Hal ini dilakukan setelah melakukan pengukuran nilai kapasitansi dari generator HHO ini. dan tidak dapat ditemukan nilai yang tetap dari kapasitansi generator HHO ini. Frekuensi tunggal yang akan diuji ditentukan dari frekuensi yang menghasilkan jumlah arus total tertinggi pada setiap rentangfrekuensi. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa ketika resonansi tercapai. maka hambatan dalam berada dalam kondisi minimum yang menyebabkan dengan jumlah tegangan yang sama akan lebih banyak arus yang mengalir. Sedangkan frekuensi termodulasi didapatkan dari tiap frekuensi tunggal yang memiliki nilai kehilangan energi 33 spesifik paling rendah untuk dikombinasikan dengan yang menghasilkan kehilangan energi spesifik kedua dan ketiga terendah dari seluruh frekuensi tunggal tersebut. Tabel 5. Data hubungan frekuensi dan arus pada larutan KOH 0.178 M pada induktor 8 uH Induktor 8 uH Frekuensi I total I generator Hertz Ampere Ampere 48 10.54 2.03 113 10.84 2.37 318 10.5 2.38 1695 10.96 2.40 11270 12.28 2.15 48 dan 1695 9.84 3.23 114 dan 1695 9.86 3.13 1695 dan 11270 10.53 3.02 Tabel 6. Data hubungan frekuensi dan arus pada larutan KOH 0.178 M pada induktor 40 uH Induktor 40 uH Frekuensi I total I generator Hertz Ampere Ampere 51 11.19 2.13 86 11.42 2.40 432 11.57 2.98 2600 11.78 4.37 7160 10.80 3.20 51 dan 2600 10.50 4.40 86 dan 2600 10.14 5.20 432 dan 2600 9.29 5.22 Tabel 7. Data hubungan frekuensi dan arus pada larutan KOH 0.178 M pada induktor 100 uH Induktor 100 uH Frekuensi I total I generator Hertz Ampere Ampere 43 11.39 3.18 135 10.69 2.98 440 10.49 3.15 2430 10.89 4.40 9260 10.00 4.07 43 dan 135 9.40 4.03 43 dan 2430 8.45 4.00 43 dan 9260 8.80 5.08 Berdasarkan Tabel 5, 6, dan 7 dapat terlihat bahwa pada frekuensi tunggal yang terjadi. arus total yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan penggunaan frekuensi termodulasi. Bila hanya mengandalkan data ini. dapat terlihat bahwa penggunaan frekuensi tunggal memiliki efek resonansi yang lebih baik karena dapat mengalirkan nilai arus yang lebih tinggi. Meskipun demikian. bila diamati melalui Gambar 22. dapat terlihat bahwa penggunaan frekuensi tunggal pada induktor 8 uH menyebabkan kehilangan energi spesifik yang lebih besar 34 dibandingkan dengan penggunaan frekuensi termodulasi. Kehilangan energi spesifik yang terbesar terjadi pada penggunaan frekuensi 11270 Hertz sebesar 82. Sedangkan kehilangan energi spesifik yang paling rendah terjadi pada penggunaan frekuensi termodulasi antara 48 dan 1695 Hertz sebesar 67. Bila dilihat kembali di Tabel 5, 6, 7. sebenarnya frekuensi 11270 Hertz mampu mengalirkan arus paling tinggi dibandingkan dengan frekuensi lainnya baik tunggal maupun termodulasi. Sedangkan frekuensi termodulasi 48 dan 1695 Hertz merupakan frekuensi yang mengalirkan arus terendah dibandingkan dengan frekuensi lainnya pada penggunaan induktor 8 uH. Gambar 22. Pengaruh frekuensi terhadap energi spesifik pada 10 gram KOH dan induktor 8uH Pada pengujian efek resonansi dengan menggunakan induktor 40 uH. yang hasilnya ditunjukkan pada Gambar 23. dapat terlihat bahwa sama seperti halnya yang terjadi pada penggunaan induktor 8 uH. frekuensi tunggal menghasilkan kehilangan energi spesifik yang lebih besar bila dibandingkan dengan penggunaan frekuensi termodulasi. Kehilangan energi spesifik yang terbesar terjadi pada frekuensi 51 Hertz sebesar 80. Sedangkan kehilangan energi spesifik yang paling rendah dengan menggunakan efek resonansi terjadi pada frekuensi termodulasi 86 dan 2600 Hertz sebesar 50. Gambar 23. Pengaruh frekuensi terhadap energi spesifik pada 10 gram KOH dan induktor 10uH Pada pengujian efek resonansi dengan menggunakan induktor 100 uH yang ditunjukkan pada Gambar 24. sama seperti kedua pengujian sebelumnya. penggunaan frekuensi tunggal memiliki kehilangan energi spesifik yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan frekuensi termodulasi. Kehilangan energi spesifik yang terbesar pada penggunaan induktor 100 uH adalah sebesar 73 pada frekuensi 135 Hertz. Sedangkan penggunaan frekuensi yang menghasilkan kehilangan energi spesifik yang terendah terjadi pada frekuensi 43 dan 2430 Hertz sebesar 41. 35 Gambar 24. Pengaruh frekuensi terhadap energi spesifik KOH 0.178 M dan induktor 100uH Pada penggunaan frekuensi termodulasi dengan induktor 100 uH. efisiensi tertinggi terjadi pada penggunaan frekuensi 43 Hz dan 2430 Hz yakni kehilangan energi spesifik yang terjadi sebesar 41.Sedangkan efisiensi terendah terjadi pada penggunaan frekuensi 43 Hz dan 135 Hz dengan kehilangan energi yang terjadi sebesar 58. Dari seluruh pengujian dengan menggunakan berbagai ukuran induktor dan beragam frekuensi baik tunggal maupun termodulasi. dapat terlihat bahwa semakin besar ukuran induktor. semakin kecil kehilangan energi spesifik yang terjadi. Dari seluruh perlakuan pengujian pada penggunaan KOH 0.178 M ini. kehilangan energi spesifik yang terbesar terjadi pada frekuensi 11270 Hertz dan induktor 8 uH. Pada Gambar 25. diperlihatkan gelombang tegangan yang terjadi pada frekuensi tersebut. Salah satu penyebab tingginya kehilangan energi spesifik pada frekuensi ini adalah karena arus yang diserap merupakan yang paling tinggi. namun demikian hasil gas hidrogen yang dihasilkan merupakan yang terendah. Selain itu. kurangnya tegangan yang terjadi juga merupakan salah satu penyebab tingginya kehilangan energi spesifik tersebut. Generator HHO tersebut dirancang untuk menerima tegangan 11 hingga 12 volt. namun demikian pada gelombang tegangan yang terjadi. tegangan 12 volt hanya tercapai pada waktu yang sangat singkat. sehingga jumlah gas hidrogen yang optimum untuk dihasilkan hanya terjadi dalam waktu yang singkat juga. Di sisi lain. tegangan yang paling banyak terjadi pada frekuensi ini hanyalah sebesar 10 volt dan sangat tidak efektif untuk dapat terjadinya proses elektrolisis secara sempurna. Perlakuan pengujian efek resonansi yang terbaik terjadi pada penggunaan induktor 100 uH dengan frekuensi termodulasi 43 dan 2430 Hertz. Melalui Gambar 26. yang menunjukkan gelombang tegangan yang terjadi. dapat terlihat bahwa fase off yang terjadi lebih dominan dibandingkan dengan fase on yang terjadi. Hal ini dikarenakan fase on yang merupakan bagian dari frekuensi 43 Hertz masih dibagi kembali pada frekuensi 2430 Hertz menjadi berbagai fase on dan fase off. Hal ini menyebabkan proporsi fase on menjadi 25 dan proporsi fase off menjadi 75. Selain itu. ketika fase off. tegangan yang terjadi mencapai 18 volt. dan memakan waktu yang cukup lama sampai tercapai tegangan konstan 11 volt. Ketika fase on terjadi. besaran tegangan yang tercapai adalah 11 volt dan sudah cukup untuk terjadinya proses elektrolisis. Dari seluruh perlakuan pengujian yang dilakukan pada larutan KOH 0.178 M. kehilangan energi efisiensi yang paling rendah terjadi pada saat cara konvensional dilakukan yakni sebesar 0.5 . Hubungan- hubungan yang mempengaruhi kehilangan energi spesifik pada konsentrasi larutan ini adalah arus total yang terjadi. besaran induktor. perbedaan antara frekuensi tunggal dan majemuk. dan tegangan maksimum yang tercapai. Pada pengujian resonansi yang memiliki kehilangan energi spesifik terendah. terjadi pada frekuensi yang menyebabkan mengalirnya arus paling minimum dibandingkan dengan seluruh frekuensi dan besaran induktor lainnya. 36 Gambar 25. Gelombang tegangan pada frekuensi 11270 Hz induktor 8uH Selain itu. semakin besar induktor yang digunakan. semakin rendah kehilangan energi spesifik yang terjadi. hal ini dikarenakan semakin banyak arus yang tersimpan. maka semakin tinggi efisiensi yang dihasilkan. Meskipun demikian. bila induktor yang digunakan terlalu besar. dapat menghambat proses penyimpanan tegangan yang terjadi pada generator HHO. Ketika tegangan maksimum yang tercapai lebih rendah daripada tegangan yang dibutuhkan untuk terjadinya proses elektrolisis. hal tersebut akan menyebabkan proses elektrolisis tidak berjalan dengan efektif. sehingga menyebabkan energi yang terserap besar. namun hasilnya sedikit. Sedangkan ketika tegangan maksimum yang tercapai sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tegangan yang dibutuhkan. prosess elektrolisis dapat berjalan dengan cepat dan efektif sehingga produk gas hidrogen lebih tinggi jumlahnya. Gambar 26. Gelombang tegangan pada frekuensi majemuk 43 Hz dan 2430 Hz induktor 100uH

E. Perbandingan Daya Yang Digunakan Pada Larutan KOH 0.446 M