I ntensitas cahaya Hasil pengukuran tingkat penutupan tajuk menggunakan densiometer Stuckle

3 Mortality Mortality adalah banyaknya pohon yang mati dalam tegakan hutan dalam satuan waktu tertentu. Dalam penelitian ini, mortality berarti jumlah pohon yang mati dalam kelompok jenis dan kelas diameter tertentu selama satu tahun. Kematian pohon dalam hutan yang dikelola dapat disebabkan faktor alam dan faktor disturbance , seperti efek penebangan, sehingga sulit mengaitkan kematian pohon dalam hutan seperti ini hanya sekedar dari faktor alam saja. Berdasarkan hasil penelitian Elias 1997 dan Sist and Bertault 1998 bahwa tingkat kerusakan tegakan tinggal, yang dapat bermuara pada kematian, sangat berkaitan dengan intensitas peneba ngan yang dilakuka n. Kematian catastropic pencurian kayu, kebakaran dll tidak diperhitungan dalam persamaan yang akan dibuat. Para peneliti hutan sering menuliskan persamaan kematian pohon hanya dari besaran pohon yang mati dalam kelompok jenis dan kelas diameter tertentu selama kurun waktu satu tahun Favr ichon 1998; Labetubun 2004. Favrichon and Kim 1998 hanya menentukan mortality berdasarkan prosentase kematian pohon dan dianggap konstan setiap tahun. Peneliti yang lain masih memasukkan komponen kerapatan hutan sebagai faktor yang mempengaruhi mortality. Perbedaan metode penent uan mortality sangat ditentuka n oleh ko ndisi hutan yang ada dengan mempertimbangkan nilai koefisien determinasinya. Metode pembuatan persamaan mortality dalam penelitian ini mengacu pada Favrichon 1998 dan Labetubun 2004 dengan hasil seba gai berikut : Kelompok meranti: m= 1,2667-0,0891D+0,0022D 2 -0,000018D 3 R 2 = 0,4577 Kelompok dipterocarp non meranti: m= 2,0775-0,1111D+0,00186D 2 -0,0000091D 3 R 2 = 0,4745 Kelompok ko mersial lain m= 5,1179-0,2896D+0,0057D 2 -0,000038D 3 R 2 = 0,4779 dimana: m=mortality, D= diameter cm Nilai koefisien determinasi dalam persamaan mortality ini berkisar antara 45,77 sampai 47,79 sehingga hanya besaran itulah yang mampu memberi informasi tingkat kematian pohon dalam hutan berdasarkan kelas diameternya. Faktor-faktor lain yang masih belum terakumulasi dalam persamaan ini, seperti hama penyakit, gulma, faktor edapis dan iklim mikro. Terdapat kecenderungan bahwa semakin besar

Dokumen yang terkait

Forest Fire Threaten Indonesia Forest Plantation: a Case Study in Acacia mangium Plantation

0 4 16

Integration of GIS Model and Forest Management Simulation to Minimize Loss Risk By Illegal Cutting (A Case Study of The Teak Forest in District Forest of Cepu, Central Java)

0 16 120

Study on Spatial and Temporal Changes of Forest Cover Due to Canal Establishment in Peat Land Area, Central Kalimantan

0 6 29

Growth of plantation and residual trees on the intensified indonesian selective cutting and planting. Case study in PT Gunung Meranti Forest Concession Area, Central Kalimantan Province

0 60 209

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 20 311

The potency of Intensive Sylviculture System (TPTII) to support reduced emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) (a case study in concession of PT.Sari Bumi Kusuma in Central Kalimantan)

0 22 597

The Linkage Between Growth, Unemployment and Income Inequality on Poverty in Central of Java Province, 2004-2010

1 8 184

Stand structure dynamic for forest yield regulation based on number of trees : case on a logged over area of a low and dry-land of tropical rain natural forest in Kalimantan

1 16 186

The Growth of Red Meranti (Shorea leprosula Miq.) with Selective Cuttingand Line Planting in areas IUPHHK-HA PT. Sarpatim Central Kalimantan

0 3 86

Analysis of Land and Forest Fires Hazard Zonation in Spatial Planning (Case Study in Palangka Raya City, Central Kalimantan Province).

2 16 135