2.6. Penelitian Terdahulu
Simatupang 2007 melakukan penelitian tentang perancangan strategi pemasaran dengan metode proses hierarki analitik pada RS BMC. Dalam
penelitian ini teridentifikasi beberapa pilihan alternatif yang berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran jasa RS BMC yaitu: strategi mutu 0,465, strategi
struktur diskon 0,408, strategi humas 0,376, strategi lokasi 0,773, strategi pelatihan SDM 0,553, strategi pelayanan 0,779, strategi reliabilitas 0,501 dan
strategi brosur 0,593. Gusman 2009 melakukan penelitian tentang perancangan strategi
pemasaran dengan metode proses hierarki analitik pada Lido Lakes Resort Conference LLRC. Dalam penelitian ini teridentifikasi ada lima pilihan
alternatif yang berpengaruh dalam penyusunan strategi pemasaran jasa LLRC yaitu: prioritas utama adalah pembangunan gedung baru untuk penambahan
75-100 kamar baru dan penambahan fasilitas pendukung lainnya 0,257, melakukan renovasi hotel serta peremajaan fasilitas untuk memperbaiki dan
meningkatkan pelayanan yang berada pada prioritas kedua dengan bobot 0,244, untuk prioritas ketiga, yaitu: menambah dan mengekplorasi fasilitas yang ada
dengan produkjasa lainnya untuk meningkatkan pendapatan 0,178, menarik semua korporasi yang menjadi anak perusahaan dari sebuah holding company
yang telah menjadi pelanggan agar menjadi pelanggan tetap perusahaan merupakan alternatif keempat yang dapat dilakukan perusahaan dengan bobot
0,178, serta melakukan sertifikasi karyawan sesuai SKKNI menjadi alternaif pilihan terakhir perusahaan dengan bobot 0,149.
Radius 2010 melakukan penelitian tentang strategi pemasaran jasa freight
forwarding pada PT Silkargo
Indonesia. Dalam
penelitian ini
teridentifikasi empat faktor yang berpengaruh pada penyusunan strategi pemasaran pada PT Silkargo Indonesia yaitu: bea cukai 0,072, efesiensi
pelabuhan 0,435, regulasi 0,217 dan teknologi informasi dan komunikasi 0,223. Untuk alternatif strategi sendiri diperoleh beberapa pilihan alternatif,
yaitu: meningkatkan brand awareness Silkargo S1, melakukan ekspansi ke wilayah baru yang memiliki pertumbuhan industri menjanjikan S2, mendekati
lokasi pelanggan dan fokus kepada cargo owner S3, memperkuat produk
pendukung logistik terpadu misalnya pergudangan, trucking, NVOCC S4, mengarahkan pembelian pelanggan ke door to door dan logistik terpadu S5,
mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang belum siap ke arah logistik terpadu dengan melestarikan pembelian saat ini S6. Berdasarkan analisis yang
dilakukan dengan metode AHP S3 berada pada prioritas utama alternatif strategi dengan bobot 0,028. Selanjutnya diikuti alternatif S4 0,208, S2 0,198, S5
0,156, S1 0,135, S6 0,074 secara berurutan.
III. METODE PENELITIAN