Fase I 2008: Membangun pemahaman perbankan syariah sebagai lebih dari sekadar Fase II 2009: Menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah Fase III 2010: Menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah Program pencitraan

Bab 4 —Manajemen Pemasaran

49 Pasar sasaran Pasar sasaran market target adalah kelompok orang yang mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sama. Pada dasarnya, segmentasi pasar menunjukkan peluang-peluang dalam segmen pasar yang dihadapi oleh bank. Pada gilirannya, suatu bank harus menilai berbagai segmen untuk menentukan besar dan segmen pasar mana yang akan dimasukinya. Menetapkan pasar sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan menyeleksi satu atau lebih segmen pasar yang hendak dimasuki. Segmentasi pasar merupakan proses pembagian suatu pasar ke dalam kategori jenis nasabah. Mempertimbangkan betapa vitalnya “strategi segmentasi” maka tidak mengherankan apabila penelitian dalam bidang ini terus berkembang terutama untuk mencari variabel- variabel baru yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi. Secara umum, strategi segmentasi dapat dilakukan berdasarkan: geograi, demograi, dan psikograi. Segmentasi berdasarkan segi geograis memandang pasar sebagai kota dan desa. Padahal pada kenyataannya, banyak orang desa sudah mempunyai peralatan canggih, misalnya sarana telekomunikasi. Dengan kata lain, gaya hidup orang desa sudah relatif sama dengan orang kota. Sebaliknya, banyak orang kota yang memiliki sarana yang jauh dari memadai bahkan dapat dikatakan ketinggalan dibandingkan dengan orang desa dengan kenyataan yang ada apabila situasi persaingan yang kompetitif sudah merumitkan. Salah satu contoh penggunaan segmentasi berdasarkan variabel demograis adalah pasar dikelompokkan berdasarkan usia. Artinya, sampai tingkat tertentu pengelompokan cara ini sudah kurang memadai. Sebagai contoh, banyak orang yang usianya lebih dari 40 tahun masih bergaya seperti remaja belasan tahun. Sebagai ilustrasi, menentukan sasaran pasar untuk “orang-orang muda”. Dalam hal ini, “muda” diartikan secara “psikologi”, bukan secara “demograi”. Dalam konteks ini, muda secara “psikograi” bisa saja orang yang sudah berusia 40 tahun, namun masih merasa berusia belasan tahun. Dengan demikian, ia termasuk sasaran pasar. Grand Strategy pengembangan pasar perbankan syariah dirumuskan oleh Bank Indonesia BI dalam kerangka program akselerasi pengembangan pasar perbankan syariah Indonesia. Dalam Grand Strategy ini, BI menetapkan visi pengembangan pasar perbankan syariah nasional 2010, yaitu “sebagai perbankan syariah terkemuka di ASEAN” dan penentuan target pencapaian secara bertahap. Tahapan target pencapaian tersebut adalah sebagai berikut.

1. Fase I 2008: Membangun pemahaman perbankan syariah sebagai lebih dari sekadar

bank beyond banking, dengan pencapaian target aset sebesar Rp50 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 40.

2. Fase II 2009: Menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah

paling atraktif di ASEAN, dengan pencapaian target aset sebesar Rp87 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 75. Book 1.indb 49 5232013 12:38:47 PM 50 Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah

3. Fase III 2010: Menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah

terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target aset sebesar Rp124 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 81. Untuk mewujudkan visi baru pengembangan pasar, serangkaian program utama pelaksanaan Grand Strategy perlu dilakukan, sebagai berikut http:pakarbisnisonline.blogspot. com201001strategy-pengembangan-pasar-perbankan, diunduh pada 5 Juli 2011.

1. Program pencitraan baru perbankan syariah

Visi baru pengembangan sebagai pasar yang atraktif akan dipayungi oleh program pencitraan baru dengan memosisikan perbankan syariah sebagai perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Ini ditunjang berbagai keunikan seperti konsep perbankan yang memiliki keanekaragaman produk dengan skema variatif dan dilakukan secara transparan agar adil bagi kedua belah pihak, oleh tenaga perbankan yang kompeten dalam keuangan dan beretika, didukung oleh sistem IT yang terkini up-to-date dan user friendly ramah kepada pengguna, serta fasilitas ahli investasi, keuangan, dan syariah. Positioning dan diferensiasi tersebut akan membawa arti bahwa sesungguhnya perbankan syariah “lebih dari sekadar bank”. Citra yang melekat selama ini pada perbankan syariah adalah bank yang diperuntukkan khusus untuk kalangan muslimorang yang mau naik haji, dengan atribut yang menekankan kepada simbol ke-Islaman, produk yang hampir serupa dengan produk konvensional, dan layanan yang masih terbatas dengan merek “bank yang adil dan menenteramkan”. Setelah menjadi fenomena global dan menarik perhatian luas, perbankan syariah Indonesia semestinya memiliki citra baru yang bisa menarik muslim abangan, setengah santri, atau nonmuslim. Perbankan syariah adalah untuk semua kalangan yang menginginkan keuntungan kedua belah pihak, di mana bank dan pelanggan lebih menekankan pada substansi universal values sebagai kemanfaatan bagi semua. Dengan berbagai produk dengan skema yang variatif, jaringan yang luas, dan fasilitas layanan yang bisa diandalkan, konseppencitraan merek branding baru layak disematkan pada bank syariah, yaitu “Lebih dari Sekadar Bank”.

2. Program pengembangan segmen pasar perbankan syariah