ELEMEN 4: MANAJEMEN SUBKONTRAKTOR PENUTUP

177

C. ELEMEN 4: MANAJEMEN SUBKONTRAKTOR

No. Pertanyaan IP1 Hasil 1. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai rendahnya pemenuhan di elemen 4: manajemen subkontraktor di proyek X pada tahun 2014? “Nah untuk yang ini kelihatannya ada yang salah. Mereka langsung melakukan pengadaan di lapangan. Akibatnya tidak terkontrol. Jadi..kenapa kemudian CSMS nya lewat? Karna memang subkon yang tidak terkontrol” Manajemen site langsung melakukan pengadaan subkontraktor di site tanpa melalui penilaian CSMS di home office 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam melaksanakan pemenuhan di elemen 4: manajemen subkontraktor di proyek X pada tahun 2014? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 4 tersebut? “Ee..jawabannya akan sama terus. Jadi ini, untuk tim PT.Z yang diturunkan asli dari PT.Z itu hanya 1 orang. PM nya saja. Sedangkan yang lain-lainnya itu dari lokal” Sebagian besar karyawan manajemen site proyek X tidak berasal dari rekomendasi home office, melainkan berasal dari sekitar perusahaan 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 4 tersebut? “Sama seperti jawaban sebelumnya” Anggaran dana telah memadai dan tidak menjadi penyebab rendahnya pemenuhan pada elemen 4 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 4 tersebut? “Ngga ada masalah kalau itu mah” Inventaris kantor telah memadai dan tersedia di site sehingga tidak menjadi penyebab rendahnya pemenuhan pada elemen 4 5. Bagaimana dengan cara pelaksanaan karyawan yang ada di site dalam melaksanakan pemenuhan elemen 4 ketika itu? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 4 tersebut? “Semuanya dari lokal. Akibatnya dia membawa kebiasaan-kebiasaan dia yang lama. Kira-kira seperti itu” Dalam melaksanakan pemenuhan elemen 4, manajemen site dianggap kurang disiplin dalam menaati peraturan PT. Z D. ELEMEN 8: KOMUNIKASI No. Pertanyaan IP1 Hasil 1. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai rendahnya pemenuhan di elemen 8: komunikasi di proyek X pada tahun 2014? “Jadi..itu..gimana ya..tadi juga hampir sama semua jawabannya” Sama seperti jawaban pada elemen sebelumnya, penyebab rendahnya pemenuhan pada elemen 8 juga disebabkan oleh kelemahan pada unsur manusia 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam melaksanakan pemenuhan di elemen 8: komunikasi di proyek X pada tahun 2014? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 8 tersebut? “Jadi, masalahnya hampir sama semua. Pertama, orangnya adalah orang-orang yang bukan orang dari PT.Z asli yang mendapatkan pembekalan yang tepat sebelum ke lapangan. Yang kedua adalah jadi disitu Penyebab dari rendahnya pemenuhan pada elemen 8 disebabkan karena unsur manusia, yaitu kurangnya kompetensi yang dimiliki olehmanajemen site karena 178 masalah kompetensi. Terus yang berikutnya adalah orang ini mereka bekerja dia areanya PT.ABC. Aturan- aturan yang mereka ikuti adalah aturan PT.ABC. Bukan aturan PT.Z akibatnya mereka tidak merasa berkewajiban untuk mengikuti aturan-aturan yang sudah kita bikin. Itulah masalah utamanya, jadi sudah tidak tahuaturannya disini seperti apa, trus mereka juga tidak merasa sebagai orang PT.Z” tidak mendapat pembekalan sebelum ke lapangan dan kesalahan acuan peraturan yang digunakan oleh manajemen site ketika itu 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 8 tersebut? “Kalau di proyek X ini harusnya ada 2 itu, anggaran dari PT. Z harus ada, anggaran dari PT.ABC nya sendiri harus ada. Kenapa? Karna mereka juga punya safety program kan. Dan mereka biasanya ada uang sendiri untuk itu., dan tidak masuk ke dalam naggaran proyek” Anggaran dana telah memadai dan tidak menjadi penyebab rendahnya pemenuhan pada elemen 8 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 8 tersebut? “Ngga lah kalau saya rasa itu ngga ada masalah” Inventaris kantor telah memadai dan tersedia di site sehingga tidak menjadi penyebab rendahnya pemenuhan pada elemen 8 5. Bagaimana dengan cara pelaksanaan karyawan yang ada di site dalam melaksanakan pemenuhan elemen 8 ketika itu? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 8 tersebut? “Ya itu tadi..karna mereka tidak merasa sebagai orang PT.Z, jadi mereka merasa tidak berkewajiban untuk mengikuti aturan kita” Dalam melakukan pemenuhan pada elemen 8, manajemen site

E. ELEMEN 9: TANGGAP DARURAT

No. Pertanyaan IP1 Hasil 1. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai rendahnya pemenuhan di elemen 9: tanggap darurat di proyek X pada tahun 2014? “Ya. Jadi emergency drill nya ngga dilakukan. Alasannya mereka waktu itu mereka akan melakukan emergency drill bersama-sama dengan PT.ABC, jadi ngga dilakukan ” Penyebab rendahnya pemenuhan pada elemen 9 disebabkan karena tidak dilakukannya emergency drill. Emergency drill baru akan dilaksanakan di proyek X bersama-sama dengan jadwal pelaksanaan emergency drill PT. ABC 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam melaksanakan pemenuhan di elemen 9: tanggap darurat di proyek X pada tahun 2014? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 9 tersebut? “Kalo untuk jadi HSE Manager ya kurang. Jelas kurang. Itu yang ditugaskan disana jadi manager itu kalau disini ya..paling jadi SI Superintendent” Jika ditinjau dari kemampuan manajemen site, kompetensi yang dimiliki oleh seorang HSE Manager di proyek X masih dianggap tidak memenuhi kualifikasi sebagai seorang manajer 179 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 9 tersebut? “Ngga ada masalah saya kira” Anggaran dana telah memadai dan tidak menjadi penyebab rendahnya pemenuhan pada elemen 9 4. Bagaimana dengan ketersediaan perlengkapan emergency drill yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 9 tersebut? “Karna mereka merasa PT.ABC yang mengkomando mereka untuk melakukan emergency drill, jadi mereka ngga mempersiapkan itu. Mereka ngikut ke PT.ABC semua” Inventaris kantor telah memadai dan tersedia di site sehingga tidak menjadi penyebab rendahnya pemenuhan pada elemen 9 5. Bagaimana dengan cara pelaksanaan karyawan yang ada di site dalam melaksanakan pemenuhan elemen 9 ketika itu? Apakah menjadi penyebab dari rendahnya pemenuhan di elemen 9 tersebut? “Jadi mereka ngga melakukan itu, PT.ABC lah yang mengkomando mereka melakukan itu. Karna, emergency commander nya menurut mereka adalah PT.ABC ” Dalam melaksanakan pemenuhan elemen 9, manajemen site mengacu dan lebih menaati peraturan PT. ABC 180 Lampiran 4 Matriks Wawancara Terhadap Informan Pendukung 2 No. Pertanyaan IP2 Hasil 1. Bisa Bapak ceritakan mengenai kronologi kejadian ini? “Jadi, pada saat Pre-Kualifikasi proyek x, itu tiba-tiba proyek itu sudah award aja, sudah menang saja tanpa memberikan informasi ke HO. Alesannya bahwa proyek itu adalah proyek sambungan, proyek lanjutan istilahnya. Kemudian tiba-tiba ada masalah, baru melapor ke HO, seperti masalah CSMS, masalah prosedur. Menurut informasi yang beredar, bahwa Pak ESN adalah manajer yang ditunjuk sama PT. ABC, menurut infonya. HO baru mengetahui itu setelah 5 bulan berjalan” Pihak HO baru mengetahui kalau proyek X tiba-tiba sudah berjalan. Alasannya karena proyek X dianggap sebagai proyek lanjutan proyek dengan skala kecil. Setelah 5 bulan berjalan, pihak HO baru mengetahui penunjukkan pak ESN sebagai manager proyek X 1. Bisa Bapak ceritakan mengenai asal-usul Pak ESN ini? “Pak ESN itu awalnya sebagai manager, yang ditunjuk dari PT.ABC langsung, cuman karna kurang perform kemudian juga tidak bisa menyamakan prosedur, baik prosedur ataupun PPWI yang PT.Z punya. Makanya Pak JKS langsung mengambil keputusan, diutuslah pak FR sebagai HSE Project Manager Proyek X. Jadi pada saat P-Q proyek X, itu tiba-tiba proyek itu sudah award aja, sudah menang saja tanpa memberikan informasi ke PT.Z Home Office. Dia itu katanya titipannya orang PT.ABC. Ternyata ngga bisa apa-apa. Tidak bisa mengikuti dari policy sama prosedur PT.Z ” Pak ESN merupakan manajemen site proyek X yang ditunjuk dari PT. ABC. Karena manajemen site ketika itu tidak dapat mengikuti peraturan PT. Z, pihak HO mengambil tindakan untuk mengganti jabatan HSE Manager proyek X dengan orang rekomendasi dari HO 2. Bisa Bapak ceritakan background Pak ESN? “Ngga tahu backgroundnya apa kita ngga ngerti orang tiba-tiba dia menang kemudian tiba-tiba dia ditunjuk, kemudian dia ngasih tahu kalau dia punya AK3U. Pernah datang ke corporate juga, pengen tahu Pak JKS, dikenalin, dikasih tahu sama Pak JKS ini, kemudian ada incident tidak dilaporkan ke corporate, itu yang bikin masalah awalnya. Ada incident, tidak dilaporkan ke corporate, PT.ABC sebagai itu..marah..‟kok kenapa ngga di report, gitu. Kenapa ngga ada investigasi, ngga ada apa segala macem” Pihak HO tidak mengetahui background dari orang yang dianggap sebagai rekomendasi dari PT. ABC 181 3. Mengapa Home Office pada waktu itu tidak mengetahui ketika Pak ESN menjabat sebagai HSE Manager di site? “HO ngga tahu bahwa tiba-tiba sudah ada manager. Harusnya manager itu atau Chief itu dari HO, dan yang menentukan adalah Pak JKS sebagai Senior HSE Manager PT.Z” Penunjukkan HSE Manager seharusnya berasal dari HO dan ditentukan oleh Senior HSE Manager Corporate Pihak HO seperti „kecolongan‟ atas peristiwa masuknya Pak ESN sebagai HSE Manager proyek X. 4. Bagaimana proses penunjukkan CM dan HSE Manager yang benar sesuai peraturan PT.Z? “Penunjukkan CM itu dari corporate, dari Construction, ditunjuk Construction, dibawah SVP Operation. Kemudian, manager itu juga dari corporate, untuk manager HSE, supaya bisa menyamakan prosedur, policy, semuanya lah, apa aja sih yang perlu dilaporkan, gitu” Penunjukkan Construction Manager semestinya ditunjuk oleh divisi Construction, sedangkan HSE Manager semestinya ditunjuk oleh Senior HSE Manager. Penunjukkan CM dan HSE Manager proyek harus dilakukan atas rekomendasi PT. Z dengan tujuan agar mereka dapat memahami kebijakan, prosedur PT. Z untuk dijalankan di site 182 Lampiran 5 Matriks Wawancara Terhadap Informan Kunci No. Pertanyaan IK Hasil 1. Menurut Ibu, bagaimana cara menentukan standar minimal skor audit internal yang baik? “Kalo dia based on PP 50 Tahun 2012, ya berarti ikutin kriterianya. Kalo misalnya dia.., kan kalo..anggaplah mereka dapet bendera emas, perak gitu ya, tapi kita ngga usah bendera, anggaplah skornya baik, sedang, kurang baik. Nah misalnya, skor yang paling rendah dibilang kurang baik, misalnya gitu. Kemudian, skor yang sedang, levelnya perak dibilangnya sedang, gitu. Trus yang emas, baik..gitu. Gitu aja, karna kan mereka standarnya udah jelas gitu, based on PP 50 tahun 2012, gitu” Cara menentukan standar minimal skor audit internal yang baik ialah dengan mengikuti aturan yang dijadikan sebagai acuan seperti PP 502012 atau OHSAS misalnya 2. Menurut Ibu, bagaimana cara penentuan daftar periksa audit internal yang baik? “Kalo ada standarnya ya ikutin standarnya aja, berdasarkan kriteria apa, gitu. Itu udah enak banget kalo PP 50 tahun 2012 mah ikutin aja standar yang ada di PP 50 2012 checklistnya, uda h gampang kan” Penentuan daftar periksa audit internal yang baik adalah dengan mengikuti standar yang digunakan sebagai acuan seperti PP 502012 atau OHSAS misalnya 3. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai penunjukkan manajemen site yang terjadi di proyek X? “Kalo saya sih sebenernya..sekarang gini..kalo misalnya orang yang di hire itu bagus, baik, ya ngga masalah yang penting dia perform, gitu kalo saya ya” “Iya..ya mungkin.. itu udah menyalahi aturan lah ya, gitu, aturan perusahaan. Cuman kalo dia perform, bagus, kenapa tidak? gitu...kalo saya ya” Hal tersebut telah menyalahi aturan, namun tidak masalah sepanjang kompetensi yang dimiliki dan hasil kerja yang dilakukan orang tersebut kompeten dan bagus 4. Menurut Ibu, bagaimana kriteria manajemen site yang baik? “Kalo itu kan udah ada di..sebenernya sih udah harusnya..ini ya, standarnya perusahaan udah punya gitu ya, kalo saya sih, minimal dia mengerti sistem, sistem manajemen K3. Itu standar minimal ya, gitu. Dia tahu, mengerti, kemudian bagaimana cara implementasinya, kemudian dari sisi leadershipnya safety leadership dia bisa memberikan contoh kepada karyawan gitu, bahwa dia sebagai orang yang bertanggungjawab terhadap safety ya dia harus menunjukkan itu, gitu.” Kriteria manajemen site yang baik minimal mengerti mengenai sistem SMK3 dan memiliki safety leadership yang baik 183 5. Menurut Ibu, pengetahuan K3 apa saja yang minimal harus dimiliki oleh HSE manager di site? “Ya..minimal sistem dia paham lah. Soalnya kalo ngga ngerti sistem, udah ribet urusannya” HSE Manager di site minimal harus mengerti sistem 6. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai kejadian “orang titipan” ini? Apakah hal ini dapat sering terjadi di site? “Dia berarti udah menyalahi aturan ini ya..aturan rekrutmen pegawai ya berarti. Tapi kita liat dulu, dia punya prosedur rekrutmen ngga, gitu. ” Kejadian tersebut telah menyalahi aturan dan prosedur rekrutmen PT. Z 7. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai kejadian “kesalahan acuan peraturan” ini? Apakah hal ini dapat sering terjadi di site? “Harusnya sih ngga terjadi ya, karna kan itu ya..pemilihan sumber daya, gitu. Apalagi itu udah menyalahi aturan, gitu. Aturannya ngga sesuai gitu aturannya bilang gimana, yang dilakukannya seperti apa, gitu. Itu udah menyalahi aturan, gitu” “Hmm..tapi biasanya sih kalo SMK3 sih sama aja sih. Beda-beda sih sebenernya ya. Mau pake standar apapun ngga ngaruh sebenernya, sebenernya yaa, gitu. Makanya ngga terlalu berdampak...ngga terlalu berpengaruh besar kalo kesalahan pemilihan standar atau implementasi standar kalo menurut saya sih, gitu. Tinggal implementasinya, jangan-jangan kalo dikasih standar apapun kalo implementasinya bolong ya percuma, gitu” Hal tersebut sudah menyalahi aturan PT. Z, namun seharusnya SMK3 nya bisa sama walaupun beda aturan, yang berbeda adalah pada implementasinya. Jika orang yang mengimplementasikan SMK3 tersebut tidak familiar dengan yang namanya SMK3, maka akan berdampak pada hasil audit 8. Menurut Ibu, bagaimana cara perekrutan pemilihan manajemen site yang baik? “Rekrutmen manajemen site yang baik. Yaa ikutin prosedur aja mulai dari tes tulis ya, kemudian psikotes, wawancara, kemudian tes kesehatan, dia fit ngga, gitu” Perekrutan yang baik ialah dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan perusahaan 9. Menurut Ibu, inventaris kantor material penunjang apakah yang minimal harus tersedia di site? “Ooh..yaa..komputer, printer, foto copy, scanner, terus peralatan tulis, semuanya” Minimal di site harus ada komputer, printer, dan sebagainya

A. ELEMEN 1: KEBIJAKAN DAN KEPEMIMPINAN