Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernapasan

9

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernapasan

Menurut Somantri 2007 bernapas adalah perpindahan oksigen O 2 dari udara menuju ke sel-sel tubuh dan keluarnya karbondioksida CO 2 dari sel-sel menuju udara bebas. Saluran pernapasan terdiri atas dua bagian, yaitu saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Gambar 1. Anatomi saluran pernapasan Somantri, 2007 Saluran pernapasan bagian atas terdiri atas: 1. Lubang hidung cavum nasalis Rongga hidung mengandung rambut fimbriae yang berfungsi sebagai penyaring kasar terhadap benda asing yang masuk. Hidung berfungsi sebagai jalan napas, pengatur udara, pengatur kelembapan udara, pengatur suhu, pelindung dan penyaring udara, indra penciuman, dan reseptor suara Somantri, 2007. 2. Sinus parasinalis Sinus parasinalis merupakan daerah yang terbuka pada tulang kepala. Sinus berfungsi untuk membantu menghangatkan dan humidifikasi, meringankan berat tulang tengkorak, serta mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansi Somantri, 2007. 3. Faring Faring adalah tabung muskular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang tengkorak sampai esofagus. a. Nasofaring, terdiri dari dua tuba eustachius auditorik dan amandel faring b. Orofaring, terdiri dari uvula dan amandel palatinum c. Laringofaring mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya. Pearce, 2009. 4. Laring Laring terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligament dan membran. Pita suara terletak didalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai di kedua tulang rawan aritenoid Pearce, 2009. Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas: 1. Saluran udara konduktif: a. Trakea Trakea dilapisis selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju ke atas laring sehingga debu dan butir- butir halus lainnya yang masuk dapat dikeluarkan Pearce, 2009. b. Bronkus dan bronkiolus Cabang bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan cenderung lebih vertikal daripada cabang yang kiri. Hal tersebut menyebabkan benda asing lebih mudah masuk ke dalam cabang sebelah kanan daripada cabang bronkus sebelah kiri. Bronkus disusun oleh jaringan kartilago sedangkan bronkiolus, yang berakhir di alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya kartilago menyebabkan bronkiolus mampu menangkap udara, namun juga dapat mengalami kolaps. Agar tidak kolaps, alveoli dilengkapi dengan porus atau lubang kecil yang terletak antar alveoli yang berfungsi untuk mencegah kolaps alveoli Somantri, 2007. 2. Saluran respiratorius terminal a. Alveoli Parenkim paru-paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan paru-paru. Parenkim tersebut mengandung berjuta-juta unit alveolus. Alveoli merupakan kantong udara yang berukuran sangat kecil dan merupakan akhir dari bronkiolus respiratorius sehingga memungkinkan pertukaran O 2 dan CO 2 Somantri, 2007. b. Paru-paru Paru-paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum. Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-pari kiri 2 lobus Pearce, 2009. c. Dada, diafragma, dan pleura Tulang dada sternum berfungsi melindungi paru-paru, jantung, dan pembuluh darah besar. Bagian luar rongga dada terdiri atas dua belas pasang tulang iga costae Somantri, 2007. Diafragma terletak di bawah rongga dada. Pengaturan saraf diafragma Nervus Phrenicus terdapat pada susunan syaraf spinal pada tingkat C3, sehingga jika terjadi kecelakaan pada saraf C3 akan menyebabkan gangguan ventilasi Somantri, 2007. Pleura merupakan membran serosa yang menyelimuti paru-paru. Pleura ada dua macam, yaitu pleura parietal dan pleura visceral Somantri, 2007. d. Sirkulasi pulmoner Paru-paru mempunyai dua sumber suplai darah, yaitu arteri bronkhialis dan arteri pulmonalis. Sirkulasi bronkhial menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru Somantri, 2007.

B. Gangguan Saluran Pernapasan

Dokumen yang terkait

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Juni 2016.

0 1 41

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-Juni 2016.

0 12 56

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan sindrom koroner akut di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Oktober 2016.

0 1 53

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari 2015-Juni 2016.

0 0 50

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari Juni 2016

0 0 39

Efektivitas pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012.

0 5 124

Penatalaksanaan gangguan saluran pernapasan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari-Juli 2012 kajian dosis dan kemungkinan interaksi obat.

0 1 164

Penatalaksanaan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 : kajian kemungkinan interaksi obat dan dosis obat.

4 22 126

Efektivitas pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012

1 29 122

Penatalaksanaan gangguan saluran cerna di RS Panti Rini Yogyakarta periode Juli 2012 : kajian kemungkinan interaksi obat dan dosis obat - USD Repository

0 2 124