34
sebesar 0.174. Hal ini menunjukkan adanya sumbangan efektif variabel kemandirian sebesar 17.4 terhadap prokrastinasi mahasiswa. Hasil ini
menunjukkan bahwa ada sumbangan sebesar 82.6 yang berasal dari variabel lain.
E. PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kemandirian mahasiswa sebagai variabel bebas dengan prokrastinasi sebagai variabel
tergantung. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan negative antara kemandirian dengan prokrastinasi. Hal ini dapat
terlihat dari perolehan hasil koefisien korelasi sebesar -0.418 dengan signifikansi sebesar 0.00 p 0.01. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat
kemandirian mahasiswa maka semakin rendah tingkat prokrastinasinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kemandirian mahasiswa,
maka semakin tinggi tingkat prokrastinasinya. Berkaitan dengan banyaknya tuntutan, keputusan dan pilihan yang
harus dihadapi pada masa perkuliahan, mahasiswa yang mandiri akan menghadapi beratnya masa kuliah ini dengan lebih baik. Hal ini dapat terjadi
karena kemandirian merupakan periode perkembangan seseorang yang menjadi kunci keberhasilan remaja dalam mengemban peran dan tanggung
jawab sebagai orang dewasa Rice, 1996. Kemandirian self-reliance adalah salah satu tugas perkembangan masa remaja akhir-dewasa awal yang
membuat seseorang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan mampu
35
mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari hal yang akan ia putuskan saat ini Steinberg, 2002. Keadaan ini membuat seseorang yang
mandiri lebih memikirkan konsekuensi jangka panjang ketika ia akan melakukan prokrastinasi.
Namun, tidak semua orang mandiri Turner Turner, 1999. Ketika seseorang tidak mandiri, ia akan bergantung kepada dukungan dan bantuan
orang lain dalam melakukan sesuatu Turner Turner, 1999. Hal ini akan memicu seseorang melakukan prokrastinasi. Misalnya, ketika seseorang yang
tidak mandiri menghadapi tugas-tugas perkuliahan yang sulit, ia bergantung pada bantuan dan dukungan orang lain untuk mengerjakannya. Namun,
bantuan yang diharapkan tidak selalu ada. Akibatnya, ia akan merasa kesulitan mengambil keputusan dan merasa enggan mengerjakan tugas
sehingga akhirnya melakukan prokrastinasi. Seseorang yang tidak mandiri juga selalu berusaha menyenangkan
orang lain Fairbrother Moretti, 1998. Hal ini membuat seseorang yang tidak mandiri kesulitan untuk dapat menolak tuntutan dari orang lain.
Keadaan ini juga dapat menimbulkan prokrastinasi. Misalnya, ketika seseorang yang tidak mandiri akan melakukan suatu tugas akademik dan ada
orang lain yang mengajaknya melakukan hal lain, ia akan kesulitan menolaknya dan akhirnya memilih untuk melakukan hal lain tersebut.
Seseorang yang tidak mandiri juga bergantung kepada penerimaan orang lain untuk mendapatkan kepercayaan dirinya Turner Turner, 1999.
Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang belum mandiri memiliki
36
kepercayaan diri yang rendah. Kepercayaan diri yang rendah ini membuat seseorang mempunyai kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi Ferrari
et al., 1995; Steel 2007. Berdasarkan pembahasan di atas, kemandirian dapat diperhitungkan
menjadi salah satu faktor prokrastinasi. Faktor prokrastinasi yang telah ada terdiri dari dua hal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri dan luar diri.
Faktor yang berasal dari dalam diri antara lain percaya diri yang rendah Ferarri et al., 1995; Steel, 2007, rendahnya self efikasi, depresi, kurangnya
control diri, kurangnya pengaturan diri organize, dan kurang motivasi serta depresi Steel, 2007. Faktor yang berasal dari luar adalah keengganan
mengerjakan tugas yang disebabkan oleh tugas yang membosankan, sulit atau tidak menyenangkan Steel, 2007, lingkungan, pengaruh dari orang lain dan
beberapa kasus disebabkan oleh faktor genetis Wilson Nguyen, 2012. Akan tetapi, untuk dapat membuktikan bahwa kemandirian
merupakan salah satu faktor prokrastinasi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode eksperimen sehingga didapatkan causal
relationship. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa sumbangan yang diberikan
oleh kemandirian terhadap prokrastinasi adalah sebesar 17.4 . Hal ini berarti ada sekitar 82.6 sumbangan yang diberikan oleh variabel lain
terhadap prokrastinasi. Sumbangan kemandirian terhadap prokrastinasi yang hanya sebesar
17.4 ini mungkin disebabkan oleh:
37
a. Tidak semua orang yang sudah mandiri menjadi tidak prokrastinasi.
Artinya, kemandirian bukan merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi prokrastinasi. Ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa mahasiswa lanjutan s2master dan s3doktoral juga melakukan prokrastinasi Muszynki Akamatsu, 1991; Onwuegbuzie,
2000, bahkan tingkat prokrastinasi mereka lebih tinggi dari mahasiswa s1 Onwuegbuzie, 2000. Meskipun, sebenarnya berdasarkan rentang usianya
mahasiswa lanjutan termasuk dalam kategori dewasa sehingga seharusnya sudah memiliki kemandirian.
b. Karakteristik tugas. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa ketika seseorang
yang tidak mandiri dihadapkan pada tugas yang sulit, ia akan meminta bantuan orang lain dan ketika tidak ada orang yang membantu, ia pun
merasa kesulitan dan akhirnya enggan mengerjakan tugas. Akibatnya ia melakukan prokrastinasi. Akan tetapi, menurut penelitian dijelaskan
bahwa siswa pada suatu SMP memiliki tingkat prokrastinasi yang rendah Zakiyah, Hidayati, Setyawan, 2010. Sedangkan, berdasarkan rentang
usianya, siswa SMP termasuk dalam kategori remaja awal yang belum mencapai kemandirian. Hal ini dapat terjadi karena pada masa SMP belum
banyak terdapat tugas berat yang harus dikerjakan secara individu. c.
Tidak semua seseorang yang tidak mandiri melakukan prokrastinasi. Hal ini dapat terjadi jika lingkungan seseorang yang tidak mandiri selalu dapat
membantunya ketika ada masalah.
38
Akan tetapi untuk dapat membuktikan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang keterkaitan kemandirian dengan prokrastinasi pada
siswa dari berbagai jenjang pendidikan, meliputi siswa SMP maupun SMA dan mahasiswa lanjutan graduate students.
39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negative antara kemandirian dengan prokrastinasi. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi tingkat kemandirian mahasiswa maka semakin rendah tingkat prokrastinasinya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kemandirian
mahasiswa, maka semakin tinggi tingkat prokrastinasinya.
B. SARAN
1. Bagi Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, subjek memiliki kemandirian yang tinggi dan prokrastinasi yang rendah. Walaupun begitu, subjek diharapkan
untuk terus mengembangkan kemandiriannya sehingga prokrastinasi subjek akan semakin rendah.
2. Bagi Universitas
Berdasarkan hasil
penelitian, terdapat
hubungan antara
kemandirian dengan prokrastinasi pada mahasiswa. Maka dari itu, universitas diharapkan dapat mengadakan pelatihan kemandirian supaya
dapat lebih
mengembangkan kemandirian
mahasiswa sehingga
prokrastinasinya dapat semakin berkurang.