Celah Mikro Pada Kavitas Klas I

2.3.3 Perlekatan terhadap Dentin

Dentin mempunyai hambatan besar terhadap ikatan perlekatan dibandingkan enamel, karena dentin adalah jaringan hidup. 16,36 Dentin bersifat heterogen dan terdiri atas bahan anorganik hidroksiapatit 50 volume, bahan organik khususnya kolagen tipe I 30 volume, cairan 20 volume dan perbedaan signifikan antara email dengan dentin adalah dentin mengandung lebih banyak air dan sangat hidrofilik. 16,19,36 Bahan bonding diaplikasikan agar permukaan dentin menjadi basah, kemudian dikeringkan secara perlahan. 19 Saat komponen hidroksiapatit sebagai lapisan terluar dentin dihilangkan, dentin mengandung sekitar 50 ruangan kosong dan 20 air. 19 Smear layer dapat mengurangi permeabilitas dentin dan sangat membantu bahan bonding yang bersifat hidrofobik dan menutupi tubulus dentin Gambar 13. 29 Gambar 13. SEM Scanning Electron Micrograph smear layer pada dentin. 29

2.4 Celah Mikro Pada Kavitas Klas I

C-factor yang merupakan perbandingan antara permukaan gigi yang mendapat aplikasi bonding dengan permukaan gigi yang tidak mendapat aplikasi bonding. 6,7,12,28 Permukaan gigi yang tidak mendapat aplikasi bonding dapat berperan sebagai reservoir untuk deformasi plastis pada tahap awal polimerisasi. 6,28 Restorasi resin komposit klas I mempunyai nilai C-factor tertinggi, yaitu 5:1 Gambar 14 yang menunjukkan hanya satu permukaan yang berperan sebagai reservoir. 6 Semakin tinggi nilai C-factor maka semakin tinggi potensial beban kontraksi pada ikatan Universitas Sumatera Utara perlekatan resin komposit sehingga semakin tinggi peluang terjadinya celah mikro akibat pengerutan polimerisasi terutama di sepanjang dasar kavitas. 6,28 Gambar 14. C-Factor pada berbagai preparasi klas restorasi gigi. 6 Shrinkage polimerisasi dapat diminimalisir dengan cara meletakkan restorasi pada incremental layer yang kecil, menghindari bersatunya dinding yang berlawanan dengan incremental layer, proses pengerasan setiap lapisan yang dilakukan secara terpisah, menggunakan filler yang tebal, dan menggunakan resin komposit flowable yang memiliki tingkat modulus rendah sebagai stress-breaking liner sehingga dapat melapisi setiap bagian kavitas secara lebih baik daripada bahan yang berdaya alir Sealant atau Klas V C-Factor Klas I Klas II Klas III Klas IV 1 sisi 2 sisi 3 sisi 4 sisi 5 sisi Permukaan restorasi c-factor Proses selama curing Tampilan lateral Tampilan atas Universitas Sumatera Utara rendah. 2,4,6,28 Stress dan shrinkage polimerisasi yang tinggi dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan, yaitu terbentuknya celah mikro, karies sekunder, hilangnya perlekatan, warna pada trestorasi dan lainnya Gambar 15. 37 Gambar 15. Efek yang ditimbulkan oleh shrinkage polimerisasi. 37 Keretakan enamel Karies sekunder Pewarnaan margin Sensitivitas post-operatif Celah mikro Hilangnya perlekatan Universitas Sumatera Utara Restorasi Resin Komposit Klas I Sistem adhesif Intermediate layer Stress Decreasing Resin SDR Resin komposit flowable sebagai intermediate Konvensional Stress yang dihasilkan selama polimerisasi adalah 1,4 MPa Stress yang dihasilkan selama polimerisasi adalah 4 MPa Stress dan shrinkage polimerisasi resin serta restorasi klas I memiliki nilai C-factor tertinggi Celah mikro Total etch Self etch Three step total etch Two step total etch Two step self etch One step self etch Upaya penanganan? Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer Restorasi Klas V sengan Sistem Adhesif Self Etching Primer dan Total Etch Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

2 58 98

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 30 96

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer Restorasi Klas V sengan Sistem Adhesif Self Etching Primer dan Total Etch Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 11 98

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) dan Resin Flowable sebagai Intermediate Layer pada Restorasi Klas V Resin Komposit Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 0 17

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer Restorasi Klas V sengan Sistem Adhesif Self Etching Primer dan Total Etch Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 0 13

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer Restorasi Klas V sengan Sistem Adhesif Self Etching Primer dan Total Etch Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 1 5

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer Restorasi Klas V sengan Sistem Adhesif Self Etching Primer dan Total Etch Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 1 15

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer Restorasi Klas V sengan Sistem Adhesif Self Etching Primer dan Total Etch Terhadap Celah Mikro (In Vitro)

0 2 3

Pengaruh Stress Decreasing Resin (SDR) sebagai Intermediate Layer Restorasi Klas I dengan Sistem Adhesif Total Etch Two Step Terhadap Celah Mikro (Penelitian In Vitro)

0 2 17

PENGARUH STRESS DECREASING RESIN (SDR) SEBAGAI INTERMEDIATE LAYER RESTORASI KLAS I DENGAN SISTEM ADHESIF TOTAL ETCH TWO STEP TERHADAP CELAH MIKRO (IN VITRO)

0 0 14