B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Kontrol Orang Tua terhadap Anak
Anak yang menjadi fokus penelitian tersebut orang tua dari mereka memiliki kesibukan pada masing-masing pekerjaan. Artinya, orang tua dari
Mawar dan Melati tidak menjadi orang yang hanya duduk diam di rumah, melainkan orang tua mereka memiliki pekerjaan yang setiap hari menjadi
rutinitas berangkat pagi pulang sore hari. Adanya kesibukan dalam pekerjaan orang tua mereka, akan tetapi orang tua memiliki rasa tanggung jawab pada
anak. Hal tersebut terlihat saat anak bangun pagi orang tua menyiapakan apa yang menjadi kebutuhan anak di pagi hari. Sebelum anak berangkat kesekolah
orang tua mengingatkan pada anak untuk mengecek kembali jadwal yang akan digunakan belajar di sekolah. Anak saat melakukan kesalahan orang tua
berusaha untuk mencari akar permasalah dan memberinya solusi dengan cara menasehati. Hal tersebut memiliki tujuan supaya anak tetap berada pada kondisi
belajar dari kesalahan menjadi paham akan hal yang benar. Orang tua mereka saat berada di rumah mengetahui anaknya belajar
memberi pendekatan dan perhatian dengan menyampaikan pertanya ada kesulitan dalam belajar atau tidak. Hal tersebut mengungkapkan bahwa orang
tua selalu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan anak dalam dunia pendidikan. Bagian ini dapat dilihat dari hasil percakapan sebagai berikut:
Mawar “Membantu JTD1P4 . . . . Iya JTD1P4a . . . . iya JTD1P4b . . . .
Kalau ibu baru gak ada tugas yaaaa fokus nyinaoni saya bu. Tapi kalau
ada tugas ya cuman nemeni saja sambil ibu ngerjain tugasnya.” JTD1P4c
Melati “Menungguin. JAD1P4 . . . . Iya senang.” JAD1P4a . . . .
Mengajari juga.”JAD1P4b Terlihat dalam jawaban yang telah anak sampaikan di atas menunjukan
bahwa orang tua selalu memberikan kontrol terhadap perkembangan anak dalam kebutuhan sehari-hari di rumah maupun dalam kebutuhan sekolah.
2. Komunikasi
Orang tua Mawar bekerja sebagai PNS dan swasta, sedangkan orang tua Melati bekerja di PU bagian 3m dan di Telkom. Kedua anak tersebut sudah bisa
merasakan kebutuhan adanya pendampingan orang tua saat di rumah. Anak bisa merasakan hal tersebut, karena kedua orang tua waktu yang efektif ada di rumah
mulai sore hari. Mawar dan Melati walaupun bangga terhadap pekerjaan orang tua mereka, akan tetapi disisi lain memiliki perasaan yang tidak disukai karena
bisa berkumpul dengan keluarga di sore hari itu pun kalau orang tua tidak merasakan capek. Waktu orang tua yang selalu bisa dirasakan bertemu dan
berkumpul oleh kedua anak tersebut saat melihat acara televisi serta makan malam, disinilah orang tua melakukan komunikasi dengan anak mengewali
pembicaraan dengan menanyakan kegiatan anak saat di sekolah. Waktu yang anak miliki untuk berkumpul dengan keluarga walaupun pada kondisi tertentu,
akan tetapi orang tua mereka tetap menanyakan aktivitas sehari-harinya.
Mawar dan Melati selalu membicarakan apa yang menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua saat medengar dan mengetahui
kebutuhan anak sebisa mungkin memberikan apa yang jadi kebutuhannya. Sebagai contoh saja hal yang disampaikan anak pada orang tua saat Mawar dan
Melati mendapatkan kesulitan dalam belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah PR, maka mereka akan mengatakan hal tersebut pada orang tuanya. Selanjutnya
orang tua mengetahui hal tersebut lalu memberikan solusi dengan membantu memberikan cara yang mudah dalam mengerjakan soal yang dianggap anak sulit
untuk dikerjakan. Orang tua juga memperhatikan dan menanyakan pada anak saat terlihat
tidak punya keinginan untuk belajar dengan cara mengingatkan pada anak akan kebutuhan belajar sebagai siswa. Selain hal itu, orang tua dalam mengingatkan
anak untuk dapat belajar dengan cara menanyakan ada PR atau tidak, jika ada anak diminta untuk mengerjakan, akan tetapi jika menemukan kesulitan diminta
untuk bilang pada orang tua nanti akan dibantunya. Hal tersebut melihatkan adanya perhatiaan dari orang tua yang bisa mengetahui apa yang harus anak
terima, dengan adanya komunikasi maka kebutuhan anak orang tua tidak memungkinkan untuk mencukupi apa yang menjadi kebutuhannya .
Pembahasan dari pemaparan hasil wawancara dan observasi di atas kedua anak bernama Mawar dan Melati yang menajadi fokus penelitian tersebut
menunjukan bahwa pola asuh orang tua mereka terdapat pada pola asuh authoritative Otoritatif. Hal tersebut ditunjukan bahwa sesibuk apapun itu
dalam urusan pekerjaanya orang tua selalu memberikan waktu luang untuk
melihat perkembangan dan kebutuhan anak yang harus dimiliki. Dalam hal ini kedua orang tua mereka setiap hari melihat perkembangan nilai yang telah
diperoleh dari hasil belajar saat berada di sekolah. Jika anak dalam perkembangan akademik yang kurang baik, maka orang tua akan memberikan
pendampingan dalam belajar di rumah lebih dari waktu yang biasa anak gunakan dalam belajar. Selain itu orang tua setiap mengetahu anak mendapatkan nilai dari
sekolah kurang baik, meminta untuk belajar lebih giat supaya dapat belajar lebih serius lagi. Orang tua mereka meminta anaknya untuk merubah kebiasaan belajar
lebih baik, akan tetapi orang tua mereka juga konsisten untuk menemani dan mengajari belajar dari awal sampai akhir belajar.
Mawar dan Melati saat mendapatkan perkembangan dalam akademik yang baik, orang tua mereka memberikan pujian dan memberikan reward
sebagai wujud tanda cinta kasih yang digunakan untuk mendukung kewajiban anak sebagai siswa yang baik. Kedua anak tersebut saat mendapatkan dukungan
dari orang tua dalam bentuk materi maupun dalam bentuk pujian mereka akan lebih memiliki semangat dan tanggung jawab dalam menuntut ilmu untuk
meraih apa yang menjadi harapan dari orang tua terhadap keberhasilan anak dan anak diharapkan bisa mendapatkan apa yang menjadi cita-citanya.
Orang tua mendukung anak dalam dunia pendidikan mereka melalui memantau anak saat di rumah dalam belajar. Orang tua juga mempunyai cara
supaya anak memiliki kemauan belajar dengan cara menanyakan ada tugas yang harus dikerjakan untuk besok atau tidak. Jika ada tugas maka orang tua akan
menanyakan ada kesulitan atau tidak. Selain orang tua menanyakan ada tugas
atau tidak, orang tua juga menanyakan nilai yang diperoleh dengan cara meminjam buku tugas yang anak miliki. Orang tua membiasakan setiap hari ada
komunikasi dalam meluangkan waktu untuk belajar saat berada di rumah dengan anak. Hal tersebut mengajarkan anak supaya memiliki rasa butuh akan belajar,
dengan tujuan supaya anak memiliki arahan dalam menempuh pendidikan yang jelas. Cara yang orang tua berikan untuk mengingatkan anak supaya belajar
tersebut, hal ini termasuk pola asuh orang tua dalam memberikan kontrol diri dan komunikasi pada anak supaya tidak berlarut malas untuk belajar. Dari pola asuh
yang orang tua terapkan pada kedua anak tersebut menanamkan kebiasaan baik antara orang tua yang sibuk bekerja dengan tanggung jawab untuk memenuhi apa
yang menajadi kewajiban sebagai orang tua dengan adanya kehadiran anak.
c Tuntutan Orang Tua untuk menjadi Matang anak berkembang sesuai
usianya
Orang tua Mawar dan Melati selain memberikan pola asuh dalam perkembangan dan kebutuhan akdemik tersebut, mereka juga memiliki pola asuh
untuk membentuk karakter kepribadian yang baik. Hal ini orang tua ajarkan pada anak dalam kebiasaan hidupan sehari-hari dari bangun tidur sampai mau tidur
lagi. Orang tua mereka mengajarkan bangun pagi pukul 05.30 lalu merapikan tempat tidur terlebih dahulu sebelum beranjak dari tempat tidur. Sebelum
berangkat ke sekolah anak diminta untuk mengecek jadwal kembali yang akan digunakan. Sepulang dari sekolah sepatu, sragam, dan tas harus diletakan pada
tempatnya. Anak juga mendapatkan izin dari orang tua untuk bermain sepulang
dari sekolah tetapi tidak lebih dari jam tiga sore hal ini terlihat dalam pola asuh orang tua Melati, akan tetapi dalam pola asuh orang tua Mawar tidak memberikan
batasan waktu untuk bermain, karena orang tua Mawar mengajarkan pada anak untuk mengetahui kebutuhan secukupnya dalam bermain dengan teman sepulang
dari sekolah. Hal yang telah dibiasakan tersebut, orang tua mengajarkan pada anak untuk memiliki disiplin diri supaya memiliki kebiasaan yang baik.
Akan tetapi, jika anak mempunyai kesalahan yang telah dilakukan kedua orang tua mereka bersikap responsif terhadap apa yang telah anak lakukan
kesalahanya. Adanya sikap responsif yang orang tua miliki, anak juga menjadi peka apa yang sebenarnya menajadi kesalahan yang telah dilakukan. Sikap orang
tua yang responsif tersebut, bertujuan untuk mengajak anak supaya dapat melakukan refleksi diri atas kesalahan yang telah terjadi dan bagaimana cara
menyikapinya. Hal ini, pola asuh orang tua mereka memiliki tujuan untuk memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik dan yang buruk untuk
pembentukan kepribadian anak yang lebih baik. Kedua anak tersebut yang diasuh orang tua dengan pola asuh
authoritative Otoritatif. Anak memiliki perkembangan diri yang sesuai dengan usianya, memiliki rasa bersahabat dengan orang lain, karena anak dalam
kehidupan sehari-hari diajarkan dengan orang tua melalui lingkungan yang ada di rumahnya untuk baik dan menganggap orang yang ada disekitar rumah itu teman.
Kebiasaan yang anak dapatkan di rumah saat belajar disuruh mencoba mengerjakan terlebih dahulu, namun jika ada kesulitan orang tua baru ikut campur
untuk membantu, dari kebiasaan tersebut anak saat berada disekolah dalam
mengerjakan tugas atau soal ulang tidak bertanya pada teman akan tetapi anak sudah memiliki rasa percaya diri untuk mengerjakannya. Kedua anak tersebut
yang diasuh secara pola asuh authoritative Otoritatif juga memiliki sikap yang sopan terhadap orang yang lebih dewasa dari dirinya dan bahkan sama anak yang
usia lebih dibawahnya dapat berperan sebagai kakaknya. Mawar dan Melati saat berada di sekolah terlihat mampu mengendalikan
diri dengan kondisi kelas yang ramai dan mengganggu belajar mereka dengan cara menyapa teman yang ramai, jika teman tidak bisa disapa mereka hanya diam dan
memfokuskan diri untuk tetap mengerjakan tugasnya. Belajar mengajar yang Mawar dan Melati ikuti didalam kelas tersebut kedua anak ini selalu bertanya
dengan hal yang belum dia pahami supaya hal yang belum dipahami akan segera dapat dipahami. Dengan demikian mereka juga memiliki tujuan yang jelas dalam
menempuh pendidikan dengan menggunakan kebiasaan yang telah orang tua terapkan pada Mawar dan Melati. Kedua anak tersebut dalam pendidikan setiap
ulangan ataupun akhir semester memiliki tujuan untuk mendaptkan nilai yang baik serta bisa menjadi juara di kelas V. Kenyataan yang terjadi dari ketekunan
dan tujuan yang telah mereka miliki, memberikan hasil yang baik dalam meraih apa yang manjadi cita-citanya saat menerima hasil belajarnya. Mawar dan Melati
selalu memiliki prestasi belajar yang bersaing baik, dalam arti jika Mawar mendapatkan peringat 1 didalam kelas maka Melati peringakat II dengan mereka
mengetahui seperti ini Melati pun mempunyai keinginan usaha supaya bisa mendapatkan peringkat I.
Ketiga komponen yang terdapat di atas, memiliki keterkaitan dalam membahas tentang pola asuh orang tua yang memunculkan adanya persepsi. Hal
tersebut dapat diartikan bahwa komponen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kontrol orang tua, penjelasan, diskusi, komunikasi, dan penalaran
untuk membantu anak dalam mengetahui mengapa perilaku tertentu diharapkan. Ketiga komponen yang telah peneliti gunakan tersebut lebih menekankan pada
aspek edukatif daripada aspek hukuman, karena pada komponen yang digunakan dalam penelitian ini lebih terfokus pada kontrol orang tua dalam setiap kondisi
anak. Komponen yang digunakan tersebut memiliki hubungan untuk membantu
anak membentuk perkembangan anak untuk memiliki pribadi yang mandiri, anak juga memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang telah dimilikinya, percaya diri
apa yang akan anak lakukan dan kerjakan, mudah berdaptasi dengan orang yang ada disekitarnya, memiliki sikap menghargai dan menghormati orang lain, serta
bisa bekerjasama dengan orang lain. Ketiga komponen tersebut dapat digunakan orang tua dalam meberikan pola asuh pada anak sekolah dasar, dimana pada usia
tersebut proses perkembanagan anak memerlukan pengakuan dan identitas serta relasi yang baik dengan orang tua. Komponen yang ada tersebut, bertujuan untuk
mengetahui relasi anak dengan orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Kontrol orang tua terhadap anak, komunikasi, dan tuntutan orang tua untuk menjadi
matang anak berkembang sesuai usianya ketiga komponen tersebut peneliti gunakan sesuai teori yang terdapat pada Diane E. Papalia, 2009.
C. Implikasi