xxii ditawarkan berupa layanan internet dan tema yang diangkat untuk iklan tersebut
berupa permasalahan sosial yang banyak dialami oleh orang Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini membahas makna denotasi dan konotasi serta kritik sosial dalam iklan Always on
“Bebas Itu Nyata” dari provider Tri 3. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Apa makna denotasi dan konotasi yang terdapat dalam iklan Always
on “Bebas Itu Nyata” dari provider Tri 3 berdasarkan perspektif
semiotika dari Roland Barthes?
b. Apa saja kritik sosial yang terdapat dalam iklan Always on
“Bebas Itu
Nyata” dari provider Tri 3?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah menganalisis iklan Always On
“Bebas itu Nyata” dari provider Tri 3. Tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan makna denotasi dan konotasi yang terdapat dalam
iklan Always On “Bebas itu Nyata” dari provider Tri 3 berdasarkan
perspektif semiotika dari Roland Barthes
b. Mendeskripsikankritik sosial yang terdapat dalam iklan Always
On
“Bebas itu Nyata”dari provider Tri 3
7
xxiii
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah memberikan sumbangan teori dalam bidang semiotika. Hasil penelitian ini mengembangkan teori makna tanda berlapis dari
Roland Barthes yaitu perihal denotasi dan konotasi. Tanda berlapis tersebut bisa juga terdapat di dalam iklan.
Hasil penelitian ini juga memberikan manfaat praktis, yaitu membantu masyarakat menginterpretasikan iklan Always on
“Bebas Itu Nyata” dari provider Tri 3. Melalui makna denotasi, masyarakat dapat menangkap makna konotasi
yang terdapat di dalam iklan. Masyarakat bahkan dapat mengkritisi maksud dari iklan itu.
1.5 Tinjauan Pustaka
Terdapat sejumlahhasil penelitian yang mengkaji semiotika dalam iklan. Hasil penelitian tersebut antara lain
penelitian yang berjudul “Analisis Semiotik Terhadap Iklan Susu Bendera Edisi Ramadhan 1430 H di Televisi” oleh Siti
Sopianah 2010. Penelitian tersebut bertujuan mendeskripsikan makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam iklan Susu Bendera edisi Ramadhan serta
menangkap pesan dari iklan tersebut dengan menggunakan teori semiotika dari Roland Barthes.
Berbeda dengan penelitian Siti Sopianah, dalam penelitian ini peneliti tidak akan mengkaji mitos. Peneliti akan menggunakan penelitian tersebut sebagai
referensi dalam menganalisis makna denotasi dan konotasi. Berdasar penelitian Siti Sopianahdapat disimpulkan bahwa terdapat makna berlapis dari sebuah iklan
8
xxiv yang ditayangkan dalam televisi. Iklan Susu Bendera edisi Ramadhan 1430 H
memiliki makna denotasi yaitu iklan tersebut terdiri dari empat scene. Masing- masing scene memiliki lokasi yang berbeda tetapi ada dalam satu jalan cerita,
yaitu menceritakan keseharian seorang kakak-adik pada hari puasa mulai dari sahur sampai saat berbuka puasa. Sedangkan makna konotasinya yaitu susu
memberikan nutrisi yang cukup bagi tubuh untuk menjalani puasa serta mengkaji mitos yang dipercaya dapat membatalkan puasa yaitu; menangis, makan angin,
dan buang angin. Dari makna denotasi, konotasi, dan mitos tersebut peneliti iklan Susu Bendera edisi Ramadhan 1430 H mendapatkan kesimpulan bahwa setiap
scene memiliki pesan keharmonisan hubungan kakak-adik dalam sebuah keluarga pada saat puasa bersama dengan Susu Bendera
Hasil penelitian dari Abid Helmy 2012 digunakan sebagai referensi untuk mengungkapkan kritik sosial. Penelitian tersebut
berjudul “Kritik Sosial dalam Iklan Komersial Analisis Semiotika pada Iklan Rokok Djarum 76 Versi
Gayus Tambunan” yang menganalisis pemaknaan tanda pada iklan yang mengandung kritik sosial. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa iklan ingin
memberikan penyadaran kepada masyarakat atau merefleksikan tentang fenomena korupsi yang sulit untuk diberantas.
Selain kedua penelitian tersebut peneliti juga mengambil referensi dari penelitian yang meneliti iklan yang sama, yaitu “Kritik Kebebasan dalam Iklan
Tri 3-Always On . Bebas itu Nyata Versi Perempuan.” Penelitian yang dilakukan
oleh Yehezkiel mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia tersebut juga mengkaji kebebasan yang terdapat pada iklan Always
9
xxv On
“Bebas itu Nyata” dari providerTri 3. Akan tetapi penelitian yang diselesaikan pada tahun 2014 tersebut mengkaji iklan dengan semiotika John
Fiske yang fokus pada level realitas, level representasi, level ideologi, dan hanya mengkaji iklanAlways On
“Bebas itu Nyata” dari providerTri 3 versi perempuan saja. Desain analisis yang digunakan merupakan teori kode-kode televisi milik
John Fiske, sedangkan pada penelitian ini peneliti lebih terfokus pada makna denotasi dan konotasi Roland Barthes.
Berdasarkan penulusuran pustaka tersebut dapat ditarik dua kesimpulan. Pertama, belum ada peneliti yang mengkaji iklan Always On
“Bebas itu Nyata” dari providerTri 3 dengan menggunakan teori tanda denotasi dan konotasi
Roland Barthes. Kedua, penelitian mengenai kebebasan dalam iklan Always On “Bebas itu Nyata” dari providerTri 3 sudah pernah dilakukan, tetapi hanya
mengkaji iklan versi perempuan dan berdasarkan teori kode televisi milik John Fiske. Hasil penelitian ini akan menghasilkan kebaruan berupa kajian teori tanda
denotasi dan konotasi Roland Barthes dalam iklan Always On “Bebas itu Nyata”
dari providerTri 3 dan kritik sosial dari iklan Always On “Bebas itu Nyata” dari
providerTri 3 baik versi laki-laki maupun versi perempuan.
1.6 Landasan Teori