Ketepatan Waktu Peraturan Pelaporan Keuangan di Indonesia

14 d. Pendapat tidak wajar Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prisip akuntansi berterima umum. e. Pernyataan tidak memberikan pendapat Dengan pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor menyatakan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Pernyataan ini diberikan oleh auditor jika auditor tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan ini juga diberikan auditor jika ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

C. Ketepatan Waktu

Timeliness Gregory dan Van Horn 1963, berpendapat dalam Owusu-Ansah 2000, secara konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Chambers dan Penman 1984, berpendapat dalam Hilmi dan Ali 2008, mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara, yaitu: 1. Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Dyer dan Mc Hugh 1975 dalam Hilmi dan Ali 2008, menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: 1 preliminary lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa 2 auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, 3 total lag : interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

D. Peraturan Pelaporan Keuangan di Indonesia

Pada Undang-undang UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidental lainnya kepada BAPEPAM. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan perusahaan publik diatur dalam Peraturan BAPEPAM Nomor VIII.G.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-38PM1996 tentang Laporan Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7 Desember 2006, untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah Peraturan BAPEPAM dan Lembaga Keuangan LK Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor: KEP-134BL2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik. 16 Pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-80PM1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya lima bulan setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-36PM2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Sehubungan dengan adanya program konvergensi PSAK ke International Financial Reporting Standard IFRS, peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP- 36PM2003 disempurnakan menjadi peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-346BL2011. Lampiran ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dalam Peraturan BAPEPAM dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut 17 diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan.

E. Saham

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 54 113

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 51 84

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 58 98

Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 36 82

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 25 94

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

1 36 105

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (TIMELINESS) ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 30 49

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu dalam Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).

0 0 22

Kelayakan Pemberian Opini Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) IMG 20151123 0001

1 3 1