Analisis hubungan opini auditor, keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan harga saham(studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 2015)

(1)

ANALISIS HUBUNGAN OPINI AUDITOR, KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DAN HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013 – 2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Martinus NIM : 132114094

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

ANALISIS HUBUNGAN OPINI AUDITOR, KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DAN HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013 – 2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Martinus NIM : 132114094

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

PERSEMBAHAN

“Jangan menunda

-nunda pekerjaan yang bisa kamu lakukan

hari ini.”

Benjamin Franklin

“Tindakan adalah kunci dasar untuk semua kesuksesan.”

Pablo Picasso

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan

menuntun lagkahku

Kedua orang tuaku tercinta,

(

Tjindra Winata dan

(

Tan Eng Nio


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul: ANALISIS HUBUNGAN OPINI AUDITOR, KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DAN HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013 – 2015)

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 19 Juli 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja ataupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:

Nama : Martinus

Nomor Induk Mahasiswa (NIM) : 132114094

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS HUBUNGAN OPINI AUDITOR, KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DAN HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013 – 2015)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolah dalam bentuk pangkalan,mendistribusikan secara terbatas, dam mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Akt. CA. selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ilsa Haruti Suryandari S.I.P., M.Sc., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan. 4. Orang tua penulis yang selalu menjadi semangat bagi penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Kakak-kakakku tercinta: Tressia, Yosep, July, Ronald yang selalu memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa yang tulus bagi penulis selama penulisan skripsi.


(9)

viii

6. Venna Christiana yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam penulisan skripsi.

7. Teman-teman mahasiswa akuntansi 2013 (Enggar, Siska, Tata, Lidya, Yiuliyani) atas dukungan dan kebersamaannya selama perkuliahan.

8. Teman-teman MPAT yang mau berbagi ide serta memberikan masukan-masukan positif kepada penulis.

9. Teman-teman UKF BATAKO yang memberi pengalaman, semangat dan masukan-masukan positif kepada penulis.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 13 Mei 2017


(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xiv

ABSTRACT ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Laporan Keuangan ... 8

B. Pengauditan ... 12

C. Ketepatan Waktu (Timeliness) ... 14

D. Peraturan Pelaporan Keuangan di Indonesia ... 15

E. Saham ... 17

F. Teori Sinyal ... 21

G. Teori Keagenan ... 23

H. Penelitian Terdahulu ... 25

I. Kerangka Konseptual ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Objek Penelitian ... 33

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

D. Jenis dan Sumber Data ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Variabel Penelitian ... 34


(11)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 38

A. Gambaran Umum Populasi Sasaran ... 38

B. Deskripsi Sampel Penelitian ... 38

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Analisis Data ... 45

B. Pembahasan ... 64

BAB VI PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Keterbatasan Masalah ... 68

C. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Kriteria Penentuan Sampel ... 39

Tabel 4.2 Daftar Sampel Penelitian ... 40

Tabel 5.1 Pengklasifikasian Opini Auditor ... 45

Tabel 5.2 Pengklasifikasian Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan ... 47

Tabel 5.3 Perhitungan Rata-rata Return Saham ... 48

Tabel 5.4 Pengklasifikasian Return Saham ... 51

Tabel 5.5 Klasifikasi Opini Auditor ... 53

Tabel 5.6 Klasifikasi Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan ... 54

Tabel 5.7 Klasifikasi Rata-rata Return Saham ... 54

Tabel 5.8 Tabulasi Silang Opini Audtor dan Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan ... 55

Tabel 5.9 Signifikasi Chi-Square Opini Audtor dan Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan ... 56

Tabel 5.10 Tabulasi Silang Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan dan Harga Saham ... 57

Tabel 5.11 Signifikasi Chi-Square Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan dan Harga Saham ... 57

Tabel 5.12 Perusahaan Yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan ... 58

Tabel 5.13 Perbandingan Perusahaan Berdasarkan Opini Auditor ... 60

Tabel 5.14 Tabulasi Silang Perusahaan Yang Terlambat dan Tepat Waktu Menyampaikan Laporan Keuangan Berdasarkan Opini Auditor 60 Tabel 5.15 Uji Statistik McNemar Perusahaan Yang Terlambat dan Tepat Waktu Menyampaikan Laporan Keuangan Berdasarkan Opini Auditor ... 61

Tabel 5.16 Perbandingan Perusahaan Berdasarkan Return Saham ... 62

Tabel 5.17 Tabulasi Silang Perusahaan Yang Terlambat dan Tepat Waktu Menyampaikan Laporan Keuangan Berdasarkan Return Saham 62 Tabel 5.18 Uji Statistik McNemar Perusahaan Yang Terlambat dan Tepat Waktu Menyampaikan Laporan Keuangan Berdasarkan Return Saham ... 63


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 30


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Tabel Opini Auditor ... 75

Lampiran II Tabel Tanggal Publikasi Laporan Keuangan ... 77

Lampiran III Tabel Harga Saham Tahun 2013 ... 80

Lampiran IV Tabel Harga Saham Tahun 2014 ... 85

Lampiran V Tabel Harga Saham Tahun 2015 ... 90

Lampiran VI Tabel Perhitungan Rata-Rata Return Saham Tahun 2013 ... 95

Lampiran VII Tabel Perhitungan Rata-Rata Return Saham Tahun 2014 ... 100

Lampiran VIII Tabel Perhitungan Rata-Rata Return Saham Tahun 2015 ... 105

Lampiran IX Hasil Olah Data SPSS ... 110

Lampiran X Hasil Olah Data SPSS ... 111

Lampiran XI Hasil Olah Data SPSS ... 112


(15)

xiv ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN OPINI AUDITOR, KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN DAN HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2013 – 2015)

Martinus NIM: 132114094 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara opini auditor dan keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Penelitian ini juga menguji hubungan keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan harga saham.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan teknik dokumentasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Sampel dalam penelitian ini sejumlah 90 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. Teknik analisis data menggunakan statistik crosstab dan McNemar.

Hasil penelitian ini menunjukkan opini auditor tidak memiliki hubungan dengan keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan tidak memiliki hubungan dengan harga saham. Kata kunci: Opini Auditor, Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan, dan


(16)

xv ABSTRACT

THE RELATIONSHIPS BETWEEN AUDITOR’S OPINION, REPORTING DELAY AND STOCK PRICES

(Empirical Studies on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange in 2013-2015)

Martinus NIM: 13211094 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

This research aims to analyze relation between auditor’s opinion and reporting delay. This research also examines relation between reporting delay and stock prices.

The type of this research was empirical study. The data source was secondary data obtained by using documentation technique. Sampling technique in this research was purposive sampling. Sample in this research were 90 manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2013-2015. The analytical technique used crosstab and McNemar statistics.

The result of this research indicated that the auditor’s opinion did not have a relationship with reporting delay. Reporting delay had no relation with stock price.


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan dunia perekonomian di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan informasi mengenai suatu perusahaan semakin tinggi. Hal ini mendorong perusahaan untuk menyajikan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan melalui laporan keuangan. Salah satu pihak yang berkepentingan dalam menggunakan informasi yang disampaikan perusahaan adalah investor.

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), pada bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan memiliki empat karakteristik kualitatif. Empat karakteristik kualitatif tersebut adalah dapat dipahami, andal, relevan dan dapat diperbandingkan. Karakteristik informasi yang andal dapat terpenuhi jika suatu laporan keuangan diaudit sebelum dipublikasikan. Audit merupakan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan yang dilakukan oleh auditor sehingga menimbulkan opini audit.

Menurut Mulyadi (2009: 19), opini audit merupakan pernyataan auditor terhadap pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. Hal ini menunjukkan bahwa opini auditor adalah suatu informasi penting yang harus


(18)

diperhatikan oleh investor dan pengguna laporan keuangan lainnya untuk memberikan keyakinan dalam mengambil keputusan investasi.

Selain memenuhi karakteristik informasi yang andal suatu laporan keuangan juga harus memenuhi karakteristik informasi yang relevan. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) nomor 2, suatu laporan keuangan dapat dikatakan relevan bila dapat memberikan gambaran dimasa lalu (feedback value), dapat memberikan gambaran dimasa depan (predictive value), dan disajikan tepat waktu (timeliness). Jika terdapat penundaan atau keterlambatan yang tidak semestinya dalam penyampaian laporan keuangan maka informasi yang yang disajikan akan kehilangan relevansinya dan mempengaruhi kualitas keputusan yang akan diambil oleh investor dan pengguna laporan keuangan lainnya.

Menurut Nurmalasari (2014) salah satu kondisi yang menyebabkan keterlambatan penyampaian laporan keuangan yaitu pemberian opini audit selain opini wajar tanpa pengecualian. Suatu perusahaan akan menyampaikan laporan keuangan tepat waktu bila mendapatkan opini auditor yang baik, karena hal ini menjadi informasi yang baik (good news) bagi para pengguna. Sebaliknya opini auditor yang kurang baik mengenai penyajian laporan keuangan menjadi berita buruk (bad news) bagi para pengguna laporan keuangan. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham/investor. Manajemen memiliki kepentingan pribadi yang menginginkan penilaian yang baik atas kinerjanya sehingga dapat berdampak pada peningkatan imbalan/kompensasi atas hasil


(19)

kinerjanya. Berbeda dengan pihak manajemen, pemegang saham/investor menginginkan agar manajemen dapat menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan mereka dan memberikan informasi mengenai keadaan perusahaan yang sebenarnya agar dapat menentukan keputusan investasi yang tepat. Berita buruk yang dimiliki perusahaan dapat membuat pemegang saham/investor membuat penilaian yang buruk bagi perusahaan dan manajemen. Penilaian buruk atas perusahaan dan kinerja manajemen ini dapat berdampak pada menurunnya imbalan/kompensasi bagi pihak manajemen. Menghindari terjadinya hal tersebut, pihak manajemen menunda penyampaian berita buruk tersebut dan memberikan informasi lain yang dapat mengalihkan perhatian pemegang saham/investor atas berita buruk yang dimiliki perusahaan.

Reaksi investor dan para pengguna laporan lainnya atas kondisi perusahaan akan dipengaruhi oleh informasi yang diterima. Rezaei dan Parandis (2015), mengatakan bahwa waktu pengungkapan informasi dapat dilihat sebagai sinyal apakah perusahaan memiliki kabar baik atau kabar buruk untuk diceritakan. Pelepasan informasi keuangan awal mungkin menandakan perusahaan memiliki beberapa kabar baik yang mendasar yang manajemen ingin pasar ketahui sesegera mungkin. Sedangkan keterlambatan pengungkapan laporan keuangan menunjukkan berita buruk yang dimiliki perusahaan. Menurut Fantry (dalam Nugroho, 2011), keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat berdampak pada harga saham-saham emiten yang terlambat dalam menyampikan laporan keuangan.


(20)

Keputusan-keputusan yang diambil oleh investor dapat tercerminkan dalam perubahan harga saham perusahaan di pasar modal.

Teori sinyal menjelaskan hubungan antara publikasi yang dilakukan oleh perusahaan dan informasi yang diterima oleh pasar. Jama’an (2008), menyatakan bahwa teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan mengenai kondisi perusahaan yang sebenarnya, karena tidak semua informasi mengenai perusahaan diketahui oleh pihak luar perusahaan terutama investor.

Beberapa peneliti telah meneliti mengenai pengaruh dan hubungan opini auditor dan keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan harga saham. Nurmalasari (2014), menunjukkan bahwa opini audit dan perubahan opini audit memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel reporting delay. Perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian dan opini yang lebih baik dari opini tahun sebelumnya memberikan berita baik bagi investor sehingga mengurangi terjadinya reporting delay. Manaf dan Hendy (2015), menunjukkan bahwa opini auditor dan kepemilikan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Kurnia (2015), menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan solvabilitas, opini auditor, kualitas auditor, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Argonawan & Suranta (2013), menunjukkan bahwa adanya perbedaan reaksi pasar atas


(21)

keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang di atas dan hasil dari penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang inkonsisten, maka penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Hubungan Opini Auditor, Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan, dan Harga Saham. B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan antara opini auditor dengan keterlambatan penyampaian laporan keuangan?

2. Apakah ada hubungan antara keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan harga saham?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui hubungan antara opini auditor dengan keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

2. Mengetahui hubungan antara keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan harga saham.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan penulis pengenai hubungan opini auditor dengan keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan harga saham.


(22)

2. Bagi investor

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan investor dalam melakukan keputusan investasi dalam pasar modal.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama. E. Sistermatika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi penjabaran atas teori-teori yang digunakan dan dapat mendukung penelitian ini.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan jenis penelitian yang dilakukan, objek penelitian, populasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Objek penelitian

Bab ini menjelaskan populasi sasaran dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini.


(23)

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai hasil dari pengujian yang telah dilakukan.

BAB VI Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan dalam penelitian dan saran untuk keterbatasan agar dapat diperbaiki oleh penelitian


(24)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan

Berdasarkan PSAK nomor 1 (IAI, 2014), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta meteri penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

1. Tujuan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menujukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercaya kepada mereka (PSAK nomor 1).

2. Karakteristik Kualitatif

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi kepentingan pengguna. Menurut IAI (2014), laporan keuangan memiliki empat karakteristik kualitatif, yaitu: a. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditapung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk dapat segera dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang


(25)

memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Akan tetapi, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.

b. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan ekonomik pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

c. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (realible). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahann material, dan dapat diandalkan pengguna sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

d. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan entitas antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar entitas untuk


(26)

mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk entitas tersebut, antar periode entitas yang sama dan untuk entitas yang berbeda.

3. Pengguna dan Kebutuhan Informasi

Menurut IAI (2014), pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, meliputi:

a. Investor

Penanam modal beresiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas untuk membayar dividen.

b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.


(27)

c. Pemberi pijaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memunginkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada entitas dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pijaman kecuali jika sebagai pelanggan utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup entitas.

e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup entitas, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada entitas. f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktvitas entitas. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengtur aktivitas entitas, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.


(28)

g. Masyarakat

Perusahaan memengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Sebagai contoh, entitas dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan memberikan informasi kecenderungan (tren) dan perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya.

B. Pengauditan

1. Pengertian Pengauditan

Menurut Mulyadi (2002: 9), pengauditan adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

2. Laporan Audit

Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya. Dalam laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan. Pendapat auditor tersebut disajikan dalam suatu laporan tertulis yang umumnya berupa laporan audit baku (Mulyadi 2002: 12)


(29)

3. Opini Auditor

Menurut Mulyadi (2002: 416-425), auditor dapat memilih tipe opini yang akan dinyatakan atas laporan keuangan auditan, yaitu:

a. Pendapat wajar tanpa pengecualian

Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor dapat menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan audit baku.

b. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit baku

Dalam keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan auditan.

c. Pendapat wajar dengan pengecualian

Melalui opini ini, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prisip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal dikecualikan.


(30)

d. Pendapat tidak wajar

Dengan pendapat tidak wajar, auditor menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prisip akuntansi berterima umum.

e. Pernyataan tidak memberikan pendapat

Dengan pernyataan tidak memberikan pendapat, auditor menyatakan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Pernyataan ini diberikan oleh auditor jika auditor tidak melaksanakan audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan ini juga diberikan auditor jika ia dalam kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.

C. Ketepatan Waktu (Timeliness)

Gregory dan Van Horn (1963), berpendapat dalam Owusu-Ansah (2000), secara konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Chambers dan Penman (1984), berpendapat dalam Hilmi dan Ali (2008), mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara, yaitu:

1. Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan.


(31)

2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan.

Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Hilmi dan Ali (2008), menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya: (1) preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa (2) auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani, (3) total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

D. Peraturan Pelaporan Keuangan di Indonesia

Pada Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidental lainnya kepada BAPEPAM. Ketentuan yang lebih spesifik tentang pelaporan perusahaan publik diatur dalam Peraturan BAPEPAM Nomor VIII.G.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-38/PM/1996 tentang Laporan Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7 Desember 2006, untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah Peraturan BAPEPAM dan Lembaga Keuangan (LK) Nomor X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK Nomor: KEP-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan Publik.


(32)

Pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya lima bulan setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

Sehubungan dengan adanya program konvergensi PSAK ke

International Financial Reporting Standard (IFRS), peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-36/PM/2003 disempurnakan menjadi peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: KEP-346/BL/2011. Lampiran ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dalam Peraturan BAPEPAM dan LK Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur dalam Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, maka hal tersebut


(33)

diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan.

E. Saham

1. Pengertian Saham

Saham merupakan suatu bentuk dari bukti kepemilikan suatu perusahaan. Saham merupakan salah satu bagian dari macam investasi langsung yang dapat diperjual belikan di pasar modal.

2. Jenis-jenis Saham

Suatu perusahaan mengeluarkan beberapa jenis saham untuk menarik investor. Berikut ini adalah jenis-jenis saham yang biasa dikeluarkan oleh perusahaan:

a. Saham biasa (common stock)

Menurut Hartono (2014: 174), jika perusahaan hanya mengeluarkan suatu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Hak-hak pemegang saham biasa menurut Hartono (2014: 175 – 177), adalah sebagai berikut :

1) Hak kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya.

2) Hak menerima pembagian keuntungan

Pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk


(34)

membagikan keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya setelah perusahaan membayarkan dividen untuk saham preferen.

3) Hak preemptif

Hak preemptif merupakan hak untuk mendapatkan persentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham.

b. Saham preferen

Saham preferen dikeluarkan perusahaan untuk menarik investor potensial. Saham preferen memiliki sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi (Hartono, 2014: 169-170).

c. Saham treasuri

Menurut Hartono (2014: 178), saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan kembali sebagai treasuri.

3. Harga Saham

Menurut Jogiyanto (2010), harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.


(35)

Menurut Salim (2003, 7), terdapat elemen-elemen yang mendefinisikan harga dan volume, yaitu:

a. Open

Open adalah harga pembuka atau harga perdagangan pertama untuk suatu periode (misalnya, harga perdagangan pertama untuk hari ini) b. High

High adalah harga tertinggi atau harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode. Ini adalah titik dimana ada lebih banyak penjual dari pada pembeli. High juga mencerminkan harga tertinggi di mana pembeli bersedia membayar.

c. Low

Low adalah harga tertendah atau harga perdagangan terendah untuk suatu periode. Ini adalah titik dimana lebih banyak pembeli dari pada penjual. Low juga mencerminkan harga terendah dimana penjual bersedia menerima.

d. Close

Close adalah harga penutup atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode. Close adalah harga yang paling sering digunakan untuk analisis.

e. Volume

Volume adalah jumlah saham (atau kontrak) yang diperdagangkan untuk suatu periode.


(36)

f. Open interest

Open interest adalah total jumlah kontrak yang outstanding dari

future atau options (yaitu, kontrak yang beluk ditutup atau kadaluarsa). Open interest adalah indiator yang paling sering digunakan.

g. Bid

Bid adalah harga dimana pembeli bersedia membayar untuk suatu saham.

h. Ask

Ask adalah harga dimana penjual bersedia menerima untuk suatu saham.

Menurut Hartono (2014) terdapat nilai-nilai yang berhubungan dengan harga saham sabagai berikut :

a. Nilai nominal

Nilai nominal dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Kepentingan dari nilai nominal adalah untuk kaitannya dengan hukum. Nilai nominal ini merupakan modal perlembar saham yang secara hukum harus ditahan di perusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil oleh pemegang saham.

b. Nilai pasar

Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini


(37)

ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

c. Nilai intrinsik

Nilai interinsik merupakan nilai yang mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Terdapat dua macam analisis yang banyak digunakan untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham, yaitu analisis sekuritas fundamental atau analisis perusahaan dan analisis teknis.

d. Capital gain (loss)

Menurut Hartono (2014: 264), capital gain atau capital loss

merupakan selisih dari harga saham sekarang dengan harga periode lalu. Capital gain atau capital loss dinyatakan sebagai berikut.

Capital gain (loss) =

Keterangan:

Pt: harga saham sekarang. Pt-1: harga saham periode lalu

Jika harga saham sekarang lebih tinggi dari harga saham periode lalu ini berarti keuntungan modal (capital gain). Sebaliknya jika harga saham sekarang lebih rendah dari harga saham periode lalu ini berarti kerugian modal (capital loss).

F. Teori Sinyal

Menurut Jama’an (2008), teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada


(38)

pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi.

Sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan (agent), pemilik (principal), dan pihak luar perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas informasi laporan keuangan. Untuk memastikan pihak-pihak yang berkepentingan meyakini keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), laporan keuangan harus diaudit dan diberi opini dari pihak lain yang independen terhadap perusahaan (Jama’an, 2008).

Penyampaian laporan keuangan merupakan sinyal yang diberikan oleh perusahaan bagi para pengguna laporan keuangan khususnya investor. Laporan audit yang berisi opini auditor tentang kewajaran laporan keuangan juga merupakan sinyal kepada investor. Publikasi laporan audit tersebut oleh perusahaan akan dianggap oleh investor sebagai sebuah informasi yang beguna bagi dasar pengambilan keputusan. Apabila pengumuman tersebut menyababkan kenaikan harga saham maka pengumuman tersebut merupakan sinyal positif. Namun, jika pengumuman tersebut memberikan penurunan harga saham, maka pengumuman tersebut merupakan sinyal negatif (Laksitafresti, 2012).


(39)

Selain informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, waktu penyampaian laporan keuangan juga manjadi hal yang dapat mempengaruhi kualitas dari laporan keuangan yang menjadi sinyal bagi para pengguna. Berdasarkan teori sinyal, waktu pengumuman laporan keuangan yang berisi opini auditor merupakan informasi yang penting dan dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

G. Teori Keagenan

Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai principal dan manajemen sebagai agen. Manajeman merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Oleh kerena itu, pihak manajemen sebagai agen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham.

Jensen dan Meckling (1976) dalam Godfrey et al, menjelaskan hubungan keagenan yang timbul dimana ada kontrak antara satu pihak (principal) dengan pihak lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama

principal. Dengan kontrak ini, principal mempercayakan beberapa pengambilan keputsan kepada pihak agen.

Setiawan (2013), mengungkapkan bahwa hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara principal dan agen. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan sendiri. Pemegang saham (principal) dan manajemen (agen) memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi, akibat yang terjadi adalah munculnya


(40)

konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat-cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kopensasi atau intensif yang sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan.

Menurut Eisenhardt dalam Setiawan (2013), teori keagenan menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Pihak agen termotivasi untuk memaksimalkan fee kontraktual yang diterima sebagai sarana dalam pemenuhan kebutuhan ekonomis dan psikologisnya. Sebaliknya, pihak

principal termotivasi untuk mengadakan kontrak atau memaksimalkan

returns dari sumber daya untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Konflik kepentingan ini terus meningkat karena pihak principal tidak dapat memonitor aktivitas agen sehari-hari untuk memastikan bahwa agen bekerja sesuai dengan keinginan para pemegang saham. Sebaliknya, agen sendiri memiliki lebih banyak informasi penting mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang memicu timbulnya ketidakseimbangan informasi antara principal dan agen. Kondisi ini dinamakan dengan asimetri informasi. Adanya asimetri informasi dapat mendorong agen untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal untuk


(41)

memaksimalkan keuntungan bagi agen. Agen dapat termotivasi untuk melaporkan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen.

Rezaei dan Shahroodi (2015), mengungkapkan bahwa adanya suatu berita yang buruk bagi perusahaan dapat membuat manajemen takut untuk mengungkapkan kabar tersebut. Hal ini terjadi karena kabar buruk yang tidak menguntungkan tersebut dapat menyebabkan penurunan harga saham. Penurunan harga saham dapat meningkatkan biaya modal perusahaan dan menyebabkan pengurangan kompensasi bagi manajemen. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk menunda pengungkapan opini auditor yang kurang baik. Dengan melakukan penundaan tersebut kekhawatiran karir bisa menggoda para manajer untuk menahan berita buruk. Keprihatinan karir ini timbul dari pengaruh pengungkapan berita buruk mengenai kompensasi manajemen yang menyebabkan manajer mengalami pengurangan pembayaran kompensasi akibat turunnya harga saham.

H. Penelitian Terdahulu

Sebelumnya telah banyak penelitian yang berhubungan dengan opini audit, keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan harga saham. Terdapat beberapa penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi keterlambatan penyampaian laporan keuangan yang menggunakan opini auditor sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi ketepatan waktu maupun keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Penelitian-penelitian tersebut juga menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa penelitian


(42)

mengatakan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu atau keterlambatan penyampaian laporan keuangan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu dan audit delay penyampaian laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini solvabilitas, opini audit, dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap audit delay, dan ukuran perusahaan dan opini audit yang berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu. Donabella (2015), meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi reporting delay.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa opini audit dan perbaikan opini audit berpengaruh negatif terhadap reporting delay. Berpengaruh negatif berarti bila suatu perusahaan memiliki opini audit yang baik atau perubahan opini audit menjadi lebih baik dari periode sebelumnya maka kemungkinan terjadinya reporting delay akan semakin kecil dan sebaliknya. Rezaei dan Shahroodi (2015), mengungkapkan bahwa perusahaan yang mengalami peningkatan dalam opini audit akan mengungkapkan laporan keuangan lebih awal. Sementara perusahaan yang mengalami penurunan opini audit akan menunda pengungkapkan laporan keuangan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa adanya suatu kabar baik dapat mempengaruhi perusahaan untuk mempercepat pengungkapan penyampaian laporan keuangan dan sebaliknya adanya kabar buruk dapat mempengaruhi penundaan penyampaian laporan keuangan. Manaf dan Kuswanto (2015), meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ke publik. Hasil dari penelitian ini adalah opini auditor dan kepemilikan publik secara


(43)

signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahan, sedangkan variabel profitabilitas, laverage, likuiditas, ukuran perusahaan, reputasi KAP, dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan.

Berbeda dengan hasil penelitian Dewi (2013), Donabella (2015), Manaf dan Kuswanto (2015) serta Rezaei dan Shahroodi (2015), terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu atau keterlambatan penyampaian laporan keuangan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Hilmi dan Ali (2008), mengungkapkan bahwa berdasarkan pengujian regresi logistik diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk periode waktu 2004-2006 adalah profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi KAP. Variabel leverage keuangan, ukuran perusahaan dan opini auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sulistyo (2010), mengungkapkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Akan tetapi, tidak ditemukan bukti bahwa likuiditas, leverage, dan opini auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Astini dan Wirakusuma (2013), mengungkapkan profitabilitas dan reputasi KAP berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan. Sedangkan leverage, arus kas operasi dan opini auditor tidak


(44)

berpengaruh terhadap penundaan publikasi laporan keuangan auditan. Kurnia (2015), mengemukakan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan solvabilitas, opini auditor, kualitas auditor, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Andini (2016), meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan kenvergensi IFRS dan profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran perusahaan, dan opini auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Selain penelitian mengenai pengaruh opini auditor dan ketepatan waktu atau keterlambatan penyampaian laporan keuangan, terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh publikasi/pengumuman laporan keuangan terhadap harga saham. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa publikasi/pengumuman laporan keuangan berpengaruh terhadap harga saham, seperti penelitian yang dilakukan oleh Owusu dan Ansah (2000), menyatakan bahwa pelaporan yang tepat waktu berkontribusi terhadap kinerja yang cepat dan efisien dari pasar saham difungsi harga dan evaluasi mereka. Hal ini terjadi karena pelaporan yang tepat waktu dapat membantu untuk mengurangi

insider trading, kebocoran dan rumor di pasar saham. Munfaqiroh (2006), mengungkapkan publikasi laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang relevan yang dapat digunakan oleh investor sebagai dasar pertimbangan dalam membuat keputusan untuk melakukan investasi di pasar modal.


(45)

Terjadinya perubahan volume perdagangan saham pada periode pengamatan mencerminkan bahwa selama periode pengamatan terjadi perubahan harga saham. Argonawan dan Suranta (2013), meneliti reaksi pasar terhadap keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasar tidak menunjukkan adanya perbedaan reaksi atas ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dan keterlambatan penyampaian laporan keuangan. tidak adanya respon atas ketepatan waktu dan keterlambatan penyampaian laporan keuangan mencermnkan tidak adanya perubahan harga saham atas ketepatan waktu maupun keterlambatan penyampaian laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa pasar modal Indonesia tidak efisien kerena pasar tidak merespon informasi yang disampaikan oleh perusahaan.

Berbeda dengan penelitian Owusu dan Ansah (2000), Munfaqiroh (2006), serta Argonawan dan Suranta (2013), terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan hasil yang berbeda, seperti yang dilakukan oleh Yulianto (2007), meneliti pengaruh pengumuman laporan keuangan terhadap perubahan harga saham dan volume perdagangan saham. Peneliti mengungkapkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pengumuman laporan keuangan terhadap perubahan harga saham dan volume perdagangan saham.. Karlina (2010), mengungkapkan tidak ada perubahan harga saham yang signifikan baik pada saat publikasi maupun hari disekitar publikasi laporan keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena investor cenderung lebih memilih merespon informasi-informasi yang bersifat makro


(46)

dan mampu menjamin keamanan investasinya, kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil, serta analisis fundamental laporan keuangan yang dinilai kurang praktis dan sudah jarang digunakan.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya hasil yang inkosisten. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti hubungan opini audit, keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan harga saham. I. Kerangka Konseptual

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan opini audit dengan keterlambatan penyampaian, opini audit dengan harga saham dan keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan harga saham, sehingga kerangka konseptual penelitian ini seperti pada gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sumber: kerangka penelitian

1. Opini audit dan keterlambatan penyampian laporan keuangan

Nurmalasari (2014), menyatakan bahwa opini audit berpengaruh signifikan terhadap variabel reporting delay. Perusahaan yang menerima opini audit selain wajar tanpa pengecualian memberikan berita buruk bagi para investor sehingga menyebabkan terjadinya reporting delay. Menurut Rezaei dan Parandis (2015), manajemen menyembunyikan berita buruk bagi investor untuk mengurangi penilaian negatif terhadap perusahaan dan kinerja manajemen yang dapat menyebabkan reaksi pasar

Opini Auditor

(OA)

Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan

(KP)

Harga Saham

(HS)


(47)

saham negatif dan turunnya harga saham. Penurunan harga saham dapat meningkatkan biaya modal perusahaan dan menyebabkan pengurangan kompensasi bagi manajer. Faktor ini dapat mendorong manajemen untuk menunda penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik.

Opini auditor yang kurang baik yang diterima perusahaan dapat berdampak pada penilaian yang buruk atas kinerja manajemen yang dilakukan oleh para pengguna laporan keuangan/investor. Penilaian yang buruk atas kinerja manajemen dapat menyebabkan penurunan kompensasi yang akan diterima manajemen. Hal ini dapat membuat manajemen takut untuk mengungkapkan berita buruk dan berusaha memberikan informasi lain yang dapat menutupi berita buruk tersebut. Manajemen perusahaan membutuhkan waktu untuk mencari informasi lain yang menajdi berita baik bagi para investor. Hal ini mendorong manajemen untuk menunda penyampaian laporan keuangan.

2. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan harga saham.

Munfaqiroh (2006), mengungkapkan bahwa publikasi laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang relevan yang dapat digunakan oleh investor sebagai dasar pertimbangan dalam membuat keputusan untuk melakukan investasi di pasar modal. Rezaei dan Paradis (2015), mengungkapkan bahwa teori sinyal menyatakan waktu pengungkapan informasi dapat dilihat sebagai sinyal apakah perusahaan memiliki kabar baik atau kabar buruk untuk dilaporkan. Penundaan penyampaian laporan keuangan dapat mengindikasikan bahwa


(48)

perusahaan memiliki berita buruk bagi investor. Sehingga keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat menimbulkan respon negatif dari investor terhadap perusahaan yang dapat berdampak pada perubahan harga saham.

Peran informasi yang terkandung di dalam suatu laporan keuangan dalam ligkungan aktifitas pasar modal dan dalam hubungannya dengan harga saham merupakan suatu hal yang penting. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat merugikan para pengguna laporan keuangan karena dapat mempengaruhi kualitas dalam mengambil keputusan investasi. Terjadinya keterlambatan penyampaian laporan keuangan juga dapat menjadi sinyal buruk bagi pengguna laporan keuangan. Hal ini terjadi karena perusahaan diindikasikan menyembunyikan berita buruk bagi para pengguna laporan keuangan/investor yang menimbulkan penilaian negatif bagi perusahaan dan menyebabkan penurunan harga saham. Terjadinya keterlambatan penyampaian laporan keuangan menyebabkan penurunan harga saham


(49)

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Studi empiris adalah penelitian dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pihak eksternal, dan kemudian diolah dan dianalisis secara menyeluruh.

B. Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2013-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan yang berakhir pada bulan Desember dan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015.

3. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan dengan opini audit dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015.


(50)

4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2013-2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa opini auditor, tanggal penerbitan laporan keuangan, closing price saham harian perusahaan yang bersangkutan. Sumber data penelitian ini berasal dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan sumber lain yang relevan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis data laporan keuangan perusahaan yang digunakan dalam penelitian. Pengumpulan data dilakukan bedasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

F. Variabel Penelitian

Terdapat tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu opini auditor (OA), keterlambatan penyampaian laporan keuangan (KP) dan harga saham (HS). Variabel opini auditor diukur berdasarkan pendapat auditor mengenai kewajaran penyajian suatu laporan keuangan. Data opini auditor didapatkan dari laporan audit pada bagian paragraf pendapat. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan diukur berdasarkan pada tanggal


(51)

penyampaian laporan keuangan dengan batas akhir penyampaian sembilan puluh (90) hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Data keterlambatan penyampaian laporan keuangan didapatkan dari laporan keuangan perusahaan. Variabel harga saham, harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah clossing price. Variabel harga saham diukur berdasarkan rata-rata return saham pada periode jendela. Data harga saham diperoleh dari website www.duniainvestasi.com.

G. Teknik Analisis Data

1. Mengukur Variabel dan Mentabulasi Data Penelitian a. Opini auditor

Mengklasifikasikan data opini auditor ke dalam dua kategori, sebagai berikut:

0 = perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP).

1 = perusahaan yang mendapatkan opini selain opini wajar tanpa pengecualian (non WTP).

b. Keterambatan penyampaian laporan keuangan

Mengklasifikasikan data penyampaian laporan keuangan ke dalam dua kategori, sebagai berikut:

0 = perusahaan yang tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.

1 = perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan.


(52)

c. Harga saham

Menghitung harga saham yang diukur dengan rata-rata return

saham. Penghitungan rata-rata return harga saham menggunakan periode jendela (H-5 publikasi laporan keuanagan sampai dengan H+5 publikasi laporan keuangan). Return saham dihiting dengan rumus sebagai berikut (Hartono, 2014:264):

Return =

Keterangan:

Pt: harga saham sekarang. Pt-1: harga saham periode lalu

Hasil perhitungan rata-rata return saham kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kategori, sebagai berikut:

0 = nilai rata-rata return saham positif (+) 1 = nilai rata-rata return saham negatif (-) 2. Melakukan Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif berkaitan dengan pencatatan dan peringkasan data, dengan tujuan menggambarkan hal-hal penting pada kelompok data, seperti rata-rata, variasi, dan sebagainya (Santoso, 2014: 1)

3. Analisis Tabulasi Silang (Crosstab)

Analisis tabulasi silang pada prinsipnya menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian


(53)

Analisis tabulasi silang dilakukan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara OA dan KP serta KP dan HS.

4. Analisis Sensitifitas

Laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya kemungkinan memiliki unsur ketidakpastian. Dampak ketidakpastian tersebut dapat dinilai dengan menggunakan analisis sensitifitas.

5. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis tabulasi silang (crosstab) antar variabel, dengan melihat nilai probabilitas uji Chi-Square. Menurut Santoso (2016: 242-243), uji Chi-Square digunakan untuk mengamati ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Pengambilan keputusan berdasarkan pada probabilitas (signifikasi) dengan tingkat signifikasi (α) = 5%, sebagai berikut :

Jika probabilitas > 0,05, maka tidak terdapat hubungan antar variabel. Jika probabilitas < 0,05, maka terdapat hubungan antar variabel.


(54)

38 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Populasi Sasaran

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2015, dan yang memenuhi kriteria yang telah telah ditentukan. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015 adalah 129 perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang diungkapkan oleh perusahaan manufaktur yang terdapat pada website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

B. Deskripsi Sampel Penelitian

Berdasarkan populasi yang telah ditentukan oleh penulis kemudian penulis menentukan sempel yang akan digunakan pada penelitian ini. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengam menggunakan kriteria-kriteria tertentu. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara seperti pada tabel 4.1:


(55)

Tabel 4.1 Kriteria Penentuan Sampel

Kriteria Sample Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2013-2015 129 Perusahaan manufaktur yang tidak menyampaikan laporan keuangan

pada tahun 2013-2015 (9)

Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laporan keuangan yang

berakhir pada bulan Desember (2)

Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laporan keuangan dengan

opini auditor (3)

Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang asing (25)

Sampel penelitian 90

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui terdapat 129 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sembilan perusahaan yang tidak menyampaikan laporan keuangan pada tahun 2013-2015. Terdapat 2 perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang berakhir pada bulan Desember. Terdapat 3 perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laporan keuangan dengan opini auditor. Terdapat 25 perusahaan yang menggunakan mata uang asing. Dengan demikian jumlah sampel yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini menjadi 90 perusahaan. Dari 90 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini menjadi 270 tahun perusahaan dari tahun 2013-2015. Berikut adalah daftar 90 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian.


(56)

Tabel 4.2 Daftar Sampel Penelitian

No Kode Emiten (Nama Emiten) Sektor Sub Sektor

1

INTP (Indocement Tunggal Prakasa Tbk)

Industri dasar dan

kimia Semen

2

SMBR (Semen Baturaja Persero Tbk)

Industri dasar dan

kimia Semen

3 SMCB (Holcim Indonesia Tbk)

Industri dasar dan

kimia Semen

4 SMGR (Semen Gresik Tbk)

Industri dasar dan

kimia Semen

5

AMFG (Asahimas Flat Glass Tbk)

Industri dasar dan kimia

Keramik, porselen, dan kaca

6

ARNA (Arwana Citra Mulia Tbk)

Industri dasar dan kimia

Keramik, porselen, dan kaca

7

IKAI (Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk)

Industri dasar dan kimia

Keramik, porselen, dan kaca

8

KIAS (Keramika Indonesia Assosiasi Tbk)

Industri dasar dan kimia

Keramik, porselen, dan kaca

9 MLIA (Mulia Industrindo Tbk)

Industri dasar dan kimia

Keramik, porselen, dan kaca

10

TOTO (Surya Toto Indonesia Tbk)

Industri dasar dan kimia

Keramik, porselen, dan kaca

11 ALKA (Alaska Industrindo Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 12

ALMI (Alumindo Liht Metal Industry Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 13

BTON (Beton Jaya Manunggal Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 14

GDST (Gunawan Dianjaya Steel Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 15

INAI (Indai Alumunium Industry Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 16

ISSP (Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 17

JKSW (Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 18 JPRS (Jaya Pari Steel Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 19 LION (Lion Metal Steel Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya 20 LMSH (Lionmesh Prima Tbk)

Industri dasar dan kimia

Logam dan sejenisnya


(57)

Tabel 4.2 Daftar Sampel Penelitian (Lanjutan)

No Kode Emiten (Nama Emiten) Sektor Sub Sektor

21 BUDI (Budi Acid Jaya Tbk)

Industri dasar dan

kimia Kimia

22 DPNS (Duta Pertiwi Nusantara)

Industri dasar dan

kimia Kimia

23

EKAD (Ekadharma International Tbk)

Industri dasar dan

kimia Kimia

24

INCI (Intan Wijaya International Tbk)

Industri dasar dan

kimia Kimia

25 SRSN (Indo Acitama Tbk)

Industri dasar dan

kimia Kimia

26

AKPI (Arha Karya Prima Industry Tbk)

Industri dasar dan kimia

Plastik dan kemasan 27 APLI (Asiaplast Industries Tbk)

Industri dasar dan kimia

Plastik dan kemasan 28 BRNA (BerlinaTbk)

Industri dasar dan kimia

Plastik dan kemasan 29

IGAR (Champion Pasific Indonesia Tbk)

Industri dasar dan kimia

Plastik dan kemasan 30

SIAP (Sekawan Intipratama Tbk)

Industri dasar dan kimia

Plastik dan kemasan 31 SIMA (Siwani Makmur Tbk)

Industri dasar dan kimia

Plastik dan kemasan 32 TRST (Trias Sentoso Tbk)

Industri dasar dan kimia

Plastik dan kemasan 33

YPAS (Yana Prima Hasta Persada Tbk)

Industri dasar dan kimia

Plastik dan kemasan 34

CPIN (Charoen Pokphand Indonesia Tbk)

Industri dasar dan

kimia Pakan ternak 35

JPFA (Japfa Comfeed Indonesia Tbk)

Industri dasar dan

kimia Pakan ternak 36 MAIN (Malindo Feedmill Tbk)

Industri dasar dan

kimia Pakan ternak 37 SIPD (Siearad Produce Tbk)

Industri dasar dan

kimia Pakan ternak 38

TIRT (Tirta Mahakan Resources Tbk)

Industri dasar dan kimia

Kayu dan pengolahannya 39 ALDO (Alkindo Naratama Tbk)

Industri dasar dan

kimia Pulp dan kertas 40

FASW (Fajar Surya Wisesa Tbk)

Industri dasar dan


(58)

Tabel 4.2 Daftar Sampel Penelitian (Lanjutan)

No Kode Emiten (Nama Emiten) Sektor Sub Sektor

41

KBRI (Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk)

Industri dasar dan

kimia Pulp dan kertas 42 SPMA (SuparmaTbk)

Industri dasar dan

kimia Pulp dan kertas 43 KRAH (Grand Kartech Tbk) Aneka industri

Mesin dan alat berat

44 ASII (Astra International Tbk) Aneka industri

Otomotif dan komponen 45 AUTO (Astra Auto Part Tbk) Aneka industri

Otomotif dan komponen 46 GJTL (Gajah Tungal Tbk) Aneka industri

Otomotif dan komponen 47

IMAS (Indomobil Sukses

International Tbk) Aneka industri

Otomotif dan komponen 48 INDS (Indospring Tbk) Aneka industri

Otomotif dan komponen 49

LPIN (Multi Prima Sejahtera

Tbk) Aneka industri

Otomotif dan komponen 50 NIPS (Nippers Tbk) Aneka industri

Otomotif dan komponen 51 SMSM (Selamat Sempurna Tbk) Aneka industri

Otomotif dan komponen

52 PBRX (Pan Asia Indosyntec Tbk) Aneka industri Tekstil dan garment 53

MYTX (Apac Citra Centertex

Tbk) Aneka industri Tekstil dan garment

54

SSTM (Sunson Textile

Manufacturer Tbk) Aneka industri Tekstil dan garment 55 TRIS (Trisula International Tbk) Aneka industri Tekstil dan garment 56

UNIT (Nusantara Inti Corpora

Tbk) Aneka industri Tekstil dan garment

57

BIMA (Primarindo Asia

Infrastructure Tbk) Aneka industri Alas kaki 58

JECC (Jembo Cable Company

Tbk) Aneka industri Kabel

59

KBLI (KMI Wire and Cable

Tbk) Aneka industri Kabel

60

SCCO (Supreme Cable Manufacturing and Commerce


(59)

Tabel 4.2 Daftar Sampel Penelitian (Lanjutan)

No Kode Emiten (Nama Emiten) Sektor Sub Sektor

61 VOKS (Voksel Electric Tbk) Aneka industri Kabel 62 CEKA (Cahaya Kalbar Tbk)

Industri barang konsumsi

Makanan dan minuman 63 DLTA (Delta Djakarta Tbk)

Industri barang konsumsi

Makanan dan minuman 64

ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur Tbk) Industri barang konsumsi Makanan dan minuman 65

INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk) Industri barang konsumsi Makanan dan minuman 66

MLBI (Multi Bintang Indonesia Tbk)

Industri barang konsumsi

Makanan dan minuman 67 MYOR (Mayora Indah Tbk)

Industri barang konsumsi

Makanan dan minuman 68

ROTI (Nippon Indosari Corporindo Tbk)

Industri barang konsumsi

Makanan dan minuman 69 SKLT (Sekar Laut Tbk)

Industri barang konsumsi

Makanan dan minuman 70 STTP (Siantar Top Tbk)

Industri barang konsumsi

Makanan dan minuman 71

ULTJ (Ultrajaya Milk Industry and Tradin Company Tbk)

Industri barang konsumsi

Makanan dan minuman 72 GGRM (Gudang Garam Tbk)

Industri barang

konsumsi Rokok 73

HMSP (Hanjay Mandala Sampoerna Tbk)

Industri barang

konsumsi Rokok 74

RMBA (Bentoel International Investama Tbk)

Industri barang

konsumsi Rokok 75

WIIM (Wismilak Inti Makmur Tbk)

Industri barang

konsumsi Rokok 76 INAF (Indofarma Tbk)

Industri barang

konsumsi Farmasi 77 KAEF (Kimia Farma Tbk)

Industri barang

konsumsi Farmasi 78 KLBF (Kalbe Farma Tbk)

Industri barang

konsumsi Farmasi 79 MERK (Merck Tbk)

Industri barang

konsumsi Farmasi 80 PYFA (Pyridam Farma Tbk)

Industri barang


(60)

Tabel 4.2 Daftar Sampel Penelitian (Lanjutan)

No Kode Emiten (Nama Emiten) Sektor Sub Sektor

81

SCPI (Schering Plough Indonesia Tbk)

Industri barang

konsumsi Farmasi 82

SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk)

Industri barang

konsumsi Farmasi 83

SQBB (Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk)

Industri barang

konsumsi Farmasi 84 TSPC (Tempo Scan Pasific Tbk)

Industri barang

konsumsi Farmasi

85

ADES (Ades Water Indonesia Tbk) Industri barang konsumsi Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga

86 MBTO (Martina Berto Tbk)

Industri barang konsumsi

Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga

87 MRAT (Mustika Ratu Tbk)

Industri barang konsumsi

Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga

88 TCID (Mandom Indonesia Tbk)

Industri barang konsumsi

Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga 89 KICI (Kedaun Idag Can Tbk)

Industri barang konsumsi

Peralatan rumah tangga

90

LMPI (Langen Makmur Industry Tbk)

Industri barang konsumsi

Peralatan rumah tangga


(61)

45 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data

1. Mengukur Variabel dan Mentabulasi Data Penelitian a. Opini auditor

Opini auditor diukur berdasarkan pendapat auditor mengenai kewajaran suatu laporan keuangan. Berikut ini adalah tabel pengklasifikasian opini auditor:

Tabel 5.1 Pengklasifikasian Opini Auditor

No Kode

Emiten 2013 2014 2015 No

Kode

Emiten 2013 2014 2015

1 INTP 0 0 0 31 SIMA 1 0 1

2 SMBR 0 0 0 32 TRST 0 0 0

3 SMCB 0 1 1 33 YPAS 1 1 1

4 SMGR 1 0 1 34 CPIN 0 0 0

5 AMFG 0 0 0 35 JPFA 1 1 1

6 ARNA 0 0 0 36 MAIN 1 0 1

7 IKAI 1 0 1 37 SIPD 0 0 0

8 KIAS 1 0 1 38 TIRT 0 0 0

9 MLIA 0 0 1 39 ALDO 1 0 1

10 TOTO 0 0 0 40 FASW 0 0 1

11 ALKA 0 0 0 41 KBRI 1 1 1

12 ALMI 0 0 1 42 SPMA 0 0 1

13 BTON 0 0 1 43 KRAH 0 0 1

14 GDST 0 1 1 44 ASII 1 0 0

15 INAI 0 1 1 45 AUTO 1 0 0

16 ISSP 1 1 1 46 GJTL 1 1 1

17 JKSW 1 1 1 47 IMAS 0 0 0

18 JPRS 0 0 1 48 INDS 0 0 0

19 LION 0 0 0 49 LPIN 0 0 0

20 LMSH 0 0 0 50 NIPS 0 0 1

21 BUDI 0 0 1 51 SMSM 1 1 1

22 DPNS 0 0 0 52 HDTX 0 1 1

23 EKAD 0 0 1 53 MYTX 1 1 1

24 INCI 0 0 1 54 SSTM 1 1 1

25 SRSN 0 0 0 55 TRIS 1 1 1

26 AKPI 0 1 0 56 UNIT 0 2 0

27 APLI 0 0 0 57 BIMA 1 1 1

28 BRNA 1 1 1 58 JECC 1 1 1

29 IGAR 1 1 1 59 KBLI 0 0 2


(62)

Tabel 5.1 Pengklasifikasian Opini Auditor (Lanjutan)

No Kode

Emiten 2013 2014 2015 No

Kode

Emiten 2013 2014 2015

61 VOKS 1 1 1 76 INAF 1 0 1

62 CEKA 0 0 0 77 KAEF 0 0 1

63 DLTA 1 1 1 78 KLBF 0 1 0

64 ICBP 1 0 0 79 MERK 0 0 0

65 INDF 1 0 0 80 PYFA 0 0 1

66 MLBI 1 1 1 81 SCPI 0 0 0

67 MYOR 0 0 1 82 SIDO 0 1 1

68 ROTI 0 0 0 83 SQBB 0 0 0

69 SKLT 0 0 1 84 TSPC 0 0 0

70 STTP 0 0 1 85 ADES 0 1 0

71 ULTJ 1 0 0 86 MBTO 0 0 0

72 GGRM 0 0 0 87 MRAT 0 0 0

73 HMSP 0 0 0 88 TCID 0 0 1

74 RMBA 1 1 1 89 KICI 0 0 1

75 WIIM 1 1 1 90 LMPI 0 0 1

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 Keterangan:

0 = WTP 1 = Non WTP

b. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan

Keterlambatan penyampaian laporan keuangan diukur berdasarkan pada tanggal penyampaian laporan keuangan. Data keterlambatan penyampaian laporan keuangan diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan pada bagian tanggal penyampaian laporan keuangan. Berikut ini adalah tabel pengklasifikasian keterlambatan penyampaian laporan keuangan:


(63)

Tabel 5.2 Pengklasifikasian Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan

No Kode

Emiten 2013 2014 2015 No

Kode

Emiten 2013 2014 2015

1 INTP 0 0 0 31 SIMA 0 0 1

2 SMBR 0 0 0 32 TRST 0 0 0

3 SMCB 0 0 0 33 YPAS 0 0 0

4 SMGR 0 0 0 34 CPIN 0 0 0

5 AMFG 0 0 0 35 JPFA 0 0 0

6 ARNA 0 0 0 36 MAIN 0 0 0

7 IKAI 0 0 0 37 SIPD 0 1 1

8 KIAS 0 0 0 38 TIRT 0 0 0

9 MLIA 0 0 0 39 ALDO 0 0 0

10 TOTO 0 0 0 40 FASW 0 0 0

11 ALKA 0 0 0 41 KBRI 0 0 0

12 ALMI 0 0 0 42 SPMA 0 0 0

13 BTON 0 0 0 43 KRAH 0 0 0

14 GDST 0 0 0 44 ASII 0 0 0

15 INAI 0 0 0 45 AUTO 0 0 0

16 ISSP 1 1 1 46 GJTL 0 0 0

17 JKSW 0 0 0 47 IMAS 0 0 0

18 JPRS 0 0 0 48 INDS 0 0 0

19 LION 0 0 0 49 LPIN 0 0 1

20 LMSH 0 0 0 50 NIPS 0 0 0

21 BUDI 0 0 0 51 SMSM 0 0 0

22 DPNS 0 0 0 52 HDTX 0 0 0

23 EKAD 0 0 0 53 MYTX 0 1 0

24 INCI 0 0 0 54 SSTM 0 0 0

25 SRSN 0 0 0 55 TRIS 0 0 0

26 AKPI 0 1 0 56 UNIT 0 0 0

27 APLI 0 0 0 57 BIMA 0 0 0

28 BRNA 0 0 0 58 JECC 0 0 0

29 IGAR 0 0 0 59 KBLI 0 0 0


(64)

Tabel 5.2 Pengklasifikasian Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan (Lanjutan)

No Kode

Emiten 2013 2014 2015 No

Kode

Emiten 2013 2014 2015

61 VOKS 0 1 1 76 INAF 0 0 0

62 CEKA 0 0 0 77 KAEF 0 0 0

63 DLTA 0 0 0 78 KLBF 0 0 0

64 ICBP 0 0 0 79 MERK 0 0 0

65 INDF 0 0 0 80 PYFA 0 0 0

66 MLBI 0 0 0 81 SCPI 1 1 1

67 MYOR 0 0 0 82 SIDO 0 0 0

68 ROTI 0 0 0 83 SQBB 0 0 0

69 SKLT 0 0 0 84 TSPC 0 0 0

70 STTP 0 0 0 85 ADES 0 0 0

71 ULTJ 0 0 0 86 MBTO 0 0 0

72 GGRM 0 0 0 87 MRAT 0 0 0

73 HMSP 0 0 0 88 TCID 0 0 0

74 RMBA 0 0 0 89 KICI 0 0 0

75 WIIM 0 0 0 90 LMPI 0 0 0

Sumber: data sekunder yang diolah, 2017 Keterangan:

0 = tepat waktu 1= terlambat c. Harga Saham

Harga saham yang digunakan adalah closing price. Data harga saham diperoleh dari website www.duniainvestasi.com. Perhitungan harga saham menggunakan rata-rata return saham pada periode jendela yang dapat dilihat pada tabel 5.3:

Tabel 5.3 Perhitungan Rata-rata Return Saham

No Kode

Emiten

Rata-rata Return Saham

2013 2014 2015

1 INTP 0.00706 -0.00655 0.00260 2 SMBR 0.00433 -0.00135 -0.00059 3 SMCB 0.01551 -0.00304 0.00227 4 SMGR 0.00089 0.00022 -0.00659 5 AMFG 0.00147 0.00442 -0.00244


(1)

108 Lampiran VIII

Tabel Perhitungan Rata-Rata Return Saham Tahun 2015 (Lanjutan) No Kode

Emiten Return Saham 2015

Rata-rata Return 64 ICBP 0.01461 0.0096 -0.00158 -0.02063 -0.0081 -0.0049 -0.00821 -0.00497 0.006656 0.004959 -0.00195 65 INDF -0.00346 -0.04514 0.032727 -0.00352 0.003534 -0.01761 -0.01434 0.007273 0.046931 -0.00345 0.00071 66 MLBI 0 -0.00315 -0.00633 -0.01274 0.012903 -0.00637 -0.00962 0.009709 0.009615 -0.01905 -0.00066 67 MYOR 0.009024 -0.01463 0.014851 0 -0.0065 0.013912 -0.00646 0 -0.00244 0.004072 0.00086 68 ROTI -0.01575 0.008 -0.00397 0 0 -0.01594 -0.01215 0.040984 0.007874 -0.01172 0.00101

69 SKLT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00000

70 STTP -0.01961 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -0.00218

71 ULTJ 0.040541 0.005195 -0.00517 0 -0.02597 -0.00133 0.028037 0 -0.02597 0.012 0.00170 72 GGRM 0.013846 -0.00455 -0.03963 -0.00794 -0.024 -0.00328 -0.02467 0.031197 -0.00859 -0.02186 -0.00751 73 HMSP 0.003988 0.01215 0.015466 -0.00023 0.013188 -0.00561 -0.00609 -0.01045 -0.03167 -0.00521 -0.00103

74 RMBA 0 0 0.0625 0 -0.01961 0 -0.066 0.017131 0 0 -0.00066

75 WIIM 0.02267 -0.03941 0.002564 0.007673 0 -0.01015 0.023077 -0.01003 -0.02532 0.064935 -0.00321 76 INAF 0 -0.01572 -0.03195 0.092409 0 0.015106 -0.08333 0.068182 -0.02736 0.0125 0.00193 77 KAEF 0 -0.00435 -0.01747 -0.01333 -0.02252 0.013825 -0.01818 0 -0.00463 0.018605 -0.00741 78 KLBF 0 0.003788 0.011321 -0.01866 -0.01141 0 0.003846 -0.02299 0.027451 -0.01527 -0.00074 79 MERK 0.003584 0.007143 0.007092 0 -0.00352 0.053004 -0.0302 0 -0.02076 0.010601 0.00182 80 PYFA 0 0.08547 -0.03937 0.032787 -0.07143 0.017094 0.008403 -0.05833 -0.00885 0 -0.00380

81 SCPI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00000

82 SIDO -0.00943 -0.00952 0 0 -0.01923 0 -0.0098 0 0.009901 -0.01961 -0.00423

83 SQBB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00000


(2)

109 Lampiran VIII

Tabel Perhitungan Rata-Rata Return Saham Tahun 2015 (Lanjutan)

No Kode

Emiten Return Saham 2015

Rata-rata Return 85 ADES 0.009346 -0.02315 -0.00474 0.004762 -0.00474 0 0.004762 -0.00474 0.02381 -0.02326 0.00059 86 MBTO 0 0 0.007042 -0.02797 -0.06475 0.046154 0.007353 0 0 -0.0438 -0.00357 87 MRAT -0.02765 0.004739 0.037736 -0.00455 0 -0.01826 -0.04651 0 0 0.063415 -0.00606

88 TCID 0 0 0 0.015873 0 0 0 0 0 0 0.00176

89 KICI 0 0 0 0 0 -0.02745 0 0 0 0.028226 -0.00305


(3)

Lampiran IX: Hasil Olah Data SPSS

Tabel 1. Tabulasi Silang Opini Auditor dengan Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan

Opini * Keterlambatan Crosstabulation

Count

Keterlambatan

Total

Tepat Waktu Terlambat

Opini WTP 150 6 156

Non WTP 105 9 114

Total 255 15 270

Tabel 2. Signifikasi Chi-Square Opini Auditor dengan Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 2,058a 1 ,151

Continuity Correctionb 1,358 1 ,244

Likelihood Ratio 2,027 1 ,155

Fisher's Exact Test ,183 ,122

Linear-by-Linear Association 2,050 1 ,152

N of Valid Cases 270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.33. b. Computed only for a 2x2 table


(4)

111 Lampiran X: Hasil Olah Data SPSS

Tabel 1. Tabulasi Silang Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan dengan Harga Saham

Keterlambatan * Harga Saham Crosstabulation

Count

Harga Saham

Total

Positif Negatif

Keterlambatan Tepat Waktu 142 113 255

Terlambat 9 6 15

Total 151 119 270

Tabel 2. Signifikasi Chi-Square Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan dengan Harga Saham

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic Significance

(2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,107a 1 ,744

Continuity Correctionb ,004 1 ,953

Likelihood Ratio ,108 1 ,743

Fisher's Exact Test ,795 ,480

Linear-by-Linear Association ,107 1 ,744

N of Valid Cases 270

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.61. b. Computed only for a 2x2 table


(5)

112 Lampiran XI: Hasil Olah Data SPSS

Tabel 1. Tabulasi Silang Perusahaan Yang Terlambat dan Tepat Waktu Menyampaikan Laporan Keuangan Berdasarkan Opini Auditor

Terlambat & Tepat waktu

Terlambat

Tepat waktu

WTP Non WTP

WTP 3 3

Non WTP 3 6

Tabel 2. Uji Statistik McNemar Perusahaan Yang Terlambat dan Tepat Waktu Menyampaikan Laporan Keuangan Berdasarkan Opini Auditor

Test Statisticsa

Terlambat & Tepat waktu

N 15

Exact Sig. (2-tailed) 1,000b

a. McNemar Test


(6)

113 Lampiran XII: Hasil Olah Data SPSS

Tabel 1. Tabulasi Silang Perusahaan Yang Terlambat dan Tepat Waktu Menyampaikan Laporan Keuangan Berdasarkan Return Saham

Terlambat & Tepat Waktu

Terlambat

Tepat Waktu

Positif Negatif

Positif 10 0

Negatif 2 3

Tabel 2. Uji Statistik McNemar Perusahaan Yang Terlambat dan Tepat Waktu Menyampaikan Laporan Keuangan Berdasarkan Return Saham

Test Statisticsa

Terlambat & Tepat Waktu

N 15

Exact Sig. (2-tailed) ,500b

a. McNemar Test


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas dan Harga Saham Terhadap Volume Penjualan Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 54 113

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 51 84

Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

7 58 98

Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 36 82

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 25 94

Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Go Public Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

1 36 105

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN (TIMELINESS) ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 30 49

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu dalam Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010).

0 0 22

Kelayakan Pemberian Opini Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) IMG 20151123 0001

1 3 1