oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan
menggambarkan pandangan investor mengenai perusahaan yang bersangkutan. Jika perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada
pemegang saham, maka publik akan menilai bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai tinggi yang tercermin dari harga sahamnya.
Perusahaan yang sudah go public akan lebih mudah dalam mengukur nilai perusahaan, karena perusahaan telah menjual sahamnya
di masyarakat. Saham yang beredar tersebut mencerminkan nilai sebuah perusahaan. Jika harga pasar saham tinggi maka nilai perusahaan juga
tinggi yang sejalan dengan meningkatnya kemakmuran pemegang saham. Menurut Sartono 2010: 8, tujuan utama perusahaan bukan
memaksimumkan profit tetapi, memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui maksimisasi nilai perusahaan. Perusahaan harus
melaksanakan manajemen keuangan secara profesional agar maksimisasi nilai perusahaan berhasil dilakukan, sehingga prospek atau masa depan
perusahaan jelas.
2. Pengukuran Nilai Perusahaan
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan beberapa cara, yaitu:
a. Price to Book Value PBV
Price to book value PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham. PBV yang tinggi
mencerminkan harga saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai buku per lembar sahamnya. Semakin tinggi hasil dari PBV
menunjukkan bahwa pasar semakin percaya prospek perusahaan Sunarsih dan Mendra, 2012. Menurut Tandelilin 2010: 385, cara
untuk menghitung PBV adalah:
PBV = Menurut Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor:
Kep-310BEJ09-2004, harga saham penutupan adalah harga yang terbentuk berdasarkan penawaran jual dan permintaan beli saham
yang dilakukan oleh anggota bursa efek yang tercatat pada akhir jam perdagangan di pasar reguler. Menurut Tandelilin 2010: 384,
nilai buku per lembar saham merupakan jumlah ekuitas dibagi dengan jumlah lembar saham beredar.
b. Earning per Share EPS
“Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham atau lebih
dikenal sebagai earning per share EPS” Tandelilin 2010: 373.
EPS merupakan perbandingan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah saham beredar. Hasil ini menunjukkan
besarnya laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada seluruh pemegang saham.
Nilai EPS sudah tersaji dan dapat dilihat dalam laporan keuangan perusahaan. Namun demikian, nilai EPS dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut Tandelilin 2010: 374:
EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak adalah laba tahun
berjalan yang terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif suatu perusahaan. Jumlah saham beredar adalah jumlah saham yang
dipegang oleh investor, termasuk saham yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan dan masyarakat investor umum Kamus
Bisnis.
c. Price to Earning Ratio PER
Price to Earning Ratio PER merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba per lembar saham. Menurut
Tandelilin 2010: 375, rasio ini menunjukkan besarnya Rupiah yang dibayarkan oleh investor untuk memperoleh satu Rupiah
earning perusahaan. PER juga menunjukkan perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. Menurut Tandelilin
2010: 320, cara untuk menghitung PER adalah: PER =
Harga saham yang digunakan untuk menghitung PER adalah harga saham penutupan closing price yaitu harga yang terbentuk
berdasarkan penawaran jual dan permintaan beli saham yang dilakukan oleh anggota bursa efek yang tercatat pada akhir jam
perdagangan di pasar reguler. Laba per lembar saham adalah perbandingan antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan
jumlah saham beredar.
E. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan