Uji Outlier Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

71 Otoparts Tbk sebesar 0,15 dan yang terendah adalah PT Nipres Tbk sebesar 0,01. Pada tahun 2010 profitabilitas tertinggi adalah PT Astra Otoparts Tbk sebesar 0,16 dan yang terendah adalah PT Nipres Tbk sebesar 0,03.

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji Outlier

Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum Prob. Jumlah variabel. Di bawah ini hasil uji outlier. Tabel 4.5 Hasil Uji Outlier Sumber : Data diolah Lampiran Tidak terdapat nilai Mahal. Distance Maximum 14,735 yang lebih KECIL dari 20,51500565. Berarti tidak terdapat outlier pada data tersebut, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diinterpretasikan lebih lanjut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 72

4.3.2. Uji Normalitas

Normalitas adalah sebuah model regresi yang variabel Dependen dan Independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogrov Smirnov Sumarsono, 2004;40. Dasar pengambilan keputusan : jika nlai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5, maka distribusi adalah normal Sumarsono, 2004;43. Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Sumber : Data diolah Lampiran Menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan uji ini diperoleh hasil analisis bahwa tidak semua variabel yang diteliti memiliki distribusi yang normal, hanya pada variable Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Profitabilitas yang memiliki distribusi normal dimana nilai Asymp. Sig signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 73 disimpulkan sebagian besar data tersebut memenuhi asumsi berdistribusi normal.

4.3.3. Uji Asumsi Klasik

Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien yang terbaik linier dan tidak bias BLUE : Best Linier Unbiased Estimator. Uji asumsi klasik meliputi asumsi mulikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. a Uji Multikolinieritas Multikolinieritas : Adanya korelasi variabel independen dalam regresi berganda. Deteksi adanya Multikolinier: a. Besarnya VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance - Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut mengindikasikan adanya multikolinieritas. Gujarati b. Nilai Eigenvalue mendekati 0 Singgih santoso c. Condition Index melebihi angka 15 Singgih Santoso Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Sumber : Data diolah Lampiran Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 74 Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas di mana nilai VIF pada variabel tidak lebih besar dari 10. Syarat terjadi multikolinieritas jika nilai VIF Variance Inflation Factor 10 Cryer, 1994 : 681. b Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas : Varian dari satu residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas. Deteksi adanya Heteroskedastisitas: a. Dari Scatter Plot Residual : jika ada pola tertentu seperti titik- titikpoint-point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, menyebar kemudian menyempit b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank Spearman adalah: r s = 1 – 6 1 N N d 2 2 i − ∑ Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 75 Keterangan : d i = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i N = banyaknya data Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan_korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sbb: Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedasitisitas NonparametricCorrelations Sumber : Data diolah Lampiran Hasil ini menunjukkan bahwa pada variabel Ukuran Perusahaan X1, Risiko Bisnis X2, dan Profitabilitas X3 TIDAK mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian Tidak terjadi Heteroskedastisitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 76 c Uji Autokorelasi Autokorelasi : Adanya korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu t-1 sebelumnya. Jika ada di atas 15 Catatan: Autokorelasi pada sebagian besar data time series. Deteksi Autokorelasi: a. Besarnya Angka Durbin Watson Patokan: Angka D-W di bawah -2 ada autokorelasi positif Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi negatif Angka Berada diantara -2 sampai +2 Tidak ada Autokorelasi. atau Membandingkan dengan Tabel Durbin Watson Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif dL dU 4 - dU 4 - dL 4 ad a a u to k o re la si p o sitif daerah keragu raguan ad a a u to k o re la si n eg at if daerah keragu raguan 1,45 1,68 1,931 2,32 2,55 Gambar 4.1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 77 a. Koefisien determinasi berganda R square tinggi b. Koefisien korelasi sederhananya tinggi c. Nilai F hitung tinggi d. Tapi tak satupun atau sedikit sekali diantara variabel bebas yang signifikan Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Sumber : Data diolah Lampiran Untuk asumsi klasik yang deteksi adanya autokorelasi di sini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,931. Hal ini menunjukkan Tidak adanya gejala autokorelasi.

4.3.4. Koefisien Determinasi R

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL, BEBAN BUNGA, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI AUTOMOTIVE AND ALLIED PERUSAHAAN PADA INDUSTRI AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR MODAL, BEBAN BUNGA, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA INDUSTRI AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 6

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 84

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 145

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 1 67

(ABSTRAK) PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 0 3

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 107

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2011 (STUDI KASUS PADA SEKTOR AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT)

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2010 SKRIPSI

0 0 22

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCT YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 23