3. Analisis Biaya Semivariabel
Carter dan Usry 2006:60 mendefinisikan ”biaya semivariabel sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap
maupun biaya variabel”. Biaya semivariabel merupakan biaya yang mengandung unsur biaya variabel dan juga unsur biaya tetap. Biaya semivariabel terjadi karena
hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas atau fungsi biaya memiliki unsur yang tetap dan unsur yang variabel terhadap perubahan volume aktivitas.
Sebagian dari biaya semivariabel berubah seiring dengan volume aktivitas dan sebagian lagi berperilaku tetap selama periode tertentu. Contoh biaya semivariabel
adalah biaya listrik, air, telepon, dan biaya pemeliharaan. Dalam penerapan analisis cost volume profit, biaya semivariabel harus dapat
dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini menjadi asumsi utama yang harus dipenuhi dalam penerapan analisis cost volume profit.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semivariabel ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel adalah High-low
Method, Scattergraph Method, Least Squares Regression Method, Stand by Cost Method.
a. High-low Method Garrison, dkk 2006:279 menyatakan bahwa:
Analisis biaya semivariabel dengan menggunakan metode tinggi rendah high-low method dimulai dengan mengidentifikasikan periode dengan
tingkat aktivitas yang paling rendah dan yang paling tinggi. Perbedaan biaya pada kedua biaya tersebut dibagi dengan perubahan aktivitas antara
kedua periode ekstrem tersebut untuk memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas.
Universitas Sumatera Utara
Ilustrasi untuk pemisahan biaya semivariabel dengan menggunakan high- low method dapat dilihat pada contoh berikut:
Tabel 2.5 Daftar Biaya Pemeliharaan
PT. CLADTEK INTERNATIONAL Bulan
Tingkat Aktivitas : Mesin
Biaya Pemeliharaan
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Juli 5.600
7.100 5.000
6.500 7.300
8.000 6.200
7.900 8.500
7.400 8.200
9.100 9.800
7.800
Dengan menggunakan high-low method, pertama diidentifikasikan periode dengan aktivitas terendah dan tertinggi yang dalam hal ini adalah bulan Juni dan
Maret. Kemudian data biaya dan aktivitas dari kedua periode tersebut digunakan untuk memperkirakan komponen biaya variabel dan biaya tetap sebagai berikut:
Mesin Biaya
Pemeliharaan
Tingkat aktivitas tertinggi Juni Tingkat aktivitas terendah Maret
8.000 5.000
9.800 7.400
Perubahan 3.000
2.400
aktivitas Perubahan
biaya Perubahan
variabel Biaya
=
3.000 2.400
= mesin
per 80
, =
Biaya tetap = Total biaya - Elemen biaya variabel
= 9.800 – 0,8 x 8.000 = 3.400
Universitas Sumatera Utara
Biaya pemeliharaan dapat disajikan dengan persamaan linear berikut:
Y = 3.400 + 0.8 X
b. Scattergraph Method
Carter dan Usry 2006:65 mengatakan bahwa metode scattergraph dapat digunakan untuk menganalisis perilaku biaya. Dalam metode ini, biaya yang
dianalisis disebut biaya variabel dependen dan diplot di garis vertikal atau yang disebut sumbu y.
Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan high-low method karena metode ini memperhitungkan semua data biaya yang tersedia, bukan hanya dua
titik data. Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu dan apakah
hubungannya mendekati linear. Dengan menggunakan contoh sebelumnya, scattergraph biaya pemeliharaan dengan tingkat aktivitas mesin disajikan pada
grafik berikut: Total biaya
Pemeliharaan Total
perawatan mesin
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 : Grafik Analisis Biaya Metode Scattergraph
c. Least Squares Regression Method