High-low Method Garrison, dkk 2006:279 menyatakan bahwa: Scattergraph Method

3. Analisis Biaya Semivariabel

Carter dan Usry 2006:60 mendefinisikan ”biaya semivariabel sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel”. Biaya semivariabel merupakan biaya yang mengandung unsur biaya variabel dan juga unsur biaya tetap. Biaya semivariabel terjadi karena hubungan jumlah biaya dengan basis aktivitas atau fungsi biaya memiliki unsur yang tetap dan unsur yang variabel terhadap perubahan volume aktivitas. Sebagian dari biaya semivariabel berubah seiring dengan volume aktivitas dan sebagian lagi berperilaku tetap selama periode tertentu. Contoh biaya semivariabel adalah biaya listrik, air, telepon, dan biaya pemeliharaan. Dalam penerapan analisis cost volume profit, biaya semivariabel harus dapat dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Hal ini menjadi asumsi utama yang harus dipenuhi dalam penerapan analisis cost volume profit. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semivariabel ke dalam unsur biaya tetap dan biaya variabel adalah High-low Method, Scattergraph Method, Least Squares Regression Method, Stand by Cost Method.

a. High-low Method Garrison, dkk 2006:279 menyatakan bahwa:

Analisis biaya semivariabel dengan menggunakan metode tinggi rendah high-low method dimulai dengan mengidentifikasikan periode dengan tingkat aktivitas yang paling rendah dan yang paling tinggi. Perbedaan biaya pada kedua biaya tersebut dibagi dengan perubahan aktivitas antara kedua periode ekstrem tersebut untuk memperkirakan biaya variabel per unit aktivitas. Universitas Sumatera Utara Ilustrasi untuk pemisahan biaya semivariabel dengan menggunakan high- low method dapat dilihat pada contoh berikut: Tabel 2.5 Daftar Biaya Pemeliharaan PT. CLADTEK INTERNATIONAL Bulan Tingkat Aktivitas : Mesin Biaya Pemeliharaan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli 5.600 7.100 5.000 6.500 7.300 8.000 6.200 7.900 8.500 7.400 8.200 9.100 9.800 7.800 Dengan menggunakan high-low method, pertama diidentifikasikan periode dengan aktivitas terendah dan tertinggi yang dalam hal ini adalah bulan Juni dan Maret. Kemudian data biaya dan aktivitas dari kedua periode tersebut digunakan untuk memperkirakan komponen biaya variabel dan biaya tetap sebagai berikut: Mesin Biaya Pemeliharaan Tingkat aktivitas tertinggi Juni Tingkat aktivitas terendah Maret 8.000 5.000 9.800 7.400 Perubahan 3.000 2.400 aktivitas Perubahan biaya Perubahan variabel Biaya = 3.000 2.400 = mesin per 80 , = Biaya tetap = Total biaya - Elemen biaya variabel = 9.800 – 0,8 x 8.000 = 3.400 Universitas Sumatera Utara Biaya pemeliharaan dapat disajikan dengan persamaan linear berikut: Y = 3.400 + 0.8 X

b. Scattergraph Method

Carter dan Usry 2006:65 mengatakan bahwa metode scattergraph dapat digunakan untuk menganalisis perilaku biaya. Dalam metode ini, biaya yang dianalisis disebut biaya variabel dependen dan diplot di garis vertikal atau yang disebut sumbu y. Metode ini lebih akurat dibandingkan dengan high-low method karena metode ini memperhitungkan semua data biaya yang tersedia, bukan hanya dua titik data. Metode ini memungkinkan inspeksi data secara visual untuk menentukan apakah biaya tersebut tampak terkait dengan aktivitas itu dan apakah hubungannya mendekati linear. Dengan menggunakan contoh sebelumnya, scattergraph biaya pemeliharaan dengan tingkat aktivitas mesin disajikan pada grafik berikut: Total biaya Pemeliharaan Total perawatan mesin Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 : Grafik Analisis Biaya Metode Scattergraph

c. Least Squares Regression Method