4. DINAMIKA PENGATURAN TEMPAT DUDUK U SHAPE DAN
KONSENTRASI BELAJAR
Sumber daya manusia merupakan faktor pusat di lingkungan organisasi yang mencari laba perusahaan dan industri, voluntir organisasiperkumpulan
berdasarkan kemanusiaan dan pengabdian dan nir laba instansi pemerintah Nawawi, 2008. Organisasi pendidikan sebagai organisasi nir laba juga harus
memperhatikan kualitas siswasiswinya agar nantinya akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, siswa dan siswi harus memiliki
prestasi yang baik dalam kegiatan belajar mengajar dimana salah satu aspek pentingnya ialah konsentrasi belajar Surya, 2009.
Menurut Djamarah 2008, konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti pikiran dan perasaan dimana hal ini dibutuhkan
dalam belajar sebagai perwujudan perhatian yang tepusat dan merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa memperoleh prestasi yang baik. Selanjutnya,
Tonienase 2007 menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar dimana salah satunya adalah lingkungan yang terdiri dari
suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar. Desain belajar merupakan media atau sarana yang dibuat untuk meningkatkan konsentrasi belajar, yaitu
dengan cara memilih dan mendesain ruang belajar sesuai dengan kebutuhan misalnya memasang gambar, mengatur posisi duduk dan memilih tempat duduk
baik bersifat formal maupun informal Tonienase, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu Nugroho 2007 menyatakan bahwa lingkungan yang ramai dan bising dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Hal ini juga sejalan dengan
yang diungkapkan oleh Slameto 2010 dimana keadaan lingkungan yang semerawut dan berisik dapat mengganggu konsenterasi belajar individu.
Pengaruh lingkungan dalam belajar harus diperhatikan karena kondisi lingkungan yang buruk dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Hal ini
dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Alex Justian 2012 dengan judul “Analisis Pengaruh Kebisingan terhadap Performa Siswa Sekolah Dasar di Ruang
Kelas” membuktikan bahwa kebisingan dengan tingkat kebisingan 53 dbA keatas mempengaruhi ketanggapan siswa dalam belajar sehingga peneliti menyimpulkan
bahwa kebisingan harus dihindarai karena dapat mengganggu proses belajar di kelas.
Selain itu penelitian yang dilakuakan oleh Herlina 2007 yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa” dimana
dilakukannya perlakuan berupa pengelolaan kelas yang terdiri dari pengaturan perabot, sarana belajar, alat peraga, panjangan kelas, pengaturan tempat duduk,
pengelompokkan siswa, sampai pembuatan laporan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan nilai pada kelas ekpserimen setelah
mendapatkan perlakuan. Pengaturan tempat duduk merupakan salah satu faktor lingkungan yang
mendukung konsentrasi belajar Moh. Sholeh, 2012. Pengaturan tempat duduk tidak hanya dilihat dari bagus tidaknya, tinggi atau rendahnya tempat duduk serta
Universitas Sumatera Utara
bentuk dan ukurannya, namun pengaturan tempat duduk juga meliputi formasi tempat duduk yang tepat untuk digunakan oleh siswa Djamrah Aswan, 2010.
Salah satu formasi tempat duduk yang dapat digunakan adalah pengaturan tempat duduk U Shape. Menurut Wiyani 2013 pengaturan tempat duduk U
Shape sangat ideal, efektif dan efesien untuk diterapkan di dalam kelas. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Scivener 1994 penggunan pola penyusunan
tempat duduk U Shape dapat membentuk eye-contact dan berinteraksi secara alami, selain itu ia juga mengatakan bahwa siswa yang lemah kemampuannya
tidak mempunyai kesempatan untuk bersembunyi dan siswa yang lebih baik kemampuannya juga tidak dapat mendominasi kelas sehingga pemberian
informasi akan merata. Selain itu Menurut Jeremy Harmer 1998, pola penyusunan tempat duduk
U Shape membuat posisi siswa, guru dan jangkauan ke papan tulis menjadi sama rata dan ini memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih dekat berinteraksi
kepada siswa dan siswa juga dapat saling berinteraksi satu sama lain. Hal ini sangat mendukung dalam pemrosesan informasi yang berkaitan dengan atensi
atau perhatian yang fokus pada siswasiswi dimana menurut Margaret 2005 dalam memproses informasi, hal utama yang diperlukan adalah fungsi alat indera
yang optimal terutama alat indera merupakan pintu masuknya informasi. Hal ini ditunjukkan dari tiga tahap dalam memproses informasi yaitu
sensory – short term memory – long term memory. Alat indera merupakan pintu masuknya informasi dan alat indera yang utama digunakan dalam memproses
Universitas Sumatera Utara
informasi ialah alat penglihatan Visual dan pendengaran Auditory. Ketika informasi berupa stimulus dari penglihatan maupun suara dikenali oleh alat indera
maka proses sensori mentransformasikan dan mengorganisasikan informasi mentah tersebut dengan menggunakan sensory reseptor. Informasi yang ditangkap
melalui alat indera diproses oleh sensory receptor yang berupa saraf-saraf yang menghantarkan informasi tersebut ke bagian otak yaitu temporal lobe hearing,
advanced visual processing dan occipetal lobe vision Margaret, 2005. Oleh karena itu, pengaturan tempat duduk U Shape dapat mengoptimalkan alat indera
siswa dalam hal ini secara visual dan auditory. Selain itu, Menurut Wiyani 2013 pengaturan tempat duduk U Shape
dapat memberikan keleluasaan pada guru untuk bergerak kesegala arah sehingga siswa dapat dijangkau dan diawasi sehingga dapat menghindari kelas dari
kebisingan. Menurut Mohhamad Sholeh Hamid, S.Pd 2012 pengaturan tempat duduk
U Shape sangat menarik dan dapat mengaktifkan para siswa, sehingga mampu membuat mereka antusias untuk mengikuti pelajaran serta guru adalah orang yang
paling aktif dengan bergerak dinamis ke segala arah dan langsung berinteraksi secara langsung, sehinga akan mendapatkan respon dari pendidik secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
5. HIPOTESA