Hasil Analisis Statistik Deskriptif

46 Tabel 6. Return On Equity ROE Perusahaan Tahun 2011-2015 No Nama Perusahaan KODE Return On Equity ROE 2011 2012 2013 2014 2015 1 Adaro Energy ADRO 0,226 0,128 0,072 0,056 0,045 2 Golden Energy Mines GEMS 0,106 0,062 0,057 0,043 0,008 3 Indo Tambangraya Megah ITMG 0,505 0,431 0,239 0,223 0,076 4 Resource Alam Indonesia KKGI 0,685 0,322 0,235 0,111 0,074 5 Samindo Resources MYOH 0,194 0,133 0,222 0,280 0,265 6 Tambang Batubara Bukit Asam Persero PTBA 0,378 0,342 0,246 0,233 0,219 7 Ratu Prabu Energi ARTI 0,015 0,061 0,072 0,031 0,009 8 Surya Esa Perkasa ELSA 0,336 0,066 0,106 0,162 0,144 9 Radiant Utama Interinsco RUIS 0,015 0,122 0,113 0,179 0,122 10 Vale Indonesia INCO 0,039 0,023 0,097 0,023 0,028 11 Timah Persero TINS 0,195 0,095 0,105 0,114 0,019 12 Citatah CTTH 0,012 0,035 0,006 0,013 0,007 Berdasarkan data yang telah diolah menggunakan SPSS, berikut adalah hasil analisis deskriptif variabel ROE: Tabel 7. Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif Variabel ROE Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 60 0,679 0,006 0,685 0,14299 0,136114 Valid N listwise 60 Sumber: Data sekunder yang diolah Output SPSS menunjukkan variabel ROE memiliki rentang nilai sebesar 0,679 dengan nilai minimum 0,006 dan nilai maksimum 0,685 47 Nilai ROE terendah sebesar 0,006 dimiliki oleh PT Citatah Tbk. pada tahun 2013, sedangkan nilai ROE tertinggi sebesar 0,685 dimiliki oleh PT Resource Alam Indonesia pada tahun 2011. Rata-rata ROE dari 60 data penelitian adalah 0,14299 dengan standar deviasi 0,136114.

4. Net Profit Margin NPM

Berikut merupakan Net Profit Margin NPM dari 12 Perusahaan yang menjadi sampel penelitian selama Tahun 2011 hingga Tahun 2015: Tabel 8. Net Profit Margin NPM Perusahaan Tahun 2011-2015 No Nama Perusahaan KODE Net Profit Margin NPM 2011 2012 2013 2014 2015 1 Adaro Energy ADRO 0,139 0,103 0,070 0,055 0,056 2 Golden Energy Mines GEMS 0,105 0,045 0,039 0,026 0,006 3 Indo Tambangraya Megah ITMG 0,229 0,177 0,106 0,103 0,040 4 Resource Alam Indonesia KKGI 0,212 0,110 0,089 0,059 0,051 5 Samindo Resources MYOH 0,040 0,020 0,071 0,089 0,109 6 Tambang Batubara Bukit Asam Persero PTBA 0,292 0,251 0,165 0,154 0,148 7 Ratu Prabu Energi ARTI 0,038 0,115 0,164 0,084 0,076 8 Surya Esa Perkasa ELSA 0,136 0,028 0,059 0,099 0,101 9 Radiant Utama Interinsco RUIS 0,003 0,018 0,017 0,030 0,026 10 Vale Indonesia INCO 0,269 0,070 0,042 0,166 0,064 11 Timah Persero TINS 0,103 0,055 0,088 0,087 0,015 12 Citatah CTTH 0,006 0,017 0,002 0,005 0,009 48 Berdasarkan data yang telah diolah menggunakan SPSS, berikut adalah hasil analisis deskriptif variabel NPM: Tabel 9. Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif Variabel NPM Descriptive Statistics N Range Minimum Maximu m Mean Std. Deviation NPM 60 0,290 0,002 0,292 0,08580 0,068880 Valid N listwise 60 Sumber: Data sekunder yang diolah Output SPSS menunjukkan variabel NPM memiliki rentang nilai sebesar 28,98 dengan nilai minimum 0,290 dan nilai maksimum 29,18. Nilai NPM terendah sebesar 0,002 dimiliki oleh PT Citatah Tbk. pada tahun 2013, sedangkan nilai NPM tertinggi sebesar 0,292 dimiliki oleh PT Tambang Batubara Bukit Asam Persero Tbk. pada tahun 2011. Rata-rata NPM dari 60 data penelitian adalah 0,8580 dengan standar deviasi 0,068880.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu memiliki distribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov- Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Berikut ini hasil uji normalitas: 49 Tabel 10. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 60 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1,13326623 Most Extreme Differences Absolute 0,089 Positive 0,089 Negative -0,057 Kolmogorov-Smirnov Z 0,691 Asymp. Sig. 2-tailed 0,726 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 10 diatas dapat diketahui nilai signifikansi 0,726. Nilai signifikansi 0,726 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Penelitian yang baik mensyaratkan tidak adanya multikolinearitas. Mendeteksi adanya multikolinieritas dapat digunakan nilai tolerance dan varian inflation factor VIF sebagai tolak ukur. Apabila nilai tolerance ≤ 0,10 dan nilai VIF ≥10 maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian tersebut terdapat multikolinieritas. Berikut ini hasil uji multikolinearitas: 50 Tabel 11. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF Constant DER 0,557 1,796 ROE 0,423 2,362 NPM 0,294 3,396 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 11 diatas dapat diketahui variabel Debt to Equity Ratio DER, Return On Equity ROE, dan Net Profit Margin NPM masing-masing memiliki nilai VIF ≤ 10. Hal ini berarti bahwa dalam model regresi tidak terjadi gejala multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Pada penelitian ini dilakukan uji heteroskedastisitas menggunakan uji glesjer . Hasil dari uji glejser menunjukan tidak ada heteroskedastisitas apabila dari perhitungan SPSS nilai probabilitas signifikansinya diatas 0,05. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas: 51 Tabel 12. Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant 1,264 0,274 4,607 0,000 DER -0,180 0,128 -0,231 -1,406 0,165 ROE 0,032 0,101 0,059 0,315 0,754 NPM 0,104 0,126 0,187 0,826 0,412 Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 12 diatas, hasil uji glejser menunjukan tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Hal ini dapat diketahui dengan melihat masing-masing variabel yang memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi akan dilakukan Uji Durbin-Watson. Dikatakan tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 -2 ≤ DW ≤ +2. Berikut ini hasil uji autokorelasi: Tabel 13. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 0,733 a 0,538 0,513 1,16323 1,013 Sumber: Data sekunder yang diolah 52 Berdasarkan tabel 13 dapat diketahui nilai DW sebesar 1,013. Nilai DW 1,013 berada diantara -2 dan +2 -2 ≤ 0,904 ≤ +2 yang berarti tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi.

D. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

1. Analisis Regresi Linear Sederhana Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji pengaruh Debt to Equity Ratio DER, Return On Equity ROE, dan Net Profit Margin NPM secara parsial terhadap harga saham. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga. a. Pengujian Hipotesis Pertama Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio DER berpengaruh negatif terhadap Harga Saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hasil analisis regresi linear sederhana dari hipotesis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana variabel DER Variabel Konstanta Koefisien Nilai r Nilai t sig r hitung r 2 t hitung t tabel DER 6,465 -1,186 0,573 0,328 -5,326 2,003 0,000 Sumber: Data sekunder yang diolah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 80 83

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment ( ROI), Debt to Equity Ratio ( DER), dan Book Value (BV) Per Share Terhadap Harga Saham Properti di Bursa Efek Indonesia

2 71 93

Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

1 45 79

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Harga Saham pada Perusahaan yang Melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 6 137