30
melakukan upaya-upaya preventif pencegahan dan promotif peningkatan kesehatannya, utamanya terkait dengan penyakit yang telah dialami.
d. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan “proses belajar” kesehatan di rumah sakit Kemenkes RI, 2012. Artinya semua
pengunjung rumah sakit, baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau “pembelajaran” dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi
atau nasihat-nasihat dari para petugas rumah sakit, tetapi juga dari apa yang dialami, didengar, dan dilihat di rumah sakit. Penampilan rumah sakit yang bersih,
nyaman, aman, dan teduh, serta penampilan para petugas rumah sakit, terutama dokter dan perawat, yang bersih dan rapi, ramah, murah senyum, dan sebagainya,
rumah sakit yang membelajarkan pasien atau keluarga pasien tentang kesehatan.
2.5.3. Sasaran Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Menurut Kemenkes RI 2012 sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yang dikelompokkan menjadi kelompok orang sakit
pasien, kelompok orang yang sehat keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit, dan petugas rumah sakit. Secara rinci sasaran promosi kesehatan di rumah sakit ini
diuraikan sebagai berikut: a. Penderita Pasien pada Berbagai Tingkatan Penyakit
Pasien yang datang ke rumah sakit sangat bervariasi, baik dilihat dari latar belakang sosioekonominya, maupun dilihat dari tingkat keparahan penyakit dan
jenis pelayanan yang diperlukan Kemenkes RI, 2012. Dari sudut tingkat penyakitnya, dibedakan menjadi pasien dengan penyakit akut, dan pasien dengan
Universitas Sumatera Utara
31
penyakit kronis. Dari jenis pelayanan yang diperlukan, dibedakan dengan adanya pasien rawat jalan yang tidak memerlukan rawat inap, dan pasien rawat inap
dengan indikasi memerlukan perawatan inap. Promosi kesehatan dengan berbagai jenis sasaran pasien ini dengan sendirinya dijadikan dasar untuk menentukan
motode dan strategi promosi dan penyuluhannya. b. Kelompok atau Individu yang Sehat
Pengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga pasien yang mengantarkan atau menemani pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap Kemenkes RI,
2012. Di samping itu, para tamu rumah sakit lain yang tidak ada kaitannya langsung dengan pasien juga merupakan kelompok sasaran yang sehat bagi
promosi kesehatan di rumah sakit. Teknik dan metode promosi kesehatan untuk kelompok sasaran ini tentu berbeda dengan promosi kesehatan bagi orang sakit
atau pasien. Kelompok sasaran orang sehat di rumah sakit ini penting untuk dijadikan sasaran promosi kesehatan, karena mereka ini akan dapat menunjang
proses penyembuhan pasien baik pada waktu masih dalam perawatan di rumah sakit, maupun bila sudah pulang ke rumah.
c. Petugas Rumah Sakit Petugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan menjadi: petugas medis,
para medis, dan non-medis. Sedangkan secara struktural dapat dibedakan menjadi: pimpinan, tenaga administrasi, dan tenaga teknis Kemenkes RI, 2012. Apapun
fungsi dan strukturnya, semua petugas rumah sakit mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi atau penyuluhan kesehatan untuk pengunjung rumah sakit,
Universitas Sumatera Utara
32
baik pasien maupun keluarganya, di samping tugas pokok mereka.Oleh sebab itu, sebelum mereka melakukan promosi dan penyuluhan kepada pasien dan keluarga
pasien, mereka harus dibekali kemampuan promosi dan penyuluhan kesehatan.Agar mereka mempunyai kemampuan tersebut, maka harus diberikan
pelatihan tentang promosi dan pendidikan kesehatan. 2.5.4. Indikator Keberhasilan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Indikator keberhasilan dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi PKRS Kemenkes RI, 2012. Indikator keberhasilan mencakup indikator masukan
input, indikator proses, indikator output, dan indikator dampak. a. Indikator Masukan
Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya manusia, saranaperalatan, dan dana. Menurut Kemenkes RI 2012 indikator
masukan ini dapat mencakup ada atau tidak ada : a. Komitmen direksi yang tercermin dalam rencana umum PKRS.
b. Komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana operasional PKRS c. Unit dan petugas rumah sakit yang ditunjuk sebagai koordinator PKRS dan
mengacu kepada standar d. Petugas koordinator PKRS dan petugas-petugas lain yang sudah dilatih.
e. Sarana dan peralatan promosi kesehatan yang mengacu pada standar. f. Dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS
Universitas Sumatera Utara
33
b. Indikator Proses Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS
untuk pasien rawat inap, rawat jalan, pelayanan penunjang, PKRS untuk pasien sehat dan PKRS diluar gedung rumah sakit. Menurut Kemenkes RI 2012 Indikator
yang digunakan meliputi : a. Kegiatan pemasangan poster, konseling dan lainlain dan atau frekuensinya.
b. Kondisi media komunikasi yang digunakan poster, leaflet, giant banner, spanduk, neon box, dan lain-lain yaitu masih bagus atau sudah rusak.
c. Indikator Keluaran Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan baik secara umum maupun secara khusus. Menurut Kemenkes RI 2012 indikator yang digunakan disini adalah berupa cakupan kegiatan, yaitu:
a. Apakah semua bagian rumah sakit sudah tercakup PKRS b. Jumlah pasien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS konseling,
biblioterapi, senam, dan lain-lain d. Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya PKRS, yaitu berubahnya pengetahuan, sikap dan perilaku pasien rumah sakit serta terpeliharanya
lingkungan rumah sakit dan dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan rumah sakit. Kondisi ini sebaiknya di nilai melalui observasi, dan kondisi
pemanfaatan pelayanan dapat di nilai dari pengolahan terhadap catatandata pasien rumah sakit.Sedangkan kondisi pengetahuan, sikap, perilaku pasien hanya dapat
Universitas Sumatera Utara
34
diketahui dengan menilai diri pasien tersebut. Data untuk indikator ini biasanya didapat melalui survey. Survei pasien yang berada di rumah sakit maupun mereka
yang tidak berada di rumah sakit pernah menggunakan rumah sakit Kemenkes RI, 2012.
2.6. Landasan Teori
Teori yang menjadi dasar atau landasan dalam penelitian adalah teori pengetahuan Rogers, 1974, sikap Azwar, 2003 serta keterampilan Griffin dan
Ebert, 2006 yang menjadi aspek yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan promosi kesehatan di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP H. Adam Malik Medan.
Keberhasilan promosi kesehatan merupakan salah satu bentuk kinerja dalam suatu program kesehatan, sehingga landasan teori yang relevan dalam penelitian ini
adalah teori pembentuk kinerja menurut Gibson et al 2008 adalah faktor individu, faktor, faktor psikologis dan faktor organisasi, seperti pada Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Sumber : Gibson et al, 2008
Faktor Individu
- Kemampuan Pengetahuan
- Keterampilan - Latar belakang
- Demografi
Faktor Psikologis
- Persepsi - Sikap
- Kepribadian - Belajar
- Motivasi
Faktor Organisasi - Sumber daya
- Kepemimpinan - Imbalan
- Struktur organisasi - Desain pekerjaan
Perilaku Individu atau Kinerja
Universitas Sumatera Utara
35
2.7. Kerangka Konsep