Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Pembelajaran Dengan SETS

2.3 Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Keaktifan dapat diartikan kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar Sudjana, 1999. Keaktifan siswa untuk berfikir mempunyai ciri-ciri: a mengarahkan peserta didik untuk mengamati, menghitung, mengukur, mencatat data menggolongkan data dan mencari hubungan antara dua data, b meminta peserta didik untuk hipotesis dengan memecahkan masalah yang dihadapi, c mengarahkan peserta didik untuk melakukan penelitian percobaan serta menyampaikan kembali variabel- variabel dalam percobaan yang dilakukan, d meminta peserta didik untuk menyimpulkan, menerapkan konsep serta mengkomunikasikan proses suatu hasil belajar.

2.4. Pembelajaran Dengan SETS

Dasar dari pengembangan SETS adalah Constructivism oleh Glasersfeld pada 1986 Glasersfeld, 1986. Teori konstruktivisme ini pada pokoknya menggambarkan bahwa si pembelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya Glasersfeld, 1986. Dalam teori konstruktivisme siswa lebih diberikan tempat dibanding guru atau instruktur, maksudnya dalam penyelenggaraan proses pembelajaran siswa dijadikan sebagai pusat pembelajaran student center, atau konstruktivisme merupakan pembangunan pemahaman peserta didik secara aktif dalam pemahaman sebuah makna Jones dkk, 2002. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1 19 Gambar 1. Peta konsep sistem koordinasi manusia. 20 Bagian bagiannya Sistem Koordinasi Manusia Berdasarkan Asalnya Cara Kerja Sistem Indera Hormon - Neuron Sensorik - Neuron Motorik Sistem Saraf - Indera Penglihatan - Indera Pendengar - Indera Pembau - Indera Peraba - Indera Perasa - Kelenjar Hipofisis - Kelenjar Adrenal - Kelenjar Tiroid - Kelenjar Paratiroid - Kelenjar Pulau Langerhans - Kelenjar Kelamin Kelenjar Endokrin Sistem Saraf Tepi Sistem Saraf Pusat Otak Arah Impuls Sumsum Tulang Belakang Saraf Cranial Sistem Saraf Tak sadar - Saraf Servikalis - Saraf Torakalis - Saraf Lumbalis - Saraf sakralis - Otak Besar - Otak tengah - 0tak Belakang - Otak kecil - Medula Oblongata Saraf Sprinal Sistem Saraf sadar Terdiri atas Dihasilkan oleh Dibedakan berdasarkan meliputi Antara lain Antara lain Terdiri atas Singkatan kata SETS mengandung makna tertentu. Akronim SETS, bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia akan memiliki kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi, dan masyarakat SETS diturunkan dengan landasan filosofis yang mencerminkan kesatuan unsur SETS dengan mengingat urutan unsur-unsur SETS dalam susunan akronim tersebut. Selanjutnya landasan filosofis tersebut dipakai sebagai dasar pengembangan konsep pendidikan SETS itu sendiri dalam implementasinya untuk ikut berperan dalam sistem pendidikan, di mana saja dia diadopsi Binadja, 1999. Pada penelitian ini unsur sains menjadi perhatian utama. Namun tidak menutup kemungkinan pada penelitian yang lain unsur lingkungan, teknologi maupun masyarakat yang menjadi perhatian utama. Dengan meletakkan sains sebagai fokus perhatian, seperti yang biasa dilakukan dalam kegiatan pengajaran sains, maka guru sains serta para siswa yang menghadapi pelajaran sains dapat dibawa melihat bentuk keterkaitan sebenarnya dari ilmu yang dipelajarinya sains dikaitkan unsur lain dalam SETS. Oleh karena itu dalam pengajaran sains seharusnya guru dan siswa dapat mengambil berbagai contoh serta fakta yang ada atau kemungkinan fakta yang dapat dikaitkan secara terpadu dalam pengenalan atau pembelajaran konsep sains yang dihadapi sesuai dengan tujuan pengajaran dan pada saat memungkinkan siswa mengembangkan diri berdasarkan pengetahuan yang dipelajari tersebut. Adapun keterkaitan antara keempat unsur SETS dapat dilihat pada gambar 2. 21 Gambar 2. Keterkaitan antar unsur SETS Binadja, 1999. Pendidikan SETS atau yang sering disebut Salingtemas Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat merupakan kecenderungan masa depan pendidikan yang belum banyak disadari oleh masyarakat Binadja, 2001. Oleh karena itu salah satu usaha untuk membumikan SETS dalam kehidupan mungkin bisa di awali melaui pendidikan formal di sekolah dimana materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru selalu dihubungkaitkan dengan SETS. SETS harus memberikan kepada peserta didik pengetahuan yang sesuai dengan tingkatan pendidikannya. Isi pendidikan SETS perlu dikaitkan dengan target 22 pendidikannya. Hubungan yang tepat antara SETS dalam pembahasannya adalah ketekaitan antara topik bahasan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ini berarti bahwa bahasan yang berkaitan dengan kehidupan peserta didik harus diutamakan Binadja, 1999. Dalam pembelajaran biologi, pengintegrasian dalam konteks SETS memerlukan kesediaan guru atau pendidik biologi untuk memiliki cara pandang terbuka di samping selalu mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat berkenaan dengan subjek biologi. Untuk itu perlu kepekaan yang tinggi dari guru biologi terhadap situasi di masyarakat yang bernuansa biologi. Hal-hal yang bernuansa biologi tersebut dapat berupa informasi baru, pengungkapan peristiwa lama yang baru ditemukan, masalah penyakit, kaitan dengan bidang-bidang tertentu yang menyangkut biologi seperti bidang medis, kefarmasian, pertanian, perikanan, kehutanan, kelautan, bahkan keantariksaan. Dari sana para guru atau pendidik biologi diminta untuk mengkaitkan topik pembelajaran yang akan diperkenalkan kepada siswa dari berbagai segi SETS sehingga memungkinkan peserta didik memiliki keutuhan pandangan tentang sesuatu yang harus dipelajari saat itu Binadja, 2001. Dalam pembelajaran biologi bervisi SETS, ciri atau karakteristik pendekatan SETS yang perlu ditampilkan adalah: 23

2.41. Sistem Saraf Dalam Konteks SETS