3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian

7

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan kepemilikan aset berpengaruh terhadap kerawanan pangan rumah tangga miskin yang terjadi di desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang? 2. Strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kerawanan pangan rumah tangga yang terjadi di Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang?

1. 3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan kepemilikan aset produktif terhadap kerawanan pangan rumah tangga miskin di Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2. Untuk mengetahui strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kerawanan pangan rumah tangga miskin yang terjadi di Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang

1. 4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Hasil penelitan ini diharapkan dapat menambah wawasan khasanah ilmu pengetahuan di bidang ekonomi, tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kerawanan pangan rumah tangga miskin 8 2. Manfaat Praktis 1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti kepada pemerintah untuk selanjutnya dapat dipertimbangkan dalam penyusunan kebijakan, sehingga kebijakan tersebut nantinya dapat dilaksanakan secara berkelanjutan 2 Dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi kerawanan pangan rumah tangga miskin di Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. 9

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Rawan Pangan

2.1.1 Pengertian Rawan Pangan

Rawan pangan adalah kondisi suatu daerah, masyarakat, atau rumah tangga yang tingkat ketersediaan dan keamanan pangannya tidak cukup untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan sebagian besar masyarakatnya Dewan Ketahanan Pangan Nasional 2005:8 Rawan pangan atau food insecurity merupakan fenomena kebalikan ketahanan pangan atau food security. Kalau digunakan konsep Food and Agriclture Organization of the United nation FAO dan UU No 7 tahun 1996 tentang pangan, maka kondisi rawan pangan dapat mengandung komponen sebagai berikut: 1. Individu atau rumah tangga masyarakat tidak memiliki akses ekonomi penghasilan tidak memadai atau harga pangan tak terjangkau untuk memperoleh pangan yang cukup baik kuantitas ataupun kualitas. 2. Individu atau rumah tangga masyarakat tidak memiliki akses secara fisik untuk mendapatkan pangan yang cukup baik kuantitas ataupun kualitas.