Metode Penelitian Membentuk Yayasan Bustaanul Arifin bagi jama’ah 47

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4. Historiogrfi penulisan Merupakan tahap terakhir dari metode sejarah, dimana historigrafi itu sendiri merupakan usaha untuk merekontruksi kejadian masa lampau dengan memaparkan secara sistematis, terperinci, utuh dan komunikatif. Sejarah dalam penelitian ini ditulis dalam bentuk laporan penelitian yang berupa skripsi. 16 Dalam penyusunan penulisan sejarah yang bersifat ilmiah, penulis menyusun laporan penelitian ini dengan memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah, antara lain: a. Penulis sedapat mungkin menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut kaidah bahasa Indonesia. Selain itu, penulis juga menggunakan kalimat-kalimat se-efektif mungkin dalam penulisan ini. b. Penulis juga memperhatikan konsistensi, antara lain dalam penempatan tanda baca, penggunaan istilah, dan perujukan sumber. H. Sistematika pembahasan Untuk mengetahui gambaran keseluruhan pembahasan penelitian ini, berikut akan dikemukakan beberapa bahasan pokok dalam tiap bab. Bab pertama, Pendahuluan merupakan bab pendahuluan, yang di dalamnya mencakup beberapa sub bahasan, meliputi : latar belakang masalah untuk menjelaskan mengapa penelitian ini perlu dilakukan dan apa yang melatarbelakanginya serta alasan kenapa penelitian ini dikaji. Kemudian rumusan masalah yang dimaksudkan untuk mempertegas pokok-pokok permasalahan yang 16 Ibid., 67. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id akan di teliti agar lebih terfokus. Sedangkan penelitian terdahulu, untuk memberikan gambaran tentang letak kebaruan penelitian ini bila dibandingkan penelitian-penelitian yang telah ada. Bab kedua, membahas tentang Biografi KH. Achmad Asrori Al Ishaqi secara lengkap dari lahir sampai beliau wafat. Bab ketiga, Membahas tentang peranan KH. Achmad Asrori Al Ishaqi dalam pendirian Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah Al Usmaniyah di Desa Domas kecamatan Menganti pada tahun 1988 mulai berkembang dengan adanya kegiatan manaqib lalu pada 1989 semakin berkembang ke seluruh desa termasuk Desa Domas membangun seketariat di desa tersebut semakin berkembang pesat sampai saat ini dan jama’ah semakin banyak, dan pada tahun 1990 jama’ah semakin berkembang KH. Achmad Asrori Al Ishaqi perinisiatif membangun musholla untuk tempat rutinan dan semakin berkembang besar sampai sekarang. Peran KH.Achmad Asrori Al Ishaqi dalam pendirian yayasanPondok Pesantren Bustanul Arifin. Bab keempat, Membahas tentang perkembangan Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah Al Usmaniyah di Desa Domas kecamatan Menganti Gresik. Bab kelima, penutup sebagai akhir dari penulisan skripsi ini penulis akan mengambil kesimpulan dan mengemukakan saran-saran yang di anggap perlu atas permasalahan yang di bahas. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II BIOGRAFI KH ACHMAD ASRORI AL ISHAQI

A. Riwayat Hidup KH. Achmad Asrori Al Ishaqi

KH. Achmad Asrori Al Ishaqi merupakan asli orang Surabaya yang bertempat tinggal di Kelurahan Sawah Pulo, orang tua beliau yaitu KH. Utsman Al-Ishaqi dan ibunya bernama Nyai Siti Qomariyah. KH. Achmad Asrori Al Ishaqi merupakan anak ke 5 dari 9 bersaudara yaitu Hj. Nyai Afifah, KH. Achmad Fathul Arifin, KH. Minanur Rahman, KH. Achmad Qomaruddin, KH. Achmad Asrori, ibu Nyai Hj. Lutfiyya, KH. Anshorullah, ibu Nyai Hj. Zuhairriyah dan beliau merupakan seorang ulama’ yang kharismatik memancarkan dari sosoknya yang sederhana, tutur katanya lembut. KH. Achmad Asrori Al Ishaqi dilahirkan di daerah Sawah Pulo pada tanggal 17 Agustus tahun 1951 di Surabaya. Jika dirunut KH. Achmad Asrori Al Ishaqi memiliki darah keturunan hingga Rasulullah Sallallahu Alaihu Wasallam yang ke 35 sesuai urutan naik yaitu : 1. Achmad Asrori Al Ishaqi 2. Muhammad Utsman Al Ishaqi 3. Surati 4. Abdullah 5. Mbah Deso 6. Mbah Jarangan 7. Ki Ageng Mas 8. Ki Panembahan Bagus digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 9. Ki Ageng Pangeran Sedeng 10. Panembahan Agung Sido 11. Pangeran Kawis Guo 12. Fadlullah Sido Sunan Prapen 13. Muhammad Ainul Yaqin 14. Maulana Ishaq 15. Ibrahim Al Akbar 16. Ali Nurul Alam 17. Barokat Zainal Alam 18. Jamaluddin Al Akbar Al 19. Ahmad Syah Jalalul Amri 20. Abdullah Khan 21. Abdul Malik 22. Muhammad Shohib Mirbath 23. Ali Kholi’ Qasam 24. Muhammad 25. Alawi 26. Ubaidillah 27. Ahmad Al Muhajir 28. Isa An Naqib Ar Rumi 29. Muhammad An Naqib 30. Ali Al Uraidli 31. Ja’far As Shodiq digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 32. Muhammad Al Baqir 33. Ali Zainal Abidin 34. Hussain Bin Fatimah 35. Fatimah Binti Rasulullah 1 Menurut KH. Abdul Rosyid selaku pengurus Pondok Pesantren Al-Fitrah yang di wawancarai mengatakan : Pada tahun 1989 KH.Achmad Asrori Al Ishaqi menikah dengan ibu Nyai Dra. Hj. Moethia Setjawati. Dalam pernikahannya dengan ibu Nyai Dra. Hj. Moethia Setjawati tersebut dikaruniai dua putra dan tiga putri, yakni: Seira Annadia, Sefira Assalafi, Ainul Yaqien, Nurul Yaqien dan Siela Assabarina. 2 KH. Achmad Asrori Al Ishaqi lahir pada kondisi masyarakat yang masih tergolong awam dan belum tahu terhadap ajaran-ajaran Islam, beliau meskipun tidak mengenal dunia akademis dan hanya sekolah hingga sampai tingkat sekolah dasar yaitu sampai pendidikan SD kelas 3 beliau pertama kali mengeyam pendidikan pesantren pada tahun 1966 di pondok pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang, awalnya KH Ahmad Asrori tidak mau mondok di Darul Ulum Jombang Pondok yang di pimpin oleh Ramli Tamimy karena beliau merasa bahwa Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang itu sudah di anggap seperti rumahnya sendiri, beliau juga pernah mondok di Rejoso Jombang selama satu tahun, di Pare satu tahun, dan di Bendo selama satu tahun. Selama mondok di Rejoso Jombang ia malah tidak aktif mengikuti kegiatan ngaji, ketika hal itu dilaporkan kepada pimpinan pondok KH Mustain Ramli. KH. Mustain Ramli seperti memaklumi dan membiarkan saja melihat tingkah laku yang di lakukan 1 Dokumen Pondok Pesantren Al-Fitrah “Silsilah Keluarga KH. Achamd Asrori Al Ishaqi” 30 November 2015. 2 KH.Abdur Rosyid,Wawancara,Surabaya, 30 November 2015. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id KH Ahmad Asrori Al Ishaqi Mustain Ramli juga sempat mengatakan “biarkan saja, anak macan akhirnya akan menjadi macan pula”, yang sangat mengherankan meskipun tidak tertib dalam belajar kepandaianya sangat luar biasa. Namun kepandaian beliau sangat luar biasa yang diperoleh seseorang tanpa melalui proses belajar yang wajar semacam ini sering disebut ilmu ladunni Ilmu yang diperoleh langsung dari Allah SWT. Ayahnya sendiri kagum dengan kepintaran yang di miliki oleh KH. Ahmad Asrori Al Ishaqi. Suatu ketika KH Utsman pernah berkata “Seandainya saya bukan ayahnya, saya mau ngaji kepadanya”. Beliau juga mampu membuat karya-karya yang sangat fenomenal dan sangat banyak jumlahnya dibidang tasawuf dan beliau banyak mendapat ilmu dari para tokoh-tokoh sufi yang hidup pada masanya, disamping beliau membaca sendiri kitab-kitab kuning seperti kitab karya “Ihya Ulumuddin” karya sufi besar Imam Al Ghazali kemudian dari hasil ijtihadnya inilah tasawuf dijadikan sebagai jalan pengabdian terhadap masyarakat luas bahkan sampai manca negara. Setelah meninggal ayahnya, yakni KH. Utsman tongkat estafet kepemimpinan kemudian diberikan kepada putranya, Kiai Minan kakak KH. Achmad Asrori sebelum akhirnya diberikan kepada KH. Achmad Asrori yang pada saat itu masih berumur 30 tahun. Konon pengalihan tugas ini berdasarkan wasiat KH. Utsman menjelang wafatnya, kemudian pada saat dibawah kepempinan KH. Achmad Asrori Al Ishaqi tarekat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan memperoleh apresiasi yang signifikan dari banyak kalangan.

Dokumen yang terkait

METODE ZIKIR TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH PONDOK PESANTREN AL-MANSHUR KLATEN Metode Zikir Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Pondok Pesantren Al-Manshur Klaten.

1 7 11

METODE ZIKIR TAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH PONDOK PESANTREN AL-MANSHUR KLATEN Metode Zikir Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah Pondok Pesantren Al-Manshur Klaten.

2 5 10

KONTRIBUSI MAJELIS TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH AL UTSMANIYAH TERHADAP PENGENDALIAN STRESS : STUDI EKSPLORASI JAMA'AH TAREKAT QADIRIYAH WA NAQSYABANDIYAH AL UTSMANIYAH DI PONDOK PESANTREN AL FITHRAH KELURAHAN KEDINDING KECAMATAN KENJERAN SURABAYA.

7 40 179

Konstruksi pemikiran KH. Achmad Asrori al Ishaqy dalam mengembangkan pendidikan di Pondok Pesantren Assalafi al Fithrah Surabaya.

3 16 143

Peran “komunitas “orong-orong” dalam pengembangan tarekat qodiriyah wa naqsabandiyah al-ustmaniyah di Kecamatan Gresik tahun 1988-2005 M.

1 9 97

PENDIDIKAN TAREKAT PERSPEKTIF KH. ACHMAD ASRORI AL ISHAQY DAN RELEVANSINYA TERHADAP TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL.

0 0 73

METODE DAKWAH JAMAAH TAREKAT QODIRIYAH AL ANFASIYAH DESA KEPUNTEN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO.

0 0 127

Epistemologi tasawuf dalam kitab al Muntakhabatu fi rabitati al qalbiyyati wa silati al ruhiyyah karya K.H. Ahmad Asrori Ishaqi.

2 4 98

Gerakan Dakwah Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di Grobogan

0 0 33

Peranan Zakat Sebagai Manifestasi Ketaqwaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Implementasi Lembaga Amil Zakat Al-Ittihad Desa Sidowungu Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik)

1 1 10