54
product. Evaluasi yang dilakukan adalah untuk mengukur efektivitas program Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Public
Relation Manager Lorin Solo Hotel untuk pembangunan citra. Hasil evaluasi akan dibahas pada subbab 5.2.
5.2 Program bantuan bagi penderita
Hyrdocephalus
Corporate Social responsibility merupakan salah satu unsur dalam menerapkan strategi pembentukan citra perusahaan. Program bantuan bagi
penderita Hydrocephalus dilakukan sebagi bentuk kepedulian perusahaan terhadap kalangan menengah kebawah, sehingga diharapkan melalui
program ini tujuan-tujuan yang di harapkan oleh perusahaan dapat tercapai.
Evaluasi terhadap
program bantuan
bagi penderita
Hydrocephalus menggunakan metode analisis data CIPP akan di jelaskan dalam analisa sebagai berikut :
a. Evaluasi Context
Evaluasi context ini merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi program yang akan ataupun
telah dijalankan. Stufflebeam 1983 : 128 dalam Hamid Hasan menyebutkan
tentang tujuan evaluasi Context yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan kelemahan yang dimilki program.
Evaluasi context adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang
dilayani dan tujuan program tersebut. Evaluasi context ini mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan lingkungan program atau kondisi
obyektif yang dilaksanakan yang berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu.
1. Latar Belakang
Lorin Solo Hotel merupakan salah satu hotel bintang 5 yang terdapat di kota Solo. Hotel ini memiliki beebrapa produk jasa,
55
diantaranya kamar atau tingkat hunian yang terbagi atas Moderate, Deluxe,Executive, Deluxe Suite, dan Bungalow. Selain itu terdapat pula
beberapa elemen pendukung yang dihasikan oleh Health Club, Food and Baverage, dan Spa, untuk mendukung produk inti, sehingga Lorin Solo
Hotel menjadi pilihan tepat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa dengan
positioning bintang 5 di kota Solo, memiliki citra positif di mata masyarakat menjadi hal yang penting, agar citra positif dapat terwujud,
diperlukan hubungan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat. Public Relation yang dalam hal ini merupakan penghubung antara
perusahaan dengan berbagai lapisan masyarakat sehingga perlu menerapkan berbagai strategi agar dapat mempertahankan citra positif
bagi perusahaan. Salah satu strategi yang ditempuh yakni dengan menerapkan program Corporate Social Responsibility. Melalui program
ini diharapkan perusahaan dapat menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan, hal ini senada dengan keterangan yang diberikan Public
Relation Manager Lorin Solo Hotel, kartika Oktavia pravitasari : “Corporate Social Responsibility merupakan salah satu strategi
dalam pembentukan citra perusahaan, melalui program ini diharapkan perusahaan dapat meraih simpati dari masyarakat,
ketika simpati sudah didapat maka hubungan dengan siapapun akan lebih baik,selain itu citra yang ingin didapat meskipun hotel
identik dengan kesan komersil namun tidak melupakan kalangan
menengah kebawah ”wawancara pada tanggal 15 Juni 2013. Dari keterangan yang diberikan oleh Public Relation Manager
Lorin Solo Hotel, dapat di lihat bahwa khalayak sasaran program Corporate Social Responsibility merupakan masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah kebawah, hal ini dilakukan agar program yang dilaksanakan tidak hanya menguntungkan bagi pihak perusahaan saja
namun masyarakat kalangan menengah ke bawah juga dapat merasakan dampak positif dari program tersebut.
Corporate Social Responsibily merupakan program yang banyak dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa, namun yang
56
membedakan program Corporate Social Responsibility yang dilakukan Lorin Solo Hotel dengan hotel-hotel lainnya, dapat dilihat dari strategi
pelaksanaan programnya, pelaksaan program tidak memberikan bantuan secara rutin terhadap khalayak sasaran, namun dalam waktu satu bulan,
Lorin Solo Hotel dapat melaksanakan kegiatan Corporate Social Responsibility sebanyak dua kali. Hal ini di ungkapkan oleh Public
Relation Manager Lorin Solo Hotel, Kartika Oktavia Pravitasari. “Yang membedakan program CSR kami dengan hotel lain atau
perusahaan lain, kami konsisten dalam melakukan program CSR, bahkan sebulan bisa dua kali melakukan kegiatan CSR dengan
subyek yang berbeda-
beda” Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara, 30 Juli 2013.
Pemilihan subyek yang berbeda-beda di lakukan agar bantuan yang diberikan dapat merata, sehingga bantuan tidak hanya dirasakan oleh satu
orang atau satu yayasan saja, namun bantuan dapat dirasakan oleh berbagai masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah.
2. Analisa Tujuan
Dalam evaluasi context ini perlu dilihat apa yang menjadi tujuan dari di adakannya program Corporate Social Responsibility. Selama
periode bulan April 2012 hingga bulan April 2013 terdapat satu program yang menarik perhatian masyarakat yakni program bantuan bagi penderita
Hydrocephalus yang dilaksanakan pada tanggal 26 maret 2013. Hal ini sesuai dengan pernyataan Public Relation Manager Lorin Solo Hotel,
Kartika Oktavia Pravitasari : “Program bantuan bagi penderita Hydrocephaulus merupakan
program yang banyak sekali mendapat animo dari para pemirsa TATV banyak yang menelpon untu ikut membantu, berarti kan
acara itu bisa menyentuh ke hati masyarakat, jadi program kita mengena, membuat orang-
orang tergugah untuk ikut membantu” wawancara, 30 Juni 2013.
Penetapan tujuan utama Lorin Solo Hotel mengadakan program bantuan bantuan bagi penderita Hydrocephalus diperkuat dengan
57
keterangan yang diberikan oleh Public Relation manager, Kartika Oktavia Pravitasari :
“Tujuan dari diadakannya program bantuan bagi penderita Hydrocephaulus karena kita memang mengambil subyek-subyek
yang kurang mampu, kalau kita lihat penyakit Hydrocephaulus merupakan penyakit langka yang belum bisa tersembuhkan, jadi
paling tidak dengan kita membantu anak yang mengidap penyakit Hydrocephaulus kita bisa meringankan beban orang tuanya,
apalagi
rata-rata terdiri
dari orang
yang kurang
mampu”wawancara, 30 Juli 2013. Berdasarkan keterangan yang diberikan Public Relation Manager
Lorin Solo Hotel, tiga tujuan utama di adakannya program bantuan bagi penderita Hydrochepalus, yaitu :
-Meringakan beban ekonomi keluarga penderita Hydrocephalus -Menjalin hubungan baik dengan berbagai kalangan.
-Untuk meningkatkan citra positif bagi perusahaan.
Dari ketiga tujuan tersebut, pada intinya program ini bertujuan untuk membuat hubungan dengan berbagai kalangan menjadi lebih baik.
Hal ini senada dengan keterangan Kartika Oktavia Pravitasari Public Relation Manager Lorin Solo Hotel :
”Intinya program ini bertujuan selain membentuk citra positif dan membantu masyarakat yang kurang mampu, program ini bertujuan
untuk menjalin hubungan dengan siapapun menjadi lebih
baik”wawancara 30 Juli 2013. Dari ke tiga tujuan yang telah di tetapkan di atas dapat di
simpulkan bahwa dalam merancang sebuah program, Public Relation Manager telah menetapkan tujuan yang ingin di capai, dimana ke tiga
tujuan ini saling terkait. Untuk mencapai citra positif bagi perusahaan maka dirancanglah program yang menguntungkan bagi berbagai pihak
baik itu bagi perusahaan, khalayak sasaran maupun media, dengan terselenggaranya program tersebut maka akan menghasilkan hubungan
yang baik dengan berbagai kalangan. Jadi kesimpulannya, tujuan di
58
adakannya program bantuan bagi penderita Hydrocephalus telah tersusun dengan jelas, sehingga dari ke tiga tujuan tersebut terfokus pada tujuan inti
yakni membentuk citra positif di mata masyarakat, tujuan tersebut dapat terlaksana jika dalam pelaksanaannya, program ini memiliki sumber daya
manusia dan sumber materi yang terprogram dengan baik.
3. Analisa Lingkungan
Selain melihat tujuan, dalam evaluasi Context juga harus melihat situasi lingkungan. Analisa lingkungan dapat digunakan untuk melihat
kekuatan dan kelemahan program, selain itu dapat juga di gunakan untuk melihat peluang atau ancaman yang terdapat dalam program tersebut.
Dalam analisa lingkungan ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisa SWOT.
Metoda analisa SWOT berguna untuk melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yang berbeda yaitu Strength kekuatan,
Weakness kelemahan, Opportunity peluang dan Threat ancaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kartika Oktavia Pravitasari
selaku Public Relation Manager Lorin Solo Hotel pada tanggal 30 Juli 2013 di Lorin Solo Hotel situasi yang mempengaruhi program bantuan
bagi penderita Hydrocephalus dapat diamati melalui analisis SWOT berikut ini :
a. Strength Kekuatan
Menurut keterangan Kartika Oktavia Pravitasari selaku Public Relation Lorin Solo Hotel, yang menjadi kekuatan dalam program ini
dengan adanya kerjasama dengan media televisi sebagai media penyampaian pesan kepada khalayak, sehingga dapat membangun
image positif bagi perusahaan. “Kekuatan dari program CSR Lorin, melalui penggunaan televisi, efek
publikasinya dan penyampaian pesan lebih luas, dengan di adakannya program ini dapat membangun image positif, segmennya Lorin kan untuk
kalangan menengah ke atas, secara tidak langsung melalui kegiatan CSR menumbuhkan rasa kepedulian terhadap kalangan menengah kebawah,
59
dan untuk masyarakat yang melihat melalui televisi akan timbul rasa ingin membantu, dan dengan menginap di Lorin maka secara tidak langsung
juga ikut membantu kalangan menegah kebawah tersebut.”Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara, 30 Juli 2013.
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Public Relation Manager, kekuatan program terletak pada penggunaan media televisi,
yang mana penggunaan televisi belum di gunakan oleh perusahaan lain, namun berdasarkan analisa peneliti, kekuatan dari program ini terletak
pada dukungan sumber daya material yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan tidak terdapat kesulitan bagi Public Relation
Manager dalam mengelola keuangan,dana untuk kegiatan Corporate Social Responsibility telah disisihkan dari sebagian pendapatan
perusahaan. Selain itu sarana dan prasarana yang mendukung program ini seperti dana atau kebutuhan khalayak sasaran juga mudah didapat,
mekanisme pelaksanaan program ini tidak terlalu rumit karena peliputan kegiatan telah bekerjasama dengan TATV.
b. Weakness Kelemahan
Menurut Public Relation Manager Lorin Solo Hotel, kelemahan dari program ini terletak pada efek negatif yang ditimbulkan dari program.
Permintaan bantuan semakin banyak sedangkan tidak mungkin semua permintaan bantuan dapat diberikan oleh perusahaan.
“Sebetulnya kalau kelemahan dari program ini tidak ada hanya efek negatifnya terkadang banyak permintaan sumbangan ke
perusahaan semakin banyak, sementara tidak mungkin kita membantu semua, jadi kadang ada beberapa orang yang memaksa
meminta sumbangan.” Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara 30 Juli 2013
Berdasarkan analisa peneliti terhadap program Hydrocephalus, kelemahan program ini terletak pada kurangnya sumber daya manusia yang di miliki
divisi Public
Relation dalam
menjalankan program.
Dalam pelaksanaannya, baik dalam mengelola keuangan untuk program-program
Public Relation, menyusun konsep program, hingga pelaksanaan program
60
sepenuhnya dilaksanakan oleh satu orang, yakin Public Relation Manager. Dengan terbatasnya sumber daya manusia yang terdapat pada lingungan
internal perusahaan, membuat hasil akhir dari program kurang terpantau oleh Public Relation.
c. Opportunity Peluang
Penggunaan media televisi merupakan peluang bagi Lorin Solo Hotel, karena jangkauannya yang luas sehingga dapat menyetuh berbagai
kalangan. “Mereka mungkin bisa membuat program CSR yang sama tapi dengan
media televisi mereka belum bekerja sama, nggak tau kedepannya tapi sejauh ini belum menggunakan media televisi jadi masih ditangani
secara internal saja. Menurut saya sebagai pelaksana program CSR sejauh ini belum ada yang menyamai dengan penggunaan media
televisi sebagai sarana penyampaian program” Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara, 30 Juli 2013
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Public Relation Manager diatas, peneliti dapat menganalisa bahwa peluang yang dimiliki
oleh program ini adalah dengan adanya kerjasama perusahaan dengan stasiun televisi sebagai media penyampaian pesan. Penggunaan media
televisi belum di gunakan oleh perusahaan lain, meskipun program ini hanya berlangsung sekali namun pesan yang disampaikan media televisi
bersifat luas, dapat menjangkau berbagai wilayah, sehingga dapat memudahkan perusahaan untuk menyampaikan program, hal ini
memberikan keuntungan bagi Lorin Solo Hotel maupun bagi khalayak sasaran.
d. Threat Ancaman Ancaman program ini, apabila hotel lain atau perusahaan lain juga
menggunakan media televisi untuk sarana publikasi. “Kalau pihak lain bisa membuat program yang lebih bagus lagi
atau dengan menggunakan media televisi juga untuk publikasi” Kartika Oktavia Pravitasari, wawancara 30 Juli 2013.
61
Berdasarkan analisa peneliti terhadap program ini, yang menjadi faktor ancaman adalah dengan semakin meningkatnya persaingan di dunia
perhotelan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan lain juga akan menggunakan media televisi, atau akan membuat program-program
yang serupa untuk menaikan citra perusahaan. Program Corporate Social Responsibility memang banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
lain, apabila dalam pelaksanaannya Public Relation Manager tidak melakukan perbaikan, maka tidak menutup kemungkinan program ini
dapat tertinggal dengan program perusahaan lain.
b. Evaluasi Input