otak, perdarahan atau hipoksia otak. Diagnosa demensia ditegakkan setelah 3 bulan paska stroke dengan gangguan kognitif menetap sesuai kriteria demensia
Lumempouw, 2011. Penelitian Tatemichi, dkk menemukan bahwa gangguan kognitif sering terjadi setelah stroke dan sering menyebabkan memori, orientasi
bahasa dan atensi Tatemichi ,dkk. 1994. Pada studi PRoFESS Prevention Regimen for Effectively avoiding Second
Stroke dilaporkan bahwa chronic pain syndrome paska stroke berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dan outcome fungsional. O’Donnell dkk, 2013.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah terdapat hubungan chronic pain syndrome paska stroke dengan gangguan kognitif dan outcome fungsional.
I.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
I.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan chronic pain syndrome paska stroke dengan skor Mini Mental Status Examination dan skor modified Rankin Scale.
Universitas Sumatera Utara
I.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri pada chronic pain syndrome paska stroke dengan gangguan kognitif di RSUP H. Adam Malik Medan.
2. Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri pada chronic pain syndrome paska stroke dengan outcome fungsional di RSUP H. Adam Malik Medan.
3. Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri pada chronic pain syndrome paska stroke dengan lokasi lesi di RSUP H. Adam Malik Medan.
4. Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri pada chronic pain syndrome paska stroke dengan volume lesi di RSUP H. Adam Malik Medan.
5. Untuk mengetahui hubungan intensitas nyeri pada chronic pain syndrome paska stroke dengan lama stroke di RSUP H. Adam Malik Medan.
6. Untuk mengetahui gambaran karakteristik demografik chronic pain syndrome paska stroke di RSUP H. Adam Malik Medan.
I.4 Hipotesis
Terdapat hubungan chronic pain syndrome paska stroke dengan gangguan kognitif dan outcome fungsional .
I.5. Manfaat Penelitian I.5.1. Manfaat Penelitian untuk llmu pengetahuan
Dengan mengetahui hubungan chronic pain syndrome paska stroke dengan gangguan kognitif dan outcome fungsional maka penelitian ini dapat menambah
Universitas Sumatera Utara
pemahaman mengenai patogenesis stroke yang berkaitan dengan chronic pain syndrome dan hubungannya dengan fungsi kognitif dan outcome pasien paska
stroke.
I.5.2.Manfaat penelitian untuk penelitian
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan teori bagi penelitian selanjutnya mengenai kejadian chronic pain syndrome paska stroke dan hubungannya dengan
fungsi kognitif dan outcome fungsional.
I.5.3.Manfaat penelitian untuk masyarakat
Dengan mengetahui hubungan chronic pain syndrome paska stroke dengan gangguan fungsi kognitif dan outcome fungsional, maka penelitian ini dapat
menambah wawasan tentang pertimbangan pencegahan pada kejadian chronic pain syndrome setelah stroke, gangguan kognitif dan memperbaiki outcome
fungsional pasien setelah stroke.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Stroke II.1.1. Definisi
Stroke adalah suatu episode disfungsi neurologis akut yang diduga disebabkan oleh iskemik atau hemoragik, menetap
≥ 24 jam atau sampai kematian, tetapi tanpa bukti yang cukup untuk diklasifikasikan Sacco dkk, 2013.
Defenisi ini mencakup stroke akibat infark otak stroke iskemik, perdarahan intraserebral PIS non traumatik, perdarahan intraventrikuler dan
beberapa kasus perdarahan subarakhnoid PSA Gofir, 2009.
II.1.2. Epidemiologi
Stroke merupakan satu dari tiga penyebab terbesar kematian di Amerika Serikat, termasuk di banyak negara lainnya di dunia, setelah penyakit jantung dan
kanker. Hampir ¾ juta individu di Amerika Serikat mengalami stroke tiap tahunnya dan dari jumlah tersebut sebanyak 150.000 90.000 wanita dan 60.000 pria
meninggal akibat stroke. Di China, kira-kira 1,5 juta penduduk meninggal setiap tahun oleh karena stroke Sacco dkk, 2000; Caplan, 2000.
Penyakit serebrovaskuler CVD atau stroke yang menyerang kelompok usia diatas 40 tahun adalah setiap kelainan otak akibat proses patologi pada
sistem pembuluh darah otak. Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau emboli, pecahnya dinding pembuluh darah
Universitas Sumatera Utara
dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri. Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifat primer karena
kelainan kongenital maupun degeneratif, atau akibat proses lain, seperti peradangan, aterosklerosis, hipertensi dan diabetes mellitus Misbach, 2011.
II.1.3. Klasifikasi Stroke
Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan atas patologi anatomi lesi, stadium dan lokasi sistem pembuluh darah Misbach, 2011.
1 Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya:
a Stroke iskemik
i Transient Ischemic Attack TIA
ii Trombosis serebri
iii Emboli serebri
b Stroke hemoragik
i Perdarahan intraserebral
ii Perdarahan subarachnoid
2 Berdasarkan stadium:
a Transient Ischemic Attack TIA
b Stroke in evolution
c Completed stroke
Universitas Sumatera Utara
3 Berdasarkan lokasi sistem pembuluh darah:
a Tipe karotis
b Tipe vertebrobasiler
II.1.4 Faktor Risiko
Penelitian prospektif stroke telah mengidentifikasi berbagai faktor-faktor yang dipertimbangkan sebagai risiko yang kuat terhadap timbulnya stroke. Faktor
risiko timbulnya stroke : Sjahrir, 2003 ; Nasution, 2007 ; Howard, dkk, 2009.
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi :
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Ras dan suku bangsa
d. Faktor turunan
e. Berat badan lahir rendah
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi a.
Prilaku:
1. Merokok
2. Diet tidak sehat: lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, kurang
buah 3.
Alkoholik
Universitas Sumatera Utara
4. Obat-obatan: narkoba kokain, anti koagulansia, antim platelet, amfetamin,
pil kontrasepsi 5.
Kurang gerak badan
b. Fisiologis
1. Penyakit hipertensi
2. Penyakit jantung
3. Diabetes mellitus
4. Infeksilues, arthritis, traumatik, AIDS, lupus
5. Gangguan ginjal
6. Kegemukan obesitas
7. Polisitemia, viskositas darah meninggi penyakit perdarahan
8. Kelainan anatomi pembuluh darah
9. Stenosis karotis asimtomatik
Pada Interstroke study melaporkan bahwa faktor resiko stroke: O’Donnell ,dkk.2010
1. Riwayat hipertensi 2. Current smoking
3. Waist to hip ratio 4. Aktifitas fisik regular
5. Diabetes Mellitus
Universitas Sumatera Utara
6. Intake alkohol 7. Psikososial stress
8. Depresi 9. Gangguan jantung
10.Rasio Apolipoprotein B dan A1.
II.1.5 Patofisiologi