14
telah ada.
12
Ketiga
, dalam hal tindakan dramaturgis bahasa digunakan sebagai media presentasi-diri. Bahasa diasimilasikan ke dalam bentuk ekspresi stilistik, yaitu
penggunaan bahasa dan gaya bahasa dan estetis.
13
Sedangkan tindakan komunikatif lebih mengutamakan bahasa sebagai media komunikasi bebas tekanan, di mana
pembicara dan pendengar dalam berelasi dan berkomunikasi secara simultan merujuk pada hal-hal yang ada di dunia objektif
– yang sedang terjadi.
14
B. Konsep Komunikasi dalam Pandangan Habermas
Interaksi sosial melahirkan struktur simbolis dari kalimat dan tindakan. Kesemuanya ini dimulai dari ekspresi linguistik dan perilaku yang teramati dan terbuka
bagi pengujian intersubjektif. Analisis bahasa menerapkan prosedur-prosedur yang berasal dari logika dan linguistik untuk melakukan rekonstruksi rasional atas
pengetahuan kita tentang aturan. Di sisi lain, psikologi perilaku mengambil alih metode observasi dan tata cara penjelasan yang terdapat dalam studi-studi atas suatu perilaku.
Habermas mendasarkan teori komunikasinya melalui keterangan Mead yang melakukan studi-studi perilaku terhadap binatang. Ia menganalisa fenomena kesadaran dari sudut
pandang bagaimana fenomena tersebut terbentuk di dalam struktur interaksi yang diperantai oleh bahasa dan simbol. Habermas menegaskan bahwa model yang menjadi
titik awalnya bukanlah perilaku organisme individual yang bereaksi terhadap stimulus dan lingkungan, melainkan interaksi yang di dalamnya paling tidak ada dua organisme
bereaksi satu sama lain dan bertindak dalam hubungan satu sama lain. Hal ini masuk
12
Ibid., 95. Lih.juga Benjamin Lee Whorf, Language, Thought, and Reality Cambridge, Mass., 1956; H. Gipper, Gibt est ein sprachliches Relativitätprinzip? Frankfurt, 1972; P. Henle, ed., Sprache,
Denken, Kultur Frankfurt, 1969.
13
Lih. juga Harré dan Secord, Explanation of Behavior Carleton, Montreal, 1978.
14
Ibid.
15
dalam kategori psikologi sosial, yaitu bukan menempatkan perilaku kelompok sosial sebagai perilaku individu-individu terpisah yang jadi anggota suatu kelompok,
melainkan memulainya dari keseluruhan kompleks aktivitas sosial sebagai tempat untuk menganalisa perilaku masing-masing individu sebagai elemen-elemen pembentuk.
15
Namun, teori komunikasi ini tidak terbatas pada tindakan pencapaian pemahaman, melainkan lebih condong membahas tindakan komunikatif. Dalam
tindakan komunikatif ini, bahasa berperan sebagai pengatur aktivitas-aktivitas subjek berbeda yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan juga sebagai media bagi subjek-
subjek untuk melakukan sosialisasi. Habermas menyoroti perkembangan bahasa yang diangkat oleh Mead. Perkembangan bahasa dimulai dari tahap bahasa tanda dalam
interaksi yang diperantarai oleh simbol dan kemudian berkembang menjadi wicara yang dibeda-bedakan berdasarkan situasi dan keadaannya.
16
Istilah „isyarat yang mengandung makna‟ digunakan untuk simbol-simbol sederhana, yang memiliki makna yang sama oleh paling tidak dua orang partisipan yang
berada pada konteks yang sama cukup mirip. Biasanya ini ada dalam tanda atau ucapan satu-kata yang digunakan jika dikaitkan dengan situasi, seperti sebuah istilah
yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah objek dan itu harus tergantung pada
situasi karena tidak bisa lepas dari konteks.
17
Dalam interaksi itu ada respons ekpektasi perilaku yang sama secara langsung. Ada hubungan antara makna tanda dengan
perilaku yang diharapkan oleh si pengirim agar dilakukan oleh si penerima sebagai
15
Jürgen Habermas, The Theory of Communicative Action Vol. 2:Lifeworld and System – A
Critique of Functionalist Reason yang diterjemahkan oleh Thomas McCharty Boston: Beacon Press,
1987, 4. Lih.juga G. H. Mead, Mind, Self, and Society yang telah diedit oleh C. Morris Chicago, University of Chicago, 1962.
16
Ibid.
17
Thomas M cCarthy, “On Communicative Action” makalah yang disampaikan dalam Boston
Colloquium for the Philosophy of Science , Bolton, Desember, 1976, 20-1 Lih.juga E. Tugendhat,
Traditional dan Analytical Philosophy: Lectures on the Philosophy Language Cambridge, 1982.
16
respons yang sesuai. Makna perilaku melalui peran fungsional yang dimainkan dalam sistem pola perilaku. Ciri khas interaksi yang diperantarai simbol adalah komunitas
bahasa hanya memiliki tanda, berangkat dari situasi di mana dua partisipan independen dapat menggunakan dan memahami simbol yang sama dengan makna, juga yang sama
dalam situasi yang minimal cukup mirip.
18
Perkembangan selanjutnya yang mengarah kepada wicara
speech
hanyalah perkembangan yang mengalir dan menjadi suatu komunikasi antara partisipan satu
dengan yang lainnya. Analisa awalnya adalah interaksi yang diperantarai syarat karena di sanalah ia menemukan awal proses semantisasi berkaitan dengan bahasa sehingga
kebanyakan dalam suatu masyarakat melalui interaksi dan menjadi peristiwa selalu mentransformasikannya menjadi simbol dengan maknanya. Intersubjektivitas yang
terbentuk melalui bahasa memungkinkan terjadinya komunikasi.
19
C. Konsep Tindakan Komunikatif dalam Pandangan Habermas