Aksara Legena Pembelajaran Bahasa Jawa

13 warta „warta‟ 3 Sandhangan cecak …… Sandhangan cecak adalah pengganti sigegan nga, yaitu sandhangan yang dipakai untuk melambangkan konsonan ng penutup suku kata. Sandhangan cecak ditulis di atas bagian akhir aksara yang dibubuhi sandhangan tersebut. Apabila selain cecak terdapat sandhangan pepet, maka sandhangan cecak ditulis di dalam sandhangan pepet. Apabila selain cecak juga terdapat wulu, maka sandhangan cecak ditulis di sebelah kanan sandhangan wulu. Contoh: walang „belalang‟ lanang „lak-laki‟ gawang „gawang‟ 4 Sandhangan pangkon …. Sandhangan pangkon dipakai sebagai penanda bahwa aksara yang dibubuhi sandhangan pangkon itu merupakan aksara mati, aksara konsonan penutup suku kata, atau aksara panyigeg ing wanda. Sandhangan pangkon ditulis di belakang aksara yang dibubuhi sandhangan itu. Contoh: dalan „jalan‟ papat „empat‟ 14

B. Kemampuan Membaca Aksara Jawa

1. Kemampuan Membaca

Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti kuasa, bisa, sanggup melaksanakan sesuatu. Selanjutnya kata mampu mendapat awalan ke- dan akhiran -an, jadi kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan KBBI. Kemampuan membaca merupakan kesanggupan seseorang dalam melaksanakan kegiatan membaca. Membaca merupakan salah satu komponen dalam keterampilan berbahasa selain menyimak, menulis, dan berbicara. Dalam mata pelajaran bahasa keempat komponen tersebut menjadi kompetensi yang harus dicapai. Membaca adalah keterampilan yang harus dimiliki setiap peserta didik untuk mempelajari ilmu pengetahuan yang lain. Dengan membaca siswa dapat memperoleh berbagai informasi serta pengetahuan, oleh karena itu penting bagi siswa untuk belajar membaca di awal jenjang pendidikannya di Sekolah Dasar. Membaca dalam arti yang sederhana adalah menyuarakan huruf atau deretan huruf yang berupa kata atau kalimat, adapun hakikat membaca adalah melihat tulisan dan menyuarakan atau tidak bersuara dalam hati serta mengerti isi tulisannya Zainuddin, 1992: 124. Menyuarakan huruf dengan bersuara atau tidak bersuara artinya menyatakan bunyi ejaan dari susunan huruf yang membentuk kata atau kalimat yang memiliki makna dengan mengeluarkan suara atau hanya dalam hati. Dengan kata lain menyuarakan tidak harus dengan mengeluarkan suara, namun menyatakan bunyinya dengan bersuara atau dalam hati. Dwi Sunar Prasetyo 2008: 57 menyatakan bahwa membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk