Hasil penelitian menunjukkan 1 Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru. 2 Ada pengaruh yang positif dan signifikan
kepuasan kerja terhadap kinerja guru. 3 Ada pengaruh yang positif dan signifikan secara bersama-sama motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap
kinerja guru.
Penelitian tentang pengaruh motivasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada kinerja guru bantu SMA di Kabupaten Kendal yang dilakukan oleh Rohadi
2005. Hasil penelitian menunjukkan motivasi, kepuasan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja guru bantu di Kabupaten Kendal. Penelitian
terdahulu yang telah dilakukan tentang motivasi kerja dan kepuasan kerja dosen terhadap kinerja dosen secara terpisah dapat memberi masukan yang berarti bagi
peneliti dapat memperkuat teori tentang pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja dosen terhadap kinerja dosen.
2.7 Kerangka Berpikir
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan pegawai KPA dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai moral dan etika.
Gibson 1987 menyatakan bahwa ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain: 1 Faktor individu: kemampuan, keterampilan, latar
belakang keluarga, pengalaman tingkat sosial dan demogarfi seseorang. 2 Faktor psikologis: persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, dan kepuasan kerja. 3
Faktor organisasi: struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, system penghargaan reward system.
Dalam hal ini peneliti hanya akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor motivasi dan kepuasan kerja, sedangkan factor lain yang
mempengaruhi diabaikan. David C. McClelland dalam Mangkunegara 2004:99 berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan
pencapaian kinerja. Motivasi kerja adalah suatu dorongan dalam diri pegawai KPA untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas pendidikan dan pengajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja dengan optimal. Pegawai KPA yang mempunyai
motivasi kerja tinggi cenderung memiliki prestasi kerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang prestasi kerjanya rendah dimungkinkan karena motivasi kerjanya
rendah Selanjutnya, McClelland mengemukakan 6 karakteristik dari pegawai yang
memiliki motivasi kerja tinggi yaitu: 1 memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2 berani mengambil resiko, 3 memiliki tujuan yang realistis, 4
Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya, 5 Memanfaatkan umpan balik feed back yang konkret dalam
seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya, 6 mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Berdasarkan pendapat McClelland tersebut, pegawai KPA akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motivasi kerja tinggi. Motivasi kerja yang perlu
dimiliki oleh pegawai KPA harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motivasi kerja yang ditumbuhkan dari dalam diri
sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih maksimal.
Herzberg dalam Hasibuan 2003:46 menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan
kebutuhan yaitu faktor pemeliharaan dan faktor motivator. Faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketenteraman
badaniah, sedangkan faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi yaitu; prestasi, pengakuan, tanggung jawab, promosi, dan pertumbuhan.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kinerja pegawai KPA. Pegawai KPA yang memiliki rasa puas di dalam bekerja dia akan
merasakan hasil kerja yang baiktinggi. Sebaliknya apabila ia merasa kurang puas di dalam bekerja, maka ia mendapatkan hasil kerja kurang baikrendah. Dalam hal
ini, kepuasan kerja dimaksudkan adalah suatu sikap positif yang menyangkut penyesuaian diri dari para pegawai KPA terhadap pekerjaannya, jika pegawai
KPA merasa puas terhadap pekerjaannya, maka pegawai KPA tersebut memiliki sikap positif dan bangga, serta menilai pekerjaannya tinggi, karena situasi dan
kondisi kerja dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapannya. Robins 2006 menyatakan bahwa kepuasan adalah sikap umum individu terhadap
pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu, seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya
menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya Locke dalam Usmara 2006:34 menyatakan bahwa kepuasan ditentukan oleh perbedaan yang diinginkan