Pengaruh Faktor Pencampuran Bahan Terhadap Kualitas Speculas Pengaruh Faktor Pencetakan Adonan Terhadap Kualitas Speculas Pengaruh Faktor Pembakaran Terhadap Kualitas Speculas Pengaruh Fakor Pengemasan Terhadap Kualitas Speculas

2.2.1.8 Pengaruh Faktor Pencampuran Bahan Terhadap Kualitas Speculas

Dalam pembuatan adonan, harus di perhatikan mulai dari pencampuran bahan dan pengadukan. Bahan – bahan yang sudah di timbang di campur sesuai urutan yang telah di tentukan, pencampuran bahan menggunakan 2 buah pisau hal ini agar menghasilkan adonan pasir. Apabila mencampur adonan terlalu lama maka adonan akan menjadi melebar kesamping ketika di oven sehingga bentuknya akan berubah dan teksturnya menjadi lebih keras. Dan sebaliknya apabila pencampuran adonan terlalu sebentar makan mengakibatkan adonan tidak homogen sehingga permukaan speculas berbintik.

2.2.1.9 Pengaruh Faktor Pencetakan Adonan Terhadap Kualitas Speculas

Apabila adonan telah merata, adonan siap di bentuk atau di cetak. Pencetakan atau pembentukan adonan harus memperhatikan besar kecil dan tebal tipisnya, yaitu harus di seragamkan supaya dalam pembakaran akan matang secara bersamaan. Jika ukuran tidak seragam maka akan mempengaruhi kualitas tekstur dan warna yang tidak seragam.

2.2.1.10 Pengaruh Faktor Pembakaran Terhadap Kualitas Speculas

Faktor yang harus di perhatikan adalah suhu oven, suhu oven yang di gunakan dalam pembakaran adalah 160°C selama 20 menit. suhu oven yang terlalu tinggi akan menyebabkan mudah gosong sehingga menyebabkan kurang menarik, rasanya pahit dan aroma khas hilang, sebaliknya bila suhu oven kurang panas, akan membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembakaran.

2.2.1.11 Pengaruh Fakor Pengemasan Terhadap Kualitas Speculas

Pengemasan dapat mempengaruhi kualitas penampilan . Apabila pengemasan dilakukan pada saat dalam keadaan panas masih hangat hal tersebut dapat berpengaruh pada tekstur kue kering yaitu menjadi tidak renyah karena uap panas tertekan di dalam kue. Sebaiknya didinginkan terlebih dahulu baru dikemas dalam wadah tertutup.

2.3 Tinjauan Tentang Bekatul

Bekatul merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan atau penumbukan gabah menjadi beras. Pada proses tersebut terjadi pemisahan endosperma beras yang biasa kita makan sebagai nasi dengan bekatul yang merupakan lapisan yang menyelimuti endosperma. Berbagai penelitian menunjukkan, bekatul beras memiliki komponen gizi yang sangat dibutuhkan manusia. Jadi patut disayangkan jika bekatul hanya ditujukan sebagai pakan ternak. Definisi bekatul dapat di jelaskan sebagai berikut. gabah dihilangkan bagian sekamnya melalui proses penggilingan pengupasan kulit, akan diperoleh beras pecah kulit brown rice. Secara keseluruhan proses penggilingan padi menjadi beras akan menghasilkan 1628 persen sekam, 6-11 persen dedak, 2-4 persen bekatul, dan sekitar 60 persen endosperma Makin tinggi derajat sosoh, semakin putih dan bersih penampakan beras, tapi semakin miskin zat gizi. Pada penyosohan beras dihasilkan dua macam limbah, yaitu dedak rice bran dan bekatul rice polish. Bahan Pangan Dunia FAO telah membedakan pengertian dedak dan bekatul. Dedak merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan