3. Hasil uji t variabel X
3
menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Budiman dan Setiyono 2012. 4.
Hasil uji t variabel X
4
menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh terhadap Penghindaran Pajak. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Chen et al., 2010 dalam Prakosa 2014 dan Rusydi dan Martani 2014.
5. Hasil uji F menyatakan bahwa Karakteristik Perusahaan dan Kepemilikan
Keluarga berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Penghindaran Pajak. Hasil uji F sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Swingly dan
Sukartha 2015, Prakosa 2014, Kurniasih dan Sari 2013, dan Budiman dan Setiyono 2012.
5.2. KETERBATASAN
1. Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian ,yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebanyak 25 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2011-2015
sehingga hasil dalam penelitian ini bisa saja berbeda pada sektor dan tahun penelitian lainya ,Pengukuran tax avoidance dengan CETR hanya
menggunakan data perusahaan dalam annual report.variabel Karakteristik Perusahaan dan Kepemilikan Keluarga hanya bisa menjelaskan 14 variasi
variabel penghindaran pajak. Itu artinya masih ada 86 variasi variabel yang bisa menjelaskan mengenai penghindaran pajak ada diluar penelitian, seperti
karakteristik eksekutif, jumlah komite audit, proporsi dewan komisaris dan
lainnya. Oleh karena itu penelitian selanjutnya sebaiknya juga menggunakan variabel-variabel lain.
5.3. SARAN
Penulis memiliki beberapa saran yang dapat membantu penelitian selanjutnya, antara lain sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya agar memperluas jumlah sampel penelitian seperti
perusahaan jasa, perbankan dan otomotif serta menyempurnakan metode sehingga penelitiannya dapat lebih digeneralisir dan menambah jumlah
variabel yang dapat mempengaruhi penghindaran pajak. 2.
Guna mengurangi kesempatan perusahaan melakukan tax avoidance, hendaknya pemerintah lebih meningkatkan pengawasan atau monitoring
terhadap perusahaan-perusahaan yang melaporkan kewajiban perpajakannya. Terutama perusahaan yang melaporkan rugi dalam dua tahun berturut-turut,
karena dikhawatirkan perusahaan yang melaporkan rugi dapat memanfaatkan celah peraturan loopholes yang ada, seperti memanfaatkan kompensasi rugi
fiskal untuk mengurangi beban pajak perusahaan di periode yang akan datang.