b Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Relevensi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya.
c Andal Informasi memiliki kualitas andal reliable adalah jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang jujur faithful
representation .
d Dapat dibandingkan Informasi akuntansi harus dapat diperbandingkan dengan informasi
akuntansi periode sebelumnya pada perusahaan yang sama, atau dengan perusahaan sejenis lainnya pada periode waktu yang sama.
2.1.2 Pengungkapan Disclosure Laporan Keuangan
Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan,
disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan
informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha Chariri dan Ghozali, 2000:235. Hendriksen 2002:429
mengatakan secara sederhana, pengungkapan dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi the release of information. Para akuntan
cenderung menggunakan istilah ini dalam batasan yang lebih sempit,
yaitu pengeluaran informasi tentang perusahaan dalam laporan keuangan, umumnya laporan tahunan.
Menurut Belkaouli 2000:219 tujuan pengungkapan antara lain: 1.
untuk menjelaskan item-item yang diakui dan item-item yang belum diakui serta menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item
tersebut 2.
untuk menyediakan informasi dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui bagi investor dan kreditor dalam
menentukan risiko, dan returnnya 3.
untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang
Dasar perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.
Menurut Jensen dan Meckling dalam Simanjuntak dan Widiastuti 2004:243, agency relationship hubungan keagenan ada bilamana satu
atau lebih individu yang disebut dengan principal bekerja dengan individu atau organisasi lain yang disebut agent, principal akan
menyediakan fasilitas dan mendelegasikan kebijakan pembuatan keputusan kepada agen.
Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Harianto dan Sudomo 2001:106 teori keagenan membahas hubungan antara
manajemen dengan pemegang saham, di mana yang dimaksud dengan principal
adalah pemegang saham dan agent adalah manajemen
pengelola perusahaan. Prinsipal menyediakan fasilitas dan dana untuk menjalankan perusahaan, di lain pihak manajemen mempunyai
kewajiban untuk mengelola apa yang diamanahkan pemegang saham kepadanya. Agen diwajibkan memberikan laporan periodik pada
prinsipal tentang usaha yang dijalankannya. Prinsipal akan menilai kinerja agennya melalui laporan keuangan yang disampaikan
kepadanya. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemiliknya.
Darrough dalam Na’im dan Rakman 2000:73 mengemukakan ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan
yang ditetapkan standar, yaitu : 1.
Pengungkapan Wajib mandated disclosure Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum
yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara
sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Luas pengungkapan wajib tidak sama antara
negara yang satu dengan negara yang lain. Negara maju dengan regulasi yang lebih baik akan mensyaratkan pengungkapan
minimum atas lebih banyak butir dibandingkan dengan yang disyaratkan negara berkembang.
2. Pengungkapan Sukarela voluntary disclosure
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir- butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh
peraturan yang berlaku. Healy dan Palepu dalam Na’im dan Rakhman 2000:73 mengemukakan meskipun semua perusahaan
publik diwajibkan memenuhi pengungkapan minimum, mereka berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi
yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela
secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.
Menurut Hendriksen 2002:432 ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu :
1. Pengungkapan cukup Adequate disclosure
Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup, yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh
peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor.
2. Pengungkapan wajar Fair disclosure
Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung menyiratkan suatu etika, yaitu memberikan perlakuan yang sama
kepada semua pemakai laporan keuangan.
3. Pengungkapan penuh Full disclosure
Pengungkapan penuh menyangkut penyajian informasi yang relevan. Bagi sebagian orang pengungkapan penuh berarti penyajian
informasi secara berlimpah sehingga tidak tepat. Menurut mereka, terlalu banyak informasi akan membahayakan. Karena penyajian
rinci dan yang tidak penting justru akan mengaburkan informasi yang signifikan membuat laporan keuangan sulit ditafsir.
2.1.3 Kelengkapan Pengungkapan