1. 4. Struktur Organisasi Polwiltabes Semarang
DRS. AMRIN REMICO, MM. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI
Drs.ACHMAD YUDI S,SH,MH AKBP
13
2. 2. Masyarakat dan Penyakit Masyarakat 2.2.1
Masyarakat dan Hukum
Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socius, yang berarti “ kawan “, istilah masyarakat sendiri
berasal dari akar kata Arab, syaraka yang berarti “ ikut serta, berpartisipasi “. Jadi masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
saling “ bergaul “, atau dengan istilah ilmiah, saling “ berinteraksi “ Koentjaraningrat, 1990 : 143-144.
Usaha manusia untuk mengkaji hukum sudah berlangsung sejak adanya hukum. Karena adanya hukum adalah sama dengan usia
umat manusia itu sendiri, maka dapatlah dikatakan bahwa pengkajian tentang hukum telah berlangsung sepanjang zaman semenjak adanya
umat manusia dipermukaan bumi. Menurut Tjitrowinoto Dalam Abdurrahman, 1987 : 80, adanya hukum itu dipandang sebagai
suatu keharusan, oleh karena adanya hukum itu merupakan syarat mutlak untuk dapat terus langsung berdirinya masyarakat. Dengan
tiada hukum, maka tidak mungkin orang dapat hidup dengan aman dan tenteram. Tujuan utama dari hukum ialah mengatur masyarakat
agar tercapai keadaan tenteram. Kepentingan-kepentingan dari tiap orang saling bertentangan dan pertentangan kian menghebat jika
hukum tidak turut mencampurinya. Oleh hukum maka kepentingan masing-masing orang dibatasi, agar dengan demikian dapat tercapai
keseimbangan itu hanya dapat tercapai, jikalau hukum juga
14
menggunakan keadilan dalam membatasi kepentingan-kepentingan masing-masing orang itu. Dalam mengatur untuk mencapai
ketentraman, maka tidak boleh dilupakan pembatasan kepentingan masing-masing orang itu secara adil. Keberhasilan Polri tidak hanya
ditentukan oleh kemampuannya menekan angka kriminalitas dan menaikkan angka penyelesaian kasus kejahatan, tetapi juga oleh
kemampuan menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan Kamtibmas. Pendapat seorang pakar Kepolisian
Amerika, Alain Coffey dalam buku Police and The Community in Transition Dalam Tabah, 1991 : 339 yang antara lain mengatakan
bahwa tugas polisi di manapun sangat membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi dalam hal ini lebih difokuskan pada
kesadaran masyarakat dalam mengamankan dan menertibkan pribadinya dan lingkungannya, baik lingkungan tinggal maupun
lingkungan kerja. Penanganan masalah Narkoba di Indonesia menjadi tanggung
jawab pemerintah, masyarakat dan instansi terkait sebagaimana termuat dalam UU No. 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika dan UU
No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika, dimana mewajibkan masyarakat ikut aktif dalam memerangi kejahatan tindak pidana
Narkoba, serta Undang-undang tersebut juga memberikan perlindungan istimewa terhadap pelapor,dan saksi-saksi. Penyidikan
tindak pidana Narkoba merupakan kasus yang diprioritaskan Satgas Luhpen Narkoba Mabes Polri, 2001 : 26.