Pengertian Remaja Masa Remaja Batasan Usia Remaja

26 dan ibu secara umum ibulah yang paling dekat dengan anak. Oleh karena itu, contoh teladan dari bapak dan ibu sangat berpengaruh pada pembentukan mental anak, baik berupa perkataan, amal perbuatan dan tingkah laku orang tua akan memberikan bahan mental yang kuat bagi anak.

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budi Pekerti Anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi budi pekerti anak adalah sebagai berikut: 1. Faktor dasar dan ajar konvergensi 2. Faktor dalam diri pribadi anak yang dibawa sejak lahir nativisme 3. Faktor dari luar atau lingkungan anak empirisme. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1990:46-47.

2.2.6 Cara Menanamkan Budi Pekerti pada Anak

Menurut Aba Firdaus Al-Halwani, dalam melahirkan anak soleh ada lima pedoman dalam mendidik anak Aba Firdaus, 1999:89 yaitu: 1. Akidah dan agama 2. Ketaatan 3. Kejujuran 4. Amanah 5. Sifat qoanah dan ridho

2.2 Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Remaja berasal dari latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik Hurlock, 1992. 27 Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon Monks, dkk 1994 bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini Siti Sundari 2004: 53 masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.

2.3.2 Masa Remaja

Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat 1990: 23 remaja adalah: Masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock 2003: 26 bahwa remaja adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. 28

2.3.3 Batasan Usia Remaja

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun sama dengan masa remaja awal, 15-18 tahun sama dengan masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun sama dengan masa remaja akhir. Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun Deswita, 2006:192 Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. Dalam penelitian ini adalah remaja berusia 12-16 tahun, dimana pada tersebut terjadi transisi dari anak menjadi dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Kenakalan yaitu perilaku jahat dursia merupakan gejala sakit patologis secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Anak-anak muda yang jahat itu disebut pula sebagai anak cacat 29 secara sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat. Anak-anak remaja yang melakukan kejahatan itu pada umumnya kurang memiliki kontrol diri, atau justru menyalahgunakan kontrol diri tersebut, dan suka menegakan standar tingkah laku sendiri, serta meremehkan kebenaran orang lain. Adapun motif yang mendorong mereka melakukan tindak kejahatan dan kedursilaan itu antara lain: 1. Untuk memuaskan kecenderungan kesekarahan 2. Meningkatkan agresivitas dan dorongan seksual 3. Salah asuh dan salah didik orang tua, sehingga anak menjadi manja dan lemah mentalnya. 4. Hasrat untuk berkumpul dengan kawan senasib dan sebaya dan kesukaran untuk meniru-meniru. Keseluruhan tindak kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak remaja itu tidak dapat diketahui dengan cepat, karena kasus yang dilaporkan kepada polisi dan diajukan ke pengadilan sangat terbatas. Hanya proporsi yang sangat keci saja dari jumlah kejahatan itu bisa diketahui atau dilaporkan, biasanya berupa tindak kriminal yang bengis dan sangat mencolok dimata umum. Kejahatan kecil pada umumnya tidak dilaporkan, karena orang enggan berurusan dengan polisi ataupihak berwajib, atau orang merasa malu jika peristiwanya sampai terungkap. 30

2.3 Kerangka Berfikir