untuk mewakili dan memperjuangkan segala kepentingan rakyat dari berbagai aspek. Seorang wakil rakyat dituntut berkemampuan :
a. Menampung dan merumuskan kepentingan rakyat
b. Agregasi berbagai kepentingan yang akan disalurkan c. Menyalurkan dan memperjuangkan kepentingan tersebut dan
d. Evaluasi dan pertanggungjawaban kepada rakyat. Dalam penelitian ini, anggota DPRD perempuan telah memiliki
kemampuan dari penampungan aspirasi masyarakat hingga evaluasi pertanggungjawaban kepada rakyat khususnya perempuan, sehingga
mereka dapat memperjuangkan kepentingan perempuan nantinya.
F. Kerangka Pikir
Fungsi legislasi merupakan fungsi paling dasar yang dimiliki oleh sebuah
lembaga legislatif. Fungsi legislasi ini bertujuan agar DPRD dapat membentuk peraturan perundang-undangan yang baik. Kegiatan legislasi
selalu identik dengan proses pembentukan sebuah undang-undang. Melalui DPRD aspirasi masyarakat ditampung, kemudian dari kehendak rakyat
tersebut diimplementasikan dalam undang-undang yang dianggap sebagai representasi rakyat banyak. Sesuai dengan dasar kewenangan penyusunan
Perda, perancang Perda adalah aparat Pemerintah Daerah dan anggota DPRD. Dalam pembuatan peraturan setidaknya pihak-pihak tersebut
mengerti dasar-dasar teknik pembuatan peraturan perundang-undangan. Permasalahan yang sering timbul di tingkat perancangan Perda adalah
aparat yang berwenang kurang memiliki kemampuan mengenai mekanisme pembuatan perundang-undangan. Oleh karena itu, DPRD
dituntut memiliki kemampuan, menampung dan merumuskan kepentingan rakyat, agregasi berbagai kepentingan yang akan disalurkan, menyalurkan
dan memperjuangkan kepentingan tersebut sebagai pertanggungjawaban
kepada rakyat.
Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan memiliki dampak yang berbeda
antara warga negara perempuan dan warga negara laki-laki. Kebijakan yang berhubungan dengan perempuan tersebut seringkali dianggap sudah
pasti terpenuhi oleh para anggota parlemen laki-laki. Padahal di lain pihak, kepentingan khusus perempuan tidak mendapatkan porsi yang cukup
dalam proses pengambilan kebijakan politik yang ada. Melihat beberapa penjelasan diatas, sangatlah penting untuk melakukan
penelitian terhadap kinerja yang dimiliki oleh anggota perempuan DPRD Kota Metro dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Penulis juga akan
melakukan analisis kinerja pada anggota DPRD perempuan di Kota Metro dengan menggunakan indikator kinerja dari teori Ratminto dan Dwiyanto,
yaitu responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas dengan kaitannya mengenai tahapapn proses legislasi dapat terbentuk, dari pengambilan
aspirasi, penyaluran hinggan pertnggungjawaban kepada rakyat yang kemudian aspirasi itu diimplementasikan ke dalam suatu kebijakan daerah
ataupun tindakan yang berorientasi fisik yang nantinya apakah dapat
mementingkan kepentingan kaum perempuan atau tidak di dalamnya. Berikut gambaran bagan kerangka pikir dalam penulisan ini:
Gambar 1. Kerangka Pikir Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD
Perempuan Di Kota Metro Ditinjau Dari Aspek Legislasi
Anggota DPRD Perempuan dalam Memperjuangkan Kepentingan
Perempuan Di Kota Metro
Menampung dan merumuskan
kepentingan perempuan
Agregasi berbagai kepentingan
perempuan yang akan disalurkan
Menyalurkan dan mperjuangkan
kepentingan perempuan