Kerangka Berpikir Hipotesis Penelitian

34

2.2.10 Teori Konstruktif

Menurut konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fisik, dan lain-lain Pannen,2001 :18. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki sehingga pengetahuan berkembang. Pengetahuan dibina secara aktif oleh seseorang yang berpikir. Seseorang tidak akan menyerap pengetahuan dengan pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan baru, peserta didik akan menyesuaikan informasi baru atau pengetahuan yang disampaikan guru, dengan pengetahuan atau informasi yang telah dimilikinya. Peserta didik membangun pandangannya terhadap dunia melalui pengalaman individu atau skema. Konstruktif menekankan pada menyiapkan peserta didik untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi yang tidak tentu. Teori ini sejalan dengan penelitian tentang media CD interaktif ini, karena guru dan buku bukan merupakan satu-satunya sumber informasi. Pengalaman peserta didik tidak hanya diperoleh di kelas melalui interaksinya dengan guru dan buku, tetapi juga melalui interaksi dengan lingkungan dan masyarakat sosial di sekitarnya, setiap saat melalui beragam media.

2.3 Kerangka Berpikir

Rasa senang akan dapat memotivasi peserta didik belajar dengan penuh kesungguhan. Belajar dengan sungguh-sungguh membuat peserta didik menguasai kompetensi dengan lebih baik dan tercapainya KKM secara optimal. Penguasaan materi yang baik menandai peningkatan prestasi. Untuk meciptakan senang belajar guru harus trampil menyusun strategi pembelajaran yang kreatif, inovatif yang dapat mengakomodasi perbedaan individu peserta didik yang usianya berada pada taraf operasi formal, salah satu yang penting yaitu pembuatan CD interaktif sebagai media pembelajaran mandiri. Penelitian dalam tesis ini, pengembangan strategi pembelajaran dengan CD interaktif sebagai media pembelajaran mandiri kompetensi membaca cerita wayang Ramayana pada mata pelajaran bahasa Jawa untuk peserta didik SMP kelas VII. Jika dalam proses pembelajaran guru menggunakan CD interaktif sebagai media pembelajaran mandiri kompetensi membaca cerita wayang, peserta didik dapat belajar dalam suasana senang sesuai kecepatan belajar masing-masing individu, lebih termotivasi belajar bahasa Jawa sehingga pembelajaran lebih berkualitas. Kualitas pembelajaran menyebabkan peserta didik belajar dengan tuntas yang akhirnya dapat meningkatkan penguasaan materi. 35

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, diduga CD interaktif sebagai media pembelajaran mandiri kompetensi membaca cerita wayang pada mata pelajaran bahasa Jawa, mempunyai peranan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan adalah “Pengembangan strategi pembelajaran dengan CD interaktif sebagai media pembelajaran mandiri kompetensi membaca cerita wayang pada mata pelajaran bahasa Jawa”, dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran sesuai fasilitas yang disediakan sekolah. 36

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian meliputi, 1 desain pengembangan, 2 subjek uji coba, dan 3 instrumen pengumpulan data. Secara lebih terinci masing-masing sub bab tersebut akan diuraikan berikut ini.

3.1 Desain Pengembangan

Dalam rangka menghasilkan produk CD interaktif sebagai media pembelajaran kompetensi membaca cerita wayang yang berkualitas, model pengembangan yang dipakai penelitian adalah model Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Educational Research Development. Menurut Borg Goll 1983 dibagi dalam 10 tahapan. Tahap 1 pengumpulan informasi dan kajian literer ; 2 penyusunan desain dan model pengembangan; 3 pengumpulan data lapangan; 4 analisis data awal; 5 penyusunan model pengembangan; 6 uji coba lapangan ; 7 workshop penyusunan model ; 8 review pakar ; 9 penyempurnaan model ; 10 penyusunan model. Pengembangan CD interaktif sebagai media pembelajaran mandiri membaca cerita wayang pada mata pelajaran bahasa Jawa ini memodifikasi 10 tahap pengembangan tersebut di atas menjadi 6 tahap. Hal ini dilakukan dengan alasan disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Keenam tahap tersebut adalah sebagai berikut. 1 Tahap analisis teoretis dan praktis ; 2 Tahap analisis kebutuhan guru dan siswa ; 3 Penyusunan prototipe ; 4 Uji ahli dan guru ; 5 Tahap revisi prototipe ; 6 Tahap uji penggunaan produk. Keenam tahap pokok dalam mengembangkan CD interaktif sebagai media pembelajaran mandiri membaca cerita wayang dapat dijelaskan dengan bagan berikut ini.