data dari masyarakat mengenai pelaku kawin kontrak, peneliti kemudian mendatangi narasumber terkait dengan pelaku kawin kontrak. Peneliti lalu
melakukan pendekatan pada pelaku kawin kontrak, yang dalam hal ini lebih di khususkan pada wanita yang mau menerima tawaran kawin kontrak.
3.3.2 Narasumber Sekunder Penelitian
Narasumber sekunder penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan narasumber utama penelitian, serta mengetahui secara
jelas keseharian aktivitas narasumber utama. Kriteria narasumber sekunder dalam penelitian mengenai Latar Belakang Kawin Kontrak ini adalah keluarga terdekat
dari narasumber utama. Pada studi ini, narasumber sekunder akan berperan sebagai informan untuk membantu dalam pemeriksaan kembali atas kebenaran
informasi yang diberikan oleh narasumber utama.
3.3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kota Jepara. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena kota tersebut berlatar belakang kota
industri mebel dan memiliki daya tarik pariwisata akan keindahan pantainya, oleh karena itu banyak investor asing yang berkunjung di daerah tersebut. Demi tujuan
tertentu, para investor asing ini kemudian menawarkan kawin kontrak pada perempuan Jepara untuk beberapa waktu.
3.3.4 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud
untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang
tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister dalam Purwandari 2010 : 75. Hampir setiap penelitian kualitatif selalu menyertakan wawancara sebagai
teknik pengambilan datanya. a. Teknik Wawancara
Kualitas penelitian sangatlah bergantung pada kemampuan periset menggali informasi sedalam-dalamnya kepada narasumber utama. Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin. Alasan menggunakan teknik bebas terpimpin ini dikarenakan pedoman wawancara yang
dibuat berupa daftar pertanyaan, tetapi tidak berupa kalimat-kalimat yang mengikat. Bentuk kebebasan disini sekedar catatan-catatan pokok yang masih
memungkinkan variasi-variasi pertanyaan yang disesuaikan dengan selera situasi yang ada Rahayu dan Ardani, 2004: 79. Dengan menggunakan variasi
pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi, memudahkan peneliti untuk melakukan probing agar dapat memahami dari fenomena yang akan diteliti.
b. Isi Wawancara Dalam sebuah wawancara, secara terus menerus serangkaian pertanyaan
akan diajukan peneliti kepada narasumber utama studi. Guna memenuhi tujuan penelitian, secermat mungkin peneliti berusaha memerhatikan hubungan jawaban
demi jawaban yang disampaikan narasumber utama studi. Untuk menghindari terjadinya wawancara yang sia-sia trash talk, maka dalam studi mengenai latar
belakang kawin kontrak di kabupaten Jepara, peneliti menggunakan pedoman
wawancara interview guide yang berisi pertanyaan mengenai latar belakang internal, latar belakang eksternal, pengetahuan dan pemahaman narasumber utama
mengenai aturan kawin kontrak, dan penghayatan narasumber terhadap kawin kontrak yang dilakukannya.
3.4 Analisis Data