adanya sertifikasi terdapat jaminan dan kepastian tentang status profesionalisme guru. Adapun tujuan diadakannya sertifikasi guru adalah:
a Sertifikasi diakukan untuk menentukan kelayakan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
b Meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.
c Meningkatkan martabat guru.
d Meningkatkan profesionalisme guru Marselus, 2011 : 77.
Selain tujuan yang dikemukakan diatas, sertifikasi juga memiliki manfaat, yaitu sebagai berikut :
a Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten
yang dapat merusak citra guru. b
Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional.
c Meningkatkan kesejahteraan guru Marselus, 2011 : 78.
2.5 KERANGKA BERPIKIR
Sertifikasi guru merupakan program dari pemerintah untuk meningkatkan keprofesionalan guru. Menurut Peraturan Menteri No.16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, seorang guru harus menguasai empat kompetensi, salah satunya adalah kompetensi profesional. Guru
yang menguasai kompetensi profesional memiliki kriteria sebagai berikut : 1.
Menguasai materi, stuktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu. Penguasaan terhadap materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan menjadi salah satu persyaratan
untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif. Penguasaan ranah keilmuan merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh semua guru.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
atau bidang pembangunan yang diampu. Setiap guru harus menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari mata pelajaran yang diampuh.
Melalui penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar, gurudapat mengembangkan silabus dan RPP sebagai perangkat pembelajarannya.
3. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara aktif. Prinsip utama
dalam penguasaan kompetensi ini adalah agar meteri pembelajaran yang akan dipelajari oleh siswa menjadi bermakna bagi mereka, sehingga tidak
hanya diketahui tetapi juga dihayati dan diamalkan oleh siswa. 4.
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif. Seorang guru profesional untuk menjadi lebih maju tidak
lepas adanya unsur refleksi diri, karenarefleksi diri dapat mengembangkan profesional secara berkelanjutan.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kompetensi profesional diperuntukkan oleh guru untuk mengembangkan
diri atau berkomunikasi dengan kolega atau sejawat. Setiap guru untuk selalu menjaga tingkat keprofesionalannya, maka
dibutuhkan upaya-upaya pengembangan kompetensi profesional. Upaya-upaya
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Rutin mengikuti diklat, seminar, loka karya dan pelatihan keguruan lain untuk mengembangkan kompetensi
profesional, 2 Mengembangkan silabus dan RPP sesuai dengan perkembangan zaman, 3 Banyak mencari sumber pembelajaran dari berbagai media, 4
Senang berinovasi mengenai metode pembelajaran dalam kelas, 5 Melakukan penelitian tindakan kelas, 6 Mengikuti berbagai kompetisi keguruan, 7
mengembangkan kemampuan dalam bidang komunikasi dan teknologi. Guru dalam upaya mengembangkan kompetensi profesional terdapat
kendala-kendala yang bersifat menghambat. Kendala-kendala tersebut dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Kendala internal
terkait dengan faktor diri sendiri, sedangkan kendala ekternal terkait dengan faktor dari luar.
Menurut uraian kerangka berpikir di atas dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Bagan 1. Kerangka Berpikir Keterangan:
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang di ampu. 2.
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran atau bidang pembangunan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara aktif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif. 5.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2007 Tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Sertifikasi
Guru Kompetensi
Profesional
1 5
4 3
2
Guru Profesional Pengembangan
Kompetensi Profesional
Kendala-Kendala
99985
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif persentase. Penelitian deskriptif persentase adalah proses penemuan pengetahuan yang menggunakan
data berupa angka persentase sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Metode diskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpresensi yang tepat. Dengan metode penelitian deskriptif persentase ini, peneliti ingin mengetahui kondisi dari kompetensi profesional yang dimiliki
oleh guru pascasertifikasi di SMP Se-kecamatan Semarang Selatan, selain itu juga untuk mengetahui bagaimana pengembangan kompetensi profesional guru
pascasertifikasi di SMP Se-kecamatan Semarang Selatan dan kendala-kendala dalam pengembangannya.
3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas tertentu yang ditetepkan oleh peneliti untuk dipelejari
dan kemudian ditarik kesimpullannya Sugiyono, 2006:55. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Menengah Pertama yang telah lulus
sertifilasi Se-kecamatan Semarang Selatan. Data yang didapatkan dari Dinas Pendidikan Kota Semarang.
41