JUDUL PENELITIAN Penerapan Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal Teaching untuk IDENTITAS PENULIS NAMA LATAR BELAKANG MASALAH

A. JUDUL PENELITIAN Penerapan Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal Teaching untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Singaraja

B. IDENTITAS PENULIS NAMA

: KELOMPOK 1 KELAS : VI A JURUSAN : PENDIDIKAN MATEMATIKA

C. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan syarat penting bagi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Tanpa hal tersebut suatu negara tidak akan maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. UNESCO menetapkan empat pilar utama pendidikan untuk menghadapi abad ke -21, yaitu 1 Learning to know, yaitu belajar tidak hanya berorientasi kepada hasil belajar, tetapi harus beroirientasi kepada proses belajar2 Learning to do yaitu belajar untuk penguasaan kompetensi, 3 Learning to be yaitu membentuk manusia yang menjadi dirinya sendiri, dan4 Learning to live together yaitu belajar untuk bekerja sama. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan secara berkelanjutan dalam bidang pendidikan demi mewujudkan generasi penerus yang terdidik dan memiliki akhlak mulia. Keberhasilan dunia pendidikan pada abad-21, akan tergantung pada sejauh mana dikembangkannya keterampilan-keterampilan baru untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembentukan individu atau sumber daya manusia yang memiliki kompetensi handal telah menjadi tugas dari dunia pendidikan, khususnya pendidikan dalam bidang matematika. Selain sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia pendidikan, matematika juga merupakan salah satu bidang studi yang sangat penting bagi peserta didik maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain. Kedudukan matematika dalam 1 dunia pendidikan memiliki manfaat yang sangat besar sebagai alat dalam perkembangan pendidikan dan kecerdasan akal. Oleh karena itu, pendidikan dalam bidang matematika berpotensi memainkan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia. Depdiknas 2006 menyatakan bahwa pembelajaran matematika memiliki empat tujuan, yaitu: 1 melatih cara berpikir dan bernalar dalam bentuk menarik kesimpulan, 2 mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, rasa ingin tahu, prediksi serta mencoba-coba, 3 mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, dan 4 mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan. Terkait dengan tujuan tersebut, proses pembelajaran matematika harus dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Namun yang terjadi di lapangan tidaklah sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pada umumnya pembelajaran matematika masih didominasi oleh paradigma teacher centered, dimana guru aktif mentransfer pengetahuan kepikiran siswa dan siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Permasalahan teacher center seperti di atas juga terjadi di kelasVIIA SMP Negeri 2 Singaraja. Situasi pembelajaran di kelas tersebut siswa cenderung tergantung kepada guru dalam mempelajari materi sehingga siswa tidak dapat secara mandiri merangkummeringkas materi tersebut. Karena siswa tidak dapat merangkummeringkas materi secara mandiri dan masih bergantung dengan penjelasan guru, maka siswa tidak mampu untuk menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain. Sehingga dari permasalahan ini, menyebabkan siswa tidak dapat dapat pengembangan materi yang dipelajarinya saat itu. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dalam membangun pengetahuannya sendiri, sehingga peran guru dalam proses pembelajaran hanya berperan sebagai fasilitator untuk menyediakan suasana belajar yang mendukung proses kontruksi 2 pengetahuan siswa. Suasana pembelajaran yang kurang aktif di kelas VIIA ini juga mengakibatkan hasil matematika di kelas tersebut rendah. Keaktifan dan hasil belajar matematika di VIIA SMP Negeri 2 Singaraja yang rendah diindikasikan akibat adanya penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, sehingga mendorong peneliti untuk mengadakan perbaikan terhadap model pembelajaran matematika di Kelas VIIA SMP Negeri 2 Singaraja. Salah satu upayanya adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Terbalik Reciprocal Teaching. Model pembelajaran terbalik reciprocal teaching merupakan konsep baru dalam pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Diharapkan dalam model pembelajaran ini siswa mampu menyajikan materi pembelajaran di depan kelas dan kemampuan siswa dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan. Model ini juga dapat membantu melengkapi kekurangan dari kebutuhan yang sering dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran yang sudah usang, seperti mengatasi kurangnya keaktifan siswa dalam suatu situasi pembelajaran yang didominasi oleh guru. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal Teaching untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Singaraja”.

D. RUMUSAN MASALAH