Dampak UHI terhadap THI dan Neraca Energi

15 Tabel 5. Kepadatan kendaraan unitkm 2 per-dekade wilayah JABOTABEK Lokasi 1961 1971 1981 1991 2001 2004 Jakarta Kendaraan unit 37.855 42.855 47.855 83.445 176.442 234.668 Luas km 2 592 617 657 661 661 661 Kepadatan unitkm 2 64 69 73 126 267 335 Bogor Kendaraan unit 7.078 8.078 9.078 25.008 44.807 58.249 Luas km 2 3.020 3.020 3.021 3.379 3.463 3.463 Kepadatan unitkm 2 2 3 3 7 13 17 Tangerang Kendaraan unit 43.069 103.069 163.069 224.069 289.866 385.522 Luas km 2 1.325 1.325 1.325 1.399 1.414 1.414 Kepadatan unitkm 2 33 78 123 160 205 273 Bekasi Kendaraan unit 9.294 11.294 13.194 32.324 68.331 90.880 Luas km 2 1.600 1.599 1.284 1.484 1.484 1.484 Kepadatan unitkm 2 6 7 10 22 46 61 Sumber: Yani dan Effendy, 2003 dan DLLAJ Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi, 2005 Berdasar Tabel 5, dapat dilihat bahwa wilayah Jakarta yang paling potensial dalam peningkatan UHI bila dikaitkan dengan tingkat kepadatan kendaraan. Hasil penelitian 3 tahun terakhir, didapatkan data peningkatan kendaraan rata-rata sebesar 11 pertahun dengan dominasi kendaraan roda dua Ernawi, 2007.

2.6. Dampak UHI terhadap THI dan Neraca Energi

Dampak UHI secara lokal di wilayah beriklim dingin dan beriklim panas, dikemukan oleh Oke 1997, Givoni 1998 dan Voogt 2002. Secara rinci disajikan pada Tabel 6. Pada Tabel 6 terlihat bahwa dampak UHI terhadap kenyamanan, penggunaan energi, polusi udara, penggunaan air dan aktivitas biologis bernilai negatif di wilayah beriklim panas, sedangkan wilayah beriklim dingin UHI berdampak positif bagi kenyamanan, penggunaan energi dan aktivitas biologis 16 saat musim dingin dan gugur. Dampak positif dirasakan karena suhu udara di musim dingin dan gugur menjadi tidak sedingin jika tanpa UHI. Tabel 6. Dampak UHI berdasarkan tipe iklim wilayah Dampak Wilayah iklim dingin Wilayah iklim panas Kenyamanan manusia Positif di musim dingin dan gugur; negatif si musim semi dan panas Negatif sepanjang tahun Penggunaan energi Positif di musim dingin dan gugur; negatif si musim semi dan panas Negatif sepanjang tahun Polusi udara Negatif Negatif Penggunaan air Negatif Negatif Aktivitas biologis Positif Negatif Kenyamanan merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan pengaruh keadaan lingkungan fisik atmosfer atau iklim terhadap manusia. Kondisi nyaman apabila sebagian energi manusia dibebaskan untuk kerja produktif dan upaya pengaturan suhu tubuh berada pada level minimal. Secara kuantitatif dinyatakan sebagai Temperature Humidity Index disingkat THI. Dirumuskan oleh Nieuwolt 1975, pada wilayah tropis. Mulyana 2003 mengaplikasikan rumusan tersebut untuk kajian aspek kenyamanan terhadap perkembangan perkotaan Bandung. Penggunaan Rumus Nieuwolt di Colombo, Sri Lanka, secara empiris mengaitkan hubungan THI dan kenyamanan populasi. Pada THI antara 21-24 o C terdapat 100 populasi menyatakan nyaman, THI antara 25-27 o C hanya 50 populasi merasa nyaman, serta pada THI 27 o C sebanyak 100 populasi merasa tidak nyaman Emmanuel, 2005. Penggunaan rumus Nieuwolt diterapkan pada beberapa kajian antara perasaan kenyamanan secara subjektif pada berbagai wilayah dengan kisaran nilai THI hasil perhitungan. Hasil kajian tersebut disajikan dalam bentuk tabel seperti pada Tabel 7. 17 Tabel 7. Selang kenyamanan beberapa negara Negara Selang kenyamanan THI o C Pustaka Indonesia 20-26 Mom, 1947 Malaysia 21-26 Webb, 1952 India 21-26 Malhotra, 1955 USA bagian utara 20-22 American Society of heating AC Engineers, 1955 USA bagain selatan 21-25 American Society of heating AC Engineers, 1955 Daratan Eropa 20-26 McFarlane, 1958 England 14-19 Bedford, 1954 Berdasar Tabel 7 terlihat bahwa wilayah kajian tidak hanya wilayah tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan India, juga negara subtropis USA bagian Utara, USA bagian selatan, daratan Eropa dan England. Dari Tabel 7 terlihat untuk wilayah tropis kisaran kenyamanan berada pada rentang nilai THI 20 hingga 26 o C, nilai ini konsisten pada kedua negara tropis, kecuali Indonesia. Sedangkan untuk wilayah subtropis didapatkan variasi yang signifikan. Untuk USA utara pada kisaran nyaman pada rentang THI begitu sempit 20-22 o C. Berbeda dengan USA selatan antara 21-25 o C. Sementara di daratan Eropa hampir sama dengan Indonesia batas nyaman pada THI 20-26 o C, kecuali England batas nyaman pada nilai THI 20 yakni 14-19 o C. Keragaman ini terjadi terkait dengan latar belakang lokasi pemukiman responden populasi. Misalnya Inggris wilayah lintang tinggi dengan nilai THI selalu rendah 20 o C, sehingga tatkala nilai THI 20 o C semua responden menyatakan sudah tidak nyaman. Menurut Tapper 2002 Radiasi netto permukaan bumi merupakan gambaran dari kesetimbangan antara gelombang radiasi pendek yang datang R sin dikurangi yang pergi R sout ditambah radiasi gelombang panjang yang datang R lin dikurangi yang pergi R lout . Neraca energi penting dikaji karena dapat dijadikan sebagai penciri kondisi iklim lokalregional suatu lokasi, yang memberikan informasi nilai masing-masing komponen radiasi yang terkonversi menjadi fluks pemanasan udara, fluks pemanasan tanah dan fluks pemanasan laten untuk evaporasi Sellers et al, 1997; Katlthoff et al, 1999. 18 Ciri kota dibandingkan desa akan sangat berbeda dalam hal konversi radiasi netto untuk ketiga hal baik sebagai pemanas udara, pemanas permukaan maupun sebagai penguap air. Khomarudin 2005 mengkaji Kota Surabaya menemukan ciri neraca energi kota pada besarnya komponen radiasi netto dipakai untuk memanaskan permukaan dan udara di atasnya. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab makin meluasnya fenomena UHI di perkotaan. Tiga konsep yang dikembangkan untuk mengkaji penggunaan neraca energi perkotaan: 1 Konsep Albedo α yaitu, rasio antara radiasi gelombang pendek yang dipantulkan dengan radiasi yang datang pada permukaan. Permukaan yang terang dan kering dicirikan oleh nilai albedo yang tinggi. 2 Konsep Rasio Bowen β Ohmura, 1982; Perez et al, 1999 yaitu, rasio antara fluks untuk memanaskan udara dengan fluks penguapan. Permukaan kering dicirikan nilai β yang tinggi. 3 Konsep Fraksi Alfa Fα dikembangkan oleh Jarvis 1981 yaitu, rasio antara fluks penguapan dengan radiasi neto. Nilai F α indikator besar-kecilnya jumlah energi Rn yang dipakai untuk penguapan.

2.7. Penginderaan Jauh