117 pelaksana langsung di lapangan adalah Ketua Prodi, Guru program produktif,
dan instruktur lapangan. b. Koreksi terhadap uji keterbacaan khusus untuk sasaran Kaprodi dan guru, yaitu:
1 Pertanyaan pada sub I mulai dari butir 3 dan seterusnya, perlu ditentukan secara pasti siapa yang bertanggung jawab sebab ada yang bertindak sebagai
pelaksana dan penanggung jawab; 2, pertanyaan sub II butir 4, yang dimaksud
penyusun apakah
berarti juga
sebagai pengelola
penghimpunpengatur, karena modul tertentu sebagian sudah disediakan oleh Direktorat; pada butir 7 untuk sasaran Kaprodi, perlu dirinci tentang unsur-
unsur pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran proram produkif; 3 pertanyaan sub III butir 1, perlu dipertegas tentang aspek pelaksanaan
pembelajaran; 4 Dekripsi daftar centang untuk sasaran Kaprodi pada Sub II butir 1 perlu dipertegas siapa yang menjadi pihak terkait karena yang berkaitan
dengan kemampuan profesional dalam aspek pelaksanaan pembelajaran adalah guru dan intruktur.
3. Pengumpulan Data Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan setelah adanya hasil masukan dan koreksi terhadap perbaikan instrumen pengumpulan data. Pendekatan yang diterapkan
dalam studi pendahuluan bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan bentuk penyelenggaraan pembelajaran program produktif, khususnya pada program
keahlian Teknik Mekanik Otomotif, beserta aspek-aspek pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran program produktif. Secara kronologis, pengumpulan
data dalam studi pendahuluan dilakukan dengan memberikan angket kepada
118 responden Ka Prodi, GuruInstruktur program produktif, Instruktur lapangan, dan
Siswa. Setelah jawaban angket terkumpul, langkah berikutnya adalah melakukan pengamatan terhadap kondisilingkungan bengkelworkshop, sebagai langkah
pengecekan silang cross check terhadap apa yang telah diinformasikan responden dalam jawaban angket. Selanjutnya, temuan hasil pengamatan dari
angket dijadikan sumber utama dalam melakukan analisis temuan terhadap aspek- aspek yang menjadi fokus dalam studi pendahuluan. Hasil analisis temuan
tersebut dijadikan dasar selanjutnya dalam menyusun pengembangan desain model pembelajaran program produktif dalam rangka implementasi kurikulum
yang berlaku.
4. Pengembangan Model Pembelajaran dalam Program Produktif
Inti dari kegiatan penelitian ini adalah pengembangan model pembelajaran dalam program produktif dalam rangka implementasi kurikulum yang berlaku,
mencakup kegiatan pengembangan draft desain model, uji coba terbatas, uji coba lebih luas, serta uji validasi.
4.1. Pengembangan Desain Model
Secara bertahap pengembangan draft desain model dilakukan berdasarkan analisis dan kesimpulan hasil studi pendahuluan, khususnya berkaitan dengan
bentuk penyelenggaraan pembelajaran dalam program produktif. Fokus pengembangan desain model ini berkaitan dengan model pembelajaran pada
program keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Oleh karena itu analisis temuan juga secara spesifik dilakukan terhadap penyelenggaraan pembelajaran produktif
pada program keahlian Teknik Mekanik Otomotif. Pengembangan desain model
119 ini bersifat mikro dalam lingkup pembelajaran, sehingga dipilih satu mata
pelajaran yaitu Perbaikan Chasis dan Pemindah Tenaga PCPT yang diselenggarakan pada kelas dua SMK. Tahap-tahap pengembangan desain model
serta hasil yang diperoleh, diuraikan dalam pembahasan berikutnya.
4.2. Ujicoba Terbatas dan Lebih Luas
Rancangan draft desain model yang telah disusun bersama antara penulis dengan guru mata pelajaran Perbaikan Chasis dan Pemindah Tenaga PCPT,
tahap selanjutnya memasuki uji coba terbatas. Tujuan pelaksanaan uji coba terbatas adalah untuk memperoleh gambaran tentang kelayakan desain model
yang dikembangkan, serta melakukan perbaikan desain model berdasarkan masukankoreksi dalam lingkup terbatas. Berdasarkan masukan dan koreksi dalam
uji coba terbatas, berikutnya desain model dilakukan perbaikan untuk selanjutnya memasuki uji coba lebih luas. Secara kronologis, tahapan pelaksanaan dan hasil
uji coba terbatas dan lebih luas diuraikan dalam pembahasan tentang pengembangan model.
5. Uji Validasi Model
Tahap uji validasi dilakukan untuk menilai keterterapan model yang telah melalui uji coba terbatas dan lebih luas. Tahap ini merupakan fase penerapan
model dalam kondisi sebenarnya daripada proses pembelajaran program produktif, tanpa kehadiran penulis baik secara personal, maupun dalam bentuk
arahanbimbingan. Penulis dalam konteks ini bersifat memantau pelaksanaan uji validasi, agar tahap uji validasi berjalan dalam kondisi wajar real setting, sesuai
120 dengan lingkungan SMK yang menjadi subyek uji validasi. Tahapan pelaksanaan
dan hasil uji validasi model, dijelaskan dalam pembahasan tentang uji validasi.
6. Analisis dan Kesimpulan Hasil Penelitian