commit to user 3
serta hasil tanaman tembakau Nicotiana tobacum L. di sub-DAS Progo Hulu.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu bagaimanakah pengaruh dari teknologi konservasi hedgerows pada teras
batu dan teras bangku miring terhadap bakteri dan jamur tanah serta hasil tanaman tembakau Nicotiana tobacum L. di sub-DAS Progo Hulu?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari teknologi konservasi hedgerows pada teras batu dan teras bangku miring terhadap
bakteri dan jamur tanah serta hasil tanaman tembakau Nicotiana tobacum L. di sub-DAS Progo Hulu.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat untuk memberi masukan, rekomendasi dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
teknologi konservasi tanah dan air yang terbaik pada lahan tembakau di Sub- DAS Progo Hulu.
E. Hipotesis
Ho : Penerapan teknologi konservasi hedgerows pada teras batu dan bangku miring berpengaruh nyata terhadap bakteri dan jamur tanah pada
pertanaman tembakau. Hi : Penerapan teknologi konservasi hedgerows pada teras batu dan bangku
miring berpengaruh tidak nyata terhadap bakteri dan jamur tanah pada pertanaman tembakau.
commit to user 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Erosi di Sub-DAS Progo Hulu
Erosi tanah adalah proses tercabutnya dan pemindahan partikel- partikel oleh akibat tetesan air hujan secara terus-menerus di permukaan tanah
sehingga tanah terlepas dari kesatuannya. Erosi berawal dari benturan, atau gaya-gaya tarikan yang bekerja pada partikel individu tanah di permukaan
Hardiyatmo, 2006. Topografi berperanan dalam menentukan kecepatan dan volume
limpasan permukaan. Dua unsur topografi yang berpengaruh terhadap erosi adalah panjang lereng dan kemiringan lereng. Unsur lain yang ,mungkin
berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan arah lereng. Semakin panjang lereng maka volume kelebihan air yang berakumulasi diatasnya
menjadi lebih besar dan kemudian semua turun dengan volume dan kecepatan yang meningkat. Pengamatan di lapang menunjukkan bahwa kemiringan
lereng lebih penting daripada panjang lereng karena pergerakan air serta kemampuannya memecahkan dan membawa partikel tanah akan bertambah
dengan bertambahnya sudut ketajaman lereng Arsyad, 2000 Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi
lebih baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik manusia karena dapat mengurangi erosi.
Sebaliknya, penggundulan hutan di daerah pegunungan merupakan pengaruh buruk karena dapat menyebabkan erosi dan banjir Anonim, 1998.
Menurut Irawan et al., 2002 erosi dan teknik pengelolaan sumberdaya lahan merupakan faktor utama atau penyebab terbesar terjadinya
proses degradasi lahan. Proses erosi dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya alami meliputi: bahan induk tanah, curah hujan, bentuk wilayah kemiringan
lereng, dan kedalaman tanahsolum; sedangkan pengaruh kegiatan manusia, meliputi: jenis vegetasi, penutupan vegetasi, dan penerapan teknik konservasi
tanah dan air. 4
commit to user 5
Sub-DAS Progo Hulu merupakan wilayah volkan dari gunung Sumbing dan gunung Sindoro yang memiliki lahan relatif subur, dengan
ketinggian lebih dari 400 m sampai 3.250 m dpl; kemiringan lahan dari landai, bergelombang, berbukit, agak curam, curam sampai sangat curam; kepadatan
penduduk relatif tinggi dengan mata pencaharian pokok bertani tanaman tembakau, jagung, sayuran, dan padi sawah Proyek Pusat Pengembangan
Pengelolaan DAS, 1990. Di wilayah Sub-DAS Progo Hulu, usahatani berbasis tembakau
selama ini telah membuat petani tidak melakukan diversifikasi usaha. Adanya pertambahan kepadatan penduduk telah mengakibatkan tekanan terhadap
lahan yang mengakibatkan perlakuan over intensif tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air, serta telah merambah pada
pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan fungsi dan kemampuannya yang menyebabkan terjadinya erosi yang parah dan degradasi lahan. Hasil
penelitian petak erosi pada lahan usahatani berbasis tembakau dengan kemiringan 62 besarnya erosi tercatat 53,72 tonhatahun Djajadi et al.,
1994. Sedangkan pada lahan lincat lahan lahan yang tidak produktif untuk tanaman tembakau yang disebakan oleh degradasi lahan penurunan
kesuburan tanah akibat erosi, dan juga serangan patogen yang saling berinteraksi antara Ralstonia solanacearum, Phytophthora nicotianae, dan
lainnya besarnya erosi tercatat 30,22 tonhatahun Djajadi et al., 2002. Menurut Djajadi cit Suyana 2009 bahwa selama ini budidaya
tembakau di lahan kering yang dilakukan petani hanya ditujukan untuk memperoleh produksi yang tinggi. Akibat dari teknik budidaya yang tidak
mengindahkan kaidah konservasi pada kemiringan yang curam dan curah hujan yang tinggi di wilayah ini telah menyebabkan terjadinya erosi yang
parah yang akhirnya mengakibatkan degradasi lahan.
B. Teknologi Konservasi Hedgerows