Tanaman Tembakau PENGARUH TEKNOLOGI KONSERVASI HEDGEROWS PADA TERAS BATU DAN BANGKU MIRING TERHADAP JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR TANAH SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN TEMBAKAU DI SUB DAS PROGO HULU

commit to user 15 pada ketersediaan unsur hara yang ada pada keadaan lingkungan tanah Foth, 1994. Rizosfer ekosistem tanah yang sehat akan dihuni oleh organisme yang menguntungkan yang memanfaatkan substrat organik dari bahan organik atau eksudat tanaman sebagai sumber energi dan nutrisinya. Mikroba tanah berperan sebagai agen peningkat pertumbuhan tanaman plant growth promting agents yang menghasilkan berbagai hormon tumbuh, vitamin dan berbagai asam-asam organik yang berperan penting dalam merangsang pertumbuhan bulu-bulu akar. Salah satu organisme yang penting dalam ekosistem tanah dan berperan sebagai agen peningkat pertumbuhan tanaman adalah rhizobakteri yaitu bakteri yang hidup di rhizosfer tanaman dan mengalami interaksi yang intensif dengan akar tanaman maupun tanah. Hindersah dan Simamarta, 2004. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang sangat menguntungkan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, mendaur ulang hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu penyerapan unsur hara Gunarto, 1990.

D. Tanaman Tembakau

Tembakau temanggung sesuai ditanam di dataran tinggi 700 mdpl sampai dengan 1500 mdpl., curah hujan yang dibutuhkan antara 2.200-3.100 mmtahun dengan 8-9 bulan basah dan 3-4 bulan kering. Daerah penanamannya sampai saat ini masih terpusat di lereng gunung Sumbing dan gunung Sindoro Kabupaten Temanggung Basuki et al., 2000. Menurut Tjirosoepomo cit Basuki et al., 2005 mengelompokkan tembakau kedalam obat-obatan, dengan sistemika sebagai berikut: Divisi : Spermathophyta Sub-Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledomae commit to user 16 Subkelas : sympetale Ordo : Solanales Fanili : Solanaceae Sub famili : Nicotianae Genus : Nicotiana Subgenesus : Tabacum Seksi : Genuinae Spesies :Tabacum Jenis tembakau sangat banyak jumlahnya, sehingga perlu dikelompokan. Kriteria pengelompokan bisa berdasarkan penggunaan, cara pengolahan, budidaya dan lain-lain. Ochse et al. 1961 mengelompokkan tembakau menjadi beberapa tipe yaitu virginia, burley, bright, turki, sumatra, havana, maryland, dan lain-lain. Istilah tipe untuk pengelompokan tersebut sangat relevan dan mudah diterapkan Basuki et al., 2000. Tanaman tembakau Nicotiana tabacum L. pertama kali masuk Indonesia kira-kira tahun 1630, kemudian berkembang ke berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya di lereng gunung Sumbing dan gunung Sindoro Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Melalui proses adaptasi yang cukup lama, akhirnya terbentuk populasi tembakau temanggung yang mempunyai sifat morfologi dan fisiologi yang khas Rochman dan Suwarso, 2000. Menurut Purlani dan Rachman 2000 cit Basuki et al. 2000, berdasarkan mutu yang dihasilkan dan letak daerah penanamannya, tembakau di Temanggung yang berada di lereng gunung Sumbing dan gunung Sindoro dapat dikelompokkan menjadi lima 5 golongan diantaranya: a Tembakau Lamuk, yaitu di daerah lahan tegalan berada di lereng timur gunung Sumbing, pada ketinggian 1.100 mdpl dengan kultivar Kemloko dapat menghasilkan mutu srintil super istimewa; meliputi wilayah kecamatan Tembarak. b Tembakau Lamsi, yaitu di daerah lahan tegalan berada di lereng utara gunung Sumbing, pada ketinggian 1.100 mdpl dengan kultivar Kemloko commit to user 17 dapat menghasilkan mutu srintil istimewa; meliputi wilayah kecamatan Bulu dan Parakan. c Tembakau Paksi, yaitu di daerah lahan tegalan berada di lereng timur gunung Sindoro, pada ketinggian 1.100 mdpl dengan kultivar Kemloko dapat menghasilkan mutu srintil cukup istimewa; meliputi wilayah kecamatan Ngadirojo. d Tembakau Taolo, yaitu di daerah lahan tegalan berada di lereng selatan gunung Sindoro, pada ketinggian 1.100 mdpl dengan kultivar Kemloko dan Sitieng dapat menghasilkan mutu sedang; meliputi wilayah kecamatan Parakan dan Ngadirojo. e Tembakau Tionggang, yaitu di daerah lahan sawah, pada ketinggian 500- 700 mdpl dengan kultivar Sitieng dapat menghasilkan mutu sedang; meliputi wilayah kecamatan Kedu, Tembarak, Bulu, Parakan, dan Ngadirojo. Tembakau temanggung mempunyai ciri aromatis dengan kadar nikotin tinggi 3-8, merupakan ”lauk” untuk rokok kretek yang sulit dicari penggantinya serta berperan sebagai pemberi rasa dan aroma, sehingga hampir semua pabrik rokok kretek membutuhkan tembakau jenis ini. Daun bawah tembakau Temanggung diolah dalam bentuk kerosok sebagai komoditas ekspor dengan nama tembakau kedu VO. Pada tahun 1994 volume ekspor sebesar 192,7 ton dengan nilai 156,5 juta US dan pada tahun 1997 meningkat menjadi 390,5 ton dengan nilai 349,7 juta US mukani dan Isdijoso, 2000. commit to user 18 III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu