Prosedur Penelitian PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS III SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

Kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu diperbaiki. Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Berdasarkan Gambar 3.2 terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan kelas yang diawali dengan perencanaan tindakan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan, atau seperangkat rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku sebagai solusi; penerapan tindakan yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh praktisi sebagai upaya perbaikan, perubahan dan peningkatan yang diinginkan serta merupakan implementasi dari rancangan yang telah dibuat, pada tahapan ini tindakan harus sesuai dengan rancangan dengan tujuan supaya tidak menyimpang dari tujuan yang ingin dicapai; melakukan observasi yaitu aktivitas mengenai proses dan hasil dari suatu tindakan yang dilakukan dan mencatat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, kegiatan ini dilakukan oleh yang mengobservasi atau observer bersamaan dengan pelaksanaan tindakan; yang terakhir melakukan refleksi yang dilaksanakan setelah selesai tindakan. Refleksi dilakukan bersama peneliti, praktisi, observer dan pihak sekolah untuk mengkaji dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan, hal-hal apa saja yang harus dipertahankan dan hal-hal yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Dari hasil refleksi diperoleh suatu kesimpulan untuk memperbaiki atau mempertahankan pola pembelajaran pada siklus berikutnya yang tergambar dalam penyusunan perencanaan berikutnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah berbentuk siklus yang mengacu pada desain yang digunakan yaitu model spiral Kemis dan TaggartWiraatmadja, 2005: 66.Setiap siklus dilakukan dalam satu pertemuan yang terdiri dari dua jam pelajaran. Pada akhir pertemuan diharapkan tercapainya tujuan yaitu meningkatkan pemahaman siswa tentang perubahan sifat-sifat benda.Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Perencanaan Tindakan a. Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu segera diatasi. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi pada pembelajaran, wawancara dengan rekan guru dan siswa, serta mengadakan tes kemampuan tentang sifat-sifat benda. b. Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran siklus belajar. Bagaimana aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu membuat membuat pedoman wawancara bagi guru dan siswa tentang pendapatnya selama pembelajaran model siklus belajar. c. Membuat rencana persiapan pembelajaran RPP untuk setiap siklus d. Menyediakan media pembelajaran dan alat percobaan tentang sifat-sifat benda. e. Membuat alat evaluasi belajar untuk melihat keberhasilan atau peningkatan kemampuan pemahaman siswa setelah menerapkan model siklus belajar yaitu lembar kerja siswa LKS, lembar tes hasil belajar dan lembar aktivitas siswa selama menerapkan model siklus belajar dalam proses pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

a. Fase Eksplorasi

a Diperlihatkan kepada siswa balon yang sudah mengembang dan es batu yang disimpan diudara terbuka. Kemudian ajukan pertanyaan kepada siswa: Apa yang kamu ketahui mengenai benda tersebut? b Semua jawaban siswa ditampung ditulis di papan tulis c Siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya, dan diberi kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuai dengan jawaban mereka. b. Fase Klarifikasi a Guru memperkenalkan macam-macam benda serta perubahannya seperti kayu gelondongan yang dapat diubah menjadi kursi, kertas beserta hasil pemekaran kertas, es, dan air. b Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka mengenai perubahan sifat-sifat benda c Guru memberikan masalah berupa jenis perubahan sifat-sifat benda baik benda padat maupun benda cair. d Siswa mendiskusikan secara berkelompok dan merencanakan penyelidikan e Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menguji rencananya f Siswa mencari tambahan rujukan dari berbagai buku sumber yang tersedia tentang perubahan sifat benda.

c. Fase Aplikasi

a Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan dengan penyajian oleh wakil kelompok dalam diskusi. b Secara bersama-sama siswa merumuskan perubahan sifat-sifat benda. c Secara perseorangan siswa membuat tulisan mengenai perubahan sifat- sifat benda

3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan. Pertama penelitipenulis melakukan observasi selama proses pembelajaran tentang perubahan sifat-sifat benda. Kedua, penelitipenulis merekam data dan membuat catatan lapangan secara lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran perubahan yang terjadi, yang dilakukan dengan : a. Pengecekan kelengkapan fakta yang terjaring selama proses tindakan. b. Mendiskusikan dan pemaknaan data yang dilakukan antara praktisiguru, penelitipenulis, dan pihak lainnya yang terlibat. c. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan berdasar pada analisa data dari proses dalam tindakan sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Learning Cycle Materi Perubahan Sifat Benda, Baik Sementara Maupun Tetap pada Siswa Kelas V SDN Donowarih 02 Kabupaten Malang

0 27 28

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BENDA CAIR DI KELAS III SDN CIKAMUNING KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 3 40

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS IV SDN SABAGI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 35

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR BATANG TUMBUHAN DAN FUNGSINYA DI KELAS IV SDN SABAGI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 40

PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 51

PENGGUNAAN MEDIA MOCK UP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI DAERAH SUMEDANG ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Semester I SDN Gudang Kopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang ).

0 1 49

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV PADA MATERI SIFAT-SIFAT BUNYI (Penelitian Eksperimen Di Kelas IV SDN Gudang Kopi dan SDN Darangdan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 39

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 1 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW MELALUI PUZZLE BERKONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MATERI PENINGGALAN SEJARAH KABUPATEN DI KELAS IV SDN RANCAPURUT KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 53